Mantra Palsu yang Menipu
IKUT PEMILU, KUASAI PARLEMEN, TERAPKAN SYARIAT....
Mantra Palsu yang Menipu
(Oleh: Nasrudin Joha)
Judul tulisan ini adalah sepenggal mantra sesat, diantara banyaknya mantra jahat demokrasi, yang menipu dan menyesatkan pemahaman umat. Demokrasi, tidak ingin umat Islam absen dari hiruk pikuknya. Sebab, tanpa peran serta umat Islam demokrasi pasti limbung, roboh, jatuh bersimbah darah ditelan kekejaman sejarah.
Kenapa disebut mantra sesat? Karena ujaran seperti tertulis dalam judul tulisan adalah seruan yang menyelisihi fakta. Coba kita bongkar satu per satu :
Pertama, mantra sesat ini membuat gambaran seolah-olah parlemen dan eksekutif saat ini mayoritas dikuasai kaum kafir. Sehingga, hipotesanya umat Islam harus ikut memilih dan menempatkan kader Islam agar mampu mewarnai dan menguasai bidak panggung demokrasi.
Nyatanya tidak demikian, sejak periode Soekarno, orde baru Soeharto hingga Orde Reformasi mayoritas Aleg adalah muslim. Eksekutif juga diwarnai pemain muslim, bahkan semua Presiden beragama Islam.
Meskipun demikian, tetap saja syariat Islam ditelantarkan. Tetap saja kepentingan umat Islam dipinggirkan. Tetap saja, hukum Allah Subhanahu Wata'ala selalu diposisikan rendah, bahkan lebih rendah dari hukum warisan penjajah Belanda.
Kedua, ikut pemilu dan menguasai parlemen seolah menjadi kunci kekuasaan Islam dan sarana menegakan syariat Islam. Faktanya tidak demikian.
Ikut pemilu demokrasi hanya menjadi sarana untuk meraih kekuasaan. Siapa yang ikut pemilu, membuka peluang dirinya untuk berkuasa. Itu saja.
Tetapi, demokrasi tidak pernah membuka pintu --meskipun hanya satu inchi-- untuk membiarkan syariat Islam masuk pemerintahan dan mengatur urusan kehidupan bernegara.
Kedaulatan rakyat dalam demokrasi, telah mengunci kedaulatan Allah Subhanahu Wata'ala hanya ditempatkan ada sektor domestik, sektor privat. Syariat Islam hanya dilibatkan dalam urusan nikah, talak dan rujuk.
Sementara itu, untuk urusan mengelola tambang, mengelola sumber daya alam, mengelola sumber penerimaan negara, mengelola pelayanan publik, syariat Islam dipinggirkan.
Itulah sebabnya, betapapun pemilu dan Pilkada sudah dilakukan puluhan bahkan ratusan kali, tetap saja yang menguasai emas Papua adalah Freeport. Tetap saja tambang minyak dan batubara dikuasai swasta dan asing. Tetap saja kehidupan rakyat melarat. Tetap saja masih terjadi kasus busung lapar dan kurang gizi. Tetap saja negara Hutang riba hingga lebih dari 4000 T.
Ketiga, menolak terlibat dalam pemilu demokrasi dituding tidak sejalan dengan semangat perjuangan politik Islam. Faktanya, justru partai politik Islam yang terlibat demokrasi sering mengkhianati umat.
Saat umat menolak pemimpin kafir, partai justru berjibaku membelanya. Saat umat didzalimi dengan Perppu ormas, partai justru diam seribu bahasa --seraya tetap duduk manis dengan menikmati lezatnya kue kekuasaan, sambil ongkang kaki di singgasana kekuasaan-- membiarkan umat sibuk demo sendiri, sibuk aksi 411, 212 dst. Parpol Islam tidak urun apapun bahkan meskipun hanya urun suara.
Sesungguhnya jika Anda serius ingin syariat Islam ditegakkan maka jalannya bukan lewat demokrasi. Sesungguhnya, demokrasi telah membuat tipuan kekuasaan yang membuat para aktivis Islam "terpenjara dalam kubangan kekuasan" dan melupakan tugas mulia memperjuangkan syariat Islam.
Sesungguhnya demokrasi akan segera tersungkur, jika saja umat Islam serius bersama-sama meninggalkannya dan berkonsentrasi menegakkan sistem Islam.
Sesungguhnya revolusi Islam tidak akan pernah muncul dari mimbar-mimbar parlemen, atau ujaran diskusi forum demokrasi. Syariat Islam hanya akan tegak, jika umat ini meneladani Nabi Shalallahu 'Alaihi Wasallam dalam menempuh jalan perjuangan.
Sesungguhnya Nabi Shalallahu 'Alaihi Wasallam berkonsentrasi pada aktivitas dakwah untuk membina umat, berinteraksi dengan umat, mencari dukungan (Nushroh) para ahli Nushroh, dan pada saat yang Allah kehendaki, Nabi mendapat pertolongan sehingga dapat mendirikan daulah Islam yang pertama di Madinah..
Note: Bahkan Malaikat pun Yang Masuk Sistem DemoKERAsi Akan mjd Iblis
(Mahfud MD)
-si penista agama lengser karena kekuatan di luar sistem,bi idznillah & dengan pertolongan Alloh swt.
-bila serius ingin mendapat pertolongan Alloh,serius lah dalam mengikuti jalan yg sdh di contoh kan dengan jelas,jangan pakai jalan lain yg menyelisihi syari'at
-jangan bersikap pragmatis,tetaplah ideologis,meski aqal yg terbatas tidak mampu menjangkau nya.
(pelajaran dari burung pipit yg menolong ibrahim As)
😍بارك الله فيكم
Comments
Post a Comment