Mengenal Berbagai Macam Tahun Baru di Seluruh Dunia
Mengenal Berbagai Macam Tahun Baru di Seluruh Dunia
Andi Pangerang – Pusat Riset Antariksa BRIN
Sabtu, 31 Desember 2022 (7 Jumadil Akhir 1444 H)
Halo #KawanBRIN dan #SobatLAPAN sekalian! Tahukah Kawan dan Sobat? Ternyata di beberapa negara, tahun baru tidak selalu dirayakan setiap 1 Januari loh! Negara mana saja yang merayakan tahun baru dengan tanggal yang berbeda? Berikut ulasannya:
Sebelum mengulas perbedaan tanggal tahun baru di seluruh dunia, mari kita mengenal terlebih dahulu apa itu tahun baru. Istilah tahun baru merujuk pada hari di awal/permulaan tahun yang pada hari tersebut terdapat budaya untuk memperingati berakhirnya masa satu tahun dan menandai dimulainya hitungan tahun berikutnya. Di Indonesia sendiri, tahun baru diperingati setiap tanggal 1 Januari karena mengadopsi kalender Gregorian. Kalender Gregorian menggunakan sistem solar/syamsiah yakni berdasarkan peredaran Bumi mengelilingi Matahari. Kalender Gregorian merupakan “reformasi” dari kalender Julian (365¼ hari) yang digagas Julius Caesar pada 45 SM dikarenakan tanggal-tanggal pada kalender Julian sudah tidak sesuai lagi dengan musim (setiap 128 tahun bergeser 1 hari).
Sehingga diperlukan koreksi sebesar 10 hari dihitung sejak Konsili Nikea II (325 Masehi) hingga tahun 1582 ketika Paus Gregorius XIII menduduki Kepausan, dan menambahkan aturan baru mengenai “abad kabisat” setiap 400 tahun sekali. Sejak seluruh wilayah Indonesia (dahulu Hindia Belanda) dijajah oleh Belanda pada 1912 (ditandai oleh penaklukan Kesultanan Aceh), kemungkinan Belanda menerapkan kalender Gregorian ke seluruh wilayah Indonesia di tahun yang sama (sebelumnya, Belanda telah mengadopsi kalender Gregorian sejak 1582).
Terlampir kalender yang digunakan di Hindia Belanda pada tahun 1918
Meski demikian, beberapa umat beragama di Indonesia juga memperingati tahun barunya sesuai dengan sistem kalender yang mereka gunakan masing-masing. Sebagai contoh Tahun Baru Islam yang jatuh pada 1 Muharram, selalu berselisih 10-12 hari terhadap kalender Masehi, atau Tahun Baru Saka (Hari Raya Nyepi) yang jatuh di sekitar bulan Maret-April dengan tanggal bervariasi (karena menggunakan sistem lunisolar, kombinasi lunar/kamariah dan solar/syamsiah).
Lalu, bagaimana dengan negara-negara lainnya? Setiap negara ataupun bangsa memiliki tahun barunya masing-masing yang disesuaikan dengan budaya dan kalender yang digunakan. Ada beberapa tahun baru yang tidak dirayakan pada 1 Januari dalam kalender Gregorian, di antaranya:
Tahun Baru Hijriah/Islam (Ra’su as-Sanah)
Diperingati pada hari pertama bulan Muharram, bulan pertama kalender Hijriah. Penentuan hari pertama dilakukan dengan pengamatan bulan sabit muda (hilal) setelah Matahari terbenam setelah fase Bulan Baru/Konjungsi/Ijtimak. Sistem yang digunakan adalah lunar/kamariah, yakni berbasis peredaran Bulan mengelilingi Bumi. Satu tahun terdiri dari 12 bulan dengan jumlah hari rata-rata 354,367 hari sehingga berselisih rata-rata 11 hari dengan kalender Masehi. Setiap 32-33 tahun sekali, Tahun Baru Hijriah beriringan dengan Tahun Baru Masehi. Terakhir kali Diperingati di awal tahun 1976 dan akhir tahun 2008 dan berulang kembali di awal tahun 2041 dan akhir 2073. Penomoran tahun dimulai sejak peristiwa Hijrah (perpindahan) Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah pada 622 M. Tahun baru ini diperingati oleh sebagian besar negara-negara bermayoritas Muslim (termasuk Indonesia), kecuali di Arab Saudi, tidak dijadikan sebagai hari libur nasional karena hari libur nasional di sana hanya Idul Fitri dan Idul Adha.
