MENJAWAB KERAGUAN BER- N.U.
*MENJAWAB KERAGUAN BER- N.U.*
_Oleh : KH Cep Herry Syarifudin (Pengasuh Pondok Pesantren Sabilurrahim Mekarsari Cileungsi Bogor)_
1. NU bukan sekedar organisasi atau perkumpulan, tapi ia adalah potret Islam yang rahmatan lil'alamin. Maka berkhidmah di NU mendatangkan keberkahan dan kemaslahatan bagi agama dan bangsa.
2. Jangan hiraukan anggapan ngawur yang menyatakan " tidak usah NU-NU an, yang penting Ahlussunah wal