Tahun Baru Jawa [Suronan]
Tadinya, tahun baru Jawa diperingati sama seperti tahun baru Saka yakni di tanggal pertama fase paroterang (suklapaksa) bulan Kadasa/Caitra. Sejak raja Mataram Islam, Sultan Agung mengadopsi kalender Hijriah untuk sistem penanggalan Jawa pada 8 Juli 1633 (1 Muharram 1043 H), tahun baru Jawa diperingati beriringan dengan tahun baru Hijriah dengan perbedaan 1-2 hari. Hal ini dikarenakan sistem kalender Jawa yang murni aritmatis (berslang-seling 30 dan 29 hari) dan tidak berdasarkan ketampakan hilal sebagaimana kalender Hijriah. Bulan pertama dalam kalender Jawa, yakni Suro/Sura berasosiasi dengan bulan Muharram dalam kalender Hijriah. Penamaan “Suro” merujuk pada hari Asyura, hari kesepuluh pada bulan Muharram yang disunahkan untuk berpuasa. Penomoran tahun Jawa meneruskan tahun Saka di tahun 1633, yakni tahun Jawa 1555 yang berasosiasi dengan tahun Hijriah 1043. Dikarenakan tahun Jawa menggunakan sistem lunar, maka angka tahunnya selalu berselisih 512 tahun dengan tahun Hijriah. Tahun baru ini diperingati oleh komunitas Kejawen yang masih melestarikan tradisi.
Pabaru Sunda
Tadinya, tahun baru Sunda juga diperingati seperti tahun baru Jawa pra-Sultan Agung, yakni di tanggal pertama fase paroterang (suklapaksa) bulan Kadasa/Caitra seperti tahun baru Saka. Sejak Sultan Banten, Ageng Tirtayasa mengadopsi kalender Sunda untuk sistem penanggalan Sunda pada 8 Oktober 1526 (1 Muharram 933 H), tahun baru Sunda mula-mula diperingati beriringan dengan tahun baru Hijriah dengan perbedaan 1-2 hari. Hal ini dikarenakan sistem kalender Sunda yang murni aritmatis (berslang-seling 30 dan 29 hari) dan tidak berdasarkan ketampakan hilal sebagaimana kalender Hijriah. Bulan pertama dalam kalender Sunda, Kartika, mula-mula berasosiasi dengan bulan Muharram dalam kalender Hijriah. Dikarenakan penghilangan 10 hari pada Oktober 1582, ditambah dengan penambahan 3 hari sejak berlakunya kalender Gregorian hingga ke zaman ketika Ali Sastramidjaja merunut kalender Sunda pada 1982, awal bulan menjadi bergeser maju 23 hari menjadi ketika fase Perbani Awal di bulan Zulhijjah. Penomoran tahun Sunda meneruskan tahun Saka di tahun 1526, yakni tahun Sunda 1448 yang berasosiasi dengan tahun Hijriah 933. Dikarenakan tahun Sunda menggunakan sistem lunar, maka angka tahunnya selalu berselisih 515 tahun dengan tahun Hijriah. Tahun baru ini diperingati oleh komunitas pegiat budaya Sunda yang masih melestarikan tradisi Sunda.
Tahun Baru Saka (Hari Raya Nyepi)
Diperingati di hari pertama paroterang (suklapaksa) bulan Kadasa/Caitra, yang jatuh di sekitar awal Maret – awal April. Sistem yang digunakan adalah lunisolar, sehingga tanggal Diperingatinya tahun baru selalu berbeda-beda setiap tahun tetapi masih dalam rentang tersebut. Tahun baru ini diperingati oleh umat Hindu di Indonesia (yang benar-benar menganut agama Tirta/Hindu Dharma, bukan Hindu dari India). Penomoran tahun dimulai sejak tahun 78 Masehi yang disebut juga epoh Saka/Salihwana. Meskipun demikian, peringatan Tahun Baru Saka ini juga berakar dari peringatan tahun baru candra/lunar umat Hindu di India dengan penomoran tahun dimulai sejak tahun 57 SM yang disebut juga epoh Wikrama.
Diwali / Deepawali
Diperingati di hari pertama paroterang (suklapaksa) bulan Kartika, yang jatuh di sekitar awal Oktober – awal November. Sistem yang digunakan adalah lunisolar, sehingga tanggal Diperingatinya tahun baru selalu berbeda-beda setiap tahun tetapi masih dalam rentang tersebut. Tahun baru ini diperingati oleh umat Hindu di India dan sebagian umat Hindu di Indonesia yang tidak menganut agama Tirta/Hindu Dharma. Penomoran tahun dimulai sejak tahun 57 SM yang disebut juga epoh Wikrama (Vikrama Samvat). Diwali ini juga menjadi Tahun Baru Gujarat, dinamai dari salah satu provinsi di India bagian barat.
Tahun Baru Nasional India (Mesha Sankranti)
Diperingati setiap tanggal 13 atau 14 April, saat Matahari berada di konstelasi Aries secara sideris. Sideris yang dimaksud adalah bujur nol ekliptika sesuai dengan posisi Hamal (Alfa Arietis) di langit. Periode sideris Bumi mengelilingi Matahari sebesar 365 hari 6 jam 9 menit 10 detik. Sedangkan, periode tropis Bumi mengelilingi Matahari sebesar 365 hari 5 jam 48 menit 46 detik. Terdapat selisih 11 menit 14 detik setiap tahun yang mana selisih ini terakumulasi menjadi 1 hari setelah 72 tahun. Tahun baru ini diperingati oleh umat Hindu di India sebagai tahun baru surya/solar. Negara lain seperti Bangladesh dan Srilanka juga memperingati tahun baru ini di tanggal yang sama. Penomoran tahun dimulai sejak tahun 78 Masehi yang disebut juga epoh Saka/Salihwana.
Tahun Baru Nepal (Swanti)
Diperingati di hari pertama paroterang (suklapaksa) bulan Kachhala (berasosiasi dengan bulan Kartika pada kalender lunar India), yang jatuh di sekitar awal Oktober – awal November. Sistem yang digunakan adalah lunisolar, sehingga tanggal Diperingatinya tahun baru selalu berbeda-beda setiap tahun tetapi masih dalam rentang tersebut. Tahun baru ini diperingati oleh warga Nepal. Penomoran tahun dimulai sejak tahun 879 Masehi atau disebut juga epoh Nepal (Nepal Sambat). Tahun Baru Nepal berasosiasi dengan Tahun Baru Gujarat / Diwali karena jatuh di tanggal yang sama.
Tahun Baru Ibrani (Rosh HaShanah)
Diperingati pada tanggal pertama bulan ketujuh dalam kalender Ibrani, Tishrei/Tisyri, yang jatuh di sekitar awal September – awal Oktober. Tahun Baru Ibrani sendiri dibagi menjadi empat: Tahun Baru Keagamaan, jatuh pada tanggal pertama bulan pertama dalam kalender Ibrani, Nisan; Tahun Baru Sipil (yang menjadi Tahun Baru Ibrani); Tahun Baru Hewan, jatuh pada tanggal pertama bulan keenam dalam kalender Ibrani, Elul; dan Tahun Baru Tumbuhan, jatuh pada tanggal kelima belas bulan kesepuluh dalam kalender Ibrani, Shevat/Syebat. Tetapi yang lazim diperingati dan menjadi hari libur nasional Israel maupun diaspora Israel adalah Tahun Baru Sipil. Sistem yang digunakan adalah lunisolar aritmatik (hanya murni hitungan, berselang-seling 30-29 hari) sejak era Rabbi Amoraim (200-500 M), menggantikan sistem lunisolar observatif (berbasis pengamatan hilal seperti kalender Hijriah, yang keduanya berakar dari kalender Babilonia) yang terakhir digunakan pada era Rabbi Tannaim (10-200 M). Penomoran tahun dimulai sejak tahun 3761 SM, ditandai sebagai era Eksodus, ketika umat Musa keluar dari tanah Mesir menuju Tanah yang Dijanjikan, tanah Kanaan (Palestina / Cisjordan).
Tahun Baru Cina/Imlek (Xincia), Korea (Seollal) dan Vietnam (Tet Nguyen Dan)
Diperingati pada fase Bulan Baru saat Matahari berada di konstelasi Akuarius secara tropis (antara 22 Januari – 19 Februari). Perbedaan dengan sideris adalah, tropis menggunakan titik Ekuinoks Vernal atau titik pertama Aries/Hamal sebagai bujur nol ekliptika. Dengan kata lain, bujur nol ekliptika menjadi Sistem yang digunakan adalah lunisolar, sehingga tanggal Diperingatinya tahun baru selalu berbeda-beda setiap tahun tetapi masih dalam rentang tanggal tersebut. Tahun baru ini masih diperingati oleh negara-negara yang menggunakan sistem kalender Imlek, seperti Tiongkok, Rep. Tiongkok (Formosa), Korea Utara, Korea Selatan dan Vietnam, maupun oleh etnis Tionghoa dan keturunannya di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Nama tahun dalam kalender Imlek lazim menggunakan 12 hewan mitologis yang disebut Shio dan 5 elemen dasar di dalam Fengsui (Api, Tanah, Logam, Air dan Kayu). Meskipun, di Indonesia, tahun Imlek lazim dinomori dengan epoh (penanda era) Kelahiran Konfusius/Kongzi/Konghuchu pada 551 SM.
Tahun Baru Ortodoks
Tahun Baru Ortodoks sebenarnya menggunakan tanggal yang sama dengan tahun baru Masehi pada umumnya, yakni 1 Januari. Yang membedakannya adalah, tahun baru Ortodoks menggunakan sistem Julian (sistem kalender Masehi lama, sebelum 1582) sedangkan tahun baru Masehi menggunakan sistem Gregorian. Yang membedakan antara sistem Julian dengan Gregorian adalah, Gregorian menerapkan penghapusan tanggal kabisat (29 Februari) untuk tahun abad yang tidak habis dibagi 400. Sedangkan, Julian tidak menerapkan penghapusan tersebut, sehingga setiap 400 tahun akan berselisih 3 hari. Untuk abad ke-20 dan ke-21, tahun baru Ortodoks diperingati pada 14 Januari (dalam sistem Gregorian) dan di abad berikutnya, tahun baru Ortodoks diperingati pada 15 Januari. Tahun baru ini diperingati oleh umat Kristen Ortodoks di beberapa negara seperti Palestina, Yordania, Armenia, Belarusia, Uzbekistan, Bosnia dan Herzegovina, Georgia, Azerbaijan, Kazakhstan, Montenegro, Moldova, Ukraina (diperingati sebagai Malanka), Wales (diperingati sebagai Hen Galan) dan Swiss (sebagai alter Silvester). Penomoran tahun sama seperti tahun baru Gregorian yakni saat kelahiran Yesus Kristus pada tahun 1 Masehi.
Tahun Baru Rusia (Novy God)
Meskipun peringatan Natal di Rusia–yang notabene mayoritas beragama Kristen Ortodoks–jatuh pada 25 Desember dalam kalender Julian (berasosiasi dengan 7 Desember dalam kalender Gregorian, disebut juga Epifani), tahun baru di Rusia tetap menggunakan kalender Gregorian yakni pada 1 Januari. Pada mulanya, di tahun 1492, Kekaisaran Rusia memperingati tahun barunya setiap 1 September dalam kalender Julian. Hal ini mengacu pada kalender Bizantium / Romawi Timur yang memperingati tahun barunya pada 29 Agustus dalam kalender Julian, ditambah pergeseran 3 hari sejak Konsili Nikea II di tahun 325 Masehi. Sejak tahun 1700, Kekaisaran Rusia dibawah Peter I / Peter Agung mulai menerapkan kalender Gregorian. Tetapi, untuk peringatan Natal tetap menggunakan kalender Julian. Saat itu, Natal jatuh di tanggal 4 Januari atau tiga hari sebelum Tahun Baru Gregorian / Masehi. Oleh karenanya, peringatan tahun baru di Rusia disemarakkan oleh pohon cemara yang dihias menyerupai Pohon Natal dan menyebutnya sebagai Pohon Tahun Baru.
Tahun Baru Qibti/Koptik (Nayrouz)
Diperingati setiap tanggal pertama bulan pertama kalender Koptik, Thout. Tanggal ini berasosiasi dengan 29 Juli dalam kalender Julian, yang pada abad ke-20 dan ke-21 berasosiasi dengan 11 September dalam kalender Gregorian. Sistem yang digunakan adalah sistem Julian, seperti yang digunakan oleh Kristen Ortodoks. Penomoran tahun dimulai pada tahun 284 Masehi, disebut juga epoh Martir atau epoh Diokletianus, merujuk pada peristiwa Penganiayaan Besar terhadap umat Kristen Koptik yang dilakukan oleh Kaisar Romawi saat itu, Gaius Aurelius Valerius Diokletianus. Tahun baru ini diperingati oleh umat Kristen di Mesir, Sudan, Sudan Selatan, Libya dan beberapa negara Barat yang terdapat Gereja Koptik.
Tahun Baru Ethiopia (Enkutatash)
Diperingati setiap tanggal pertama bulan pertama kalender Ethiopia, Maskaram yang berasosiasi dengan bulan Thout pada kalender Koptik. Tanggal ini berasosiasi dengan 29 Juli dalam kalender Julian, yang pada abad ke-20 dan ke-21 berasosiasi dengan 11 September dalam kalender Gregorian. Sistem yang digunakan adalah sistem Julian, seperti yang digunakan oleh Kristen Ortodoks. Penomoran tahun dimulai pada tahun 8 Masehi, disebut juga epoh Inkarnasi, merujuk pada kelahiran Yesus Kristus menurut Annianus dari Alexandria. Tahun baru ini diperingati oleh umat Kristen di Ethiopia dan Eritrea.
Nowruz (Tahun Baru Persia)
Diperingati di sekitar Ekuinoks Maret yakni antara 20 atau 21 Maret saat Matahari berada di konstelasi Aries secara tropis. Sistem yang digunakan adalah syamsiah/solar, dengan angka tahun mengikuti sistem Hijri Syamsiah (Tahun Masehi dikurang 622). Tahun baru ini hanya diperingati secara tradisional di negara-negara yang sebelumnya memiliki pengaruh kerajaan Persia seperti Iran, Azerbaijan, Kurdistan, negara-negara di Asia Tengah, Turki, Pakistan dan beberapa negara bagian di India. Nowruz menandai hari pertama di bulan pertama kalender Persia, Favardin. Perbedaan dengan sistem Gregorian, kalender Persia menggunakan penghapusan tanggal kabisat setiap 128 tahun sekali. Inilah yang membuat rata-rata satu tahun kalender Persia (365,2421875 hari) lebih dekat dengan satu tahun tropis (365,2421978 hari) dibandingkan dengan rata-rata satu tahun kalender Gregorian (365,2425 hari).
Tahun Baru Assyiria (Kha b’Nisan / Resha d’Sheta)
Diperingati setiap tanggal 1 April dalam kalender Gregorian. Pada mulanya, bangsa Assyiria memperingati tahun baru setiap Ekuinoks Vernal yang jatuh pada 21 Maret dalam kalender Julian. Dikarenakan penerapan kalender Gregorian di abad ke-18, tanggal 21 Maret dalam kalender Julian menjadi 1 April dalam kalender Gregorian atau bertambah 11 hari. Sejak saat itu, tahun baru Assyiria diperingati setiap tanggal 1 April. Sistem yang digunakan adalah sistem solar yang sama seperti Gregorian. Tahun baru ini diperingati oleh umat Kristen Assyiria di Irak bagian utara. Penomoran tahun dimulai pada tahun 4751 SM.
Tahun Baru Tibet (Losar)
Diperingati pada fase Bulan Baru saat Matahari berada di konstelasi Pisces secara tropis (20 Februari – 20 Maret). Terkadang, Losar dapat diperingati bersamaan dengan Xincia seperti di tahun 2010, 2013, 2015, 2016, 2018, 2019, dan 2021. Tetapi, terkadang juga berbeda satu bulan dengan Xincia karena sistem penyisipan bulan kabisat yang berbeda. Penamaan tahun sama seperti tahun Imlek, yakni menggunakan Shio dan Lima Elemen. Penomoran tahun dimulai sejak 127 SM ketika Kaisar Nyatri Tsenpo berkuasa di era Dinasti Yarlung. Tahun baru ini diperingati oleh umat Buddhisme di Tibet.
Tahun Baru Mongolia (Tsaagansar)
Diperingati pada fase Bulan Baru di sekitar bulan Februari. Terkadang, Tsaagansar dapat diperingati beriringan dengan Xincia (dengan selisih 1-2 hari) seperti di tahun 2013, 2014, 2016, 2018, 2019, 2021, dan 2022. terkadang juga berbeda satu bulan dengan Xincia karena sistem penyisipan bulan kabisat yang berbeda. Penamaan tahun sama seperti tahun Imlek, yakni menggunakan Shio dan Lima Elemen.
Tahun Baru Buddhisme (Songkram, Sankranti)
Berbeda dengan Losar, Songkram diperingati setiap tanggal 1 bulan pertama kalender Buddhisme yakni Cetta (Caitra) yang selalu jatuh antara bulan Maret-April saat Matahari berada di konstelasi Aries. Penomoran tahun dimulai saat Sang Buddha (Sidharta Gautama) lahir pada 543 SM. Tahun baru ini diperingati oleh umat Buddha Theravada yang sebagian besar berada di negara-negara AsIa Tenggara seperti Thailand, Kamboja, Laos, Myanmar, dan Indonesia. Di Indonesia, tahun baru ini tidak dijadikan sebagai hari libur nasional karena tidak terkait dengan peringatan keagamaan, sehingga yang dijadikan hari libur nasional adalah Hari Raya Waisak (Waisaka Puja) pada fase Purnama pertengahan bulan Waisaka (sekitar awal Mei-awal Juni).
Tahun Baru Nasional Thailand (Songkran)
Sebelum tahun 1888, Thailand mengadopsi kalender Buddhis sebagai kalender nasional mereka. Sejak Rama V (Raja Chulalongkorn) mengadopsi kalender solar d tahun 1888, Thailand tidak lagi menjadikan Tahun Baru Buddhisme sebagai tahun baru nasional mereka, melainkan menggunakan Mesha Sankranti sebagaimana yang digunakan di India. Diperingati setiap tanggal 13 atau 14 April, saat Matahari berada di konstelasi Aries secara sideris. Sideris yang dimaksud adalah bujur nol ekliptika sesuai dengan posisi Hamal (Alfa Arietis) di langit. Periode sideris Bumi mengelilingi Matahari sebesar 365 hari 6 jam 9 menit 10 detik. Sedangkan, periode tropis Bumi mengelilingi Matahari sebesar 365 hari 5 jam 48 menit 46 detik. Terdapat selisih 11 menit 14 detik setiap tahun yang mana selisih ini terakumulasi menjadi 1 hari setelah 72 tahun. Tahun baru ini diperingati oleh warga Thailand. Penomoran tahun dimulai dimulai saat Sang Buddha (Sidharta Gautama) lahir pada 543 SM.
Terlampir juga daftar tahun baru di berbagai kalender selama tahun 2023
Demikian ulasan mengenai berbagai tahun baru di seluruh dunia. Semoga bermanfaat bagi #KawanBRIN dan #SobatAntariksa semua. Selamat menyongsong tahun baru 2023 dengan harapan dan semangat baru! Tetap sehat, tetap semangat dan Salam Antariksa!
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid0yd8htEsNcYBs2UMJq6sgLLVDGFw1HgjgzuwqD1osuWzdYpgYeAX7nC7fnjW5YnPCl&id=100001035075338&mibextid=Nif5oz
Comments
Post a Comment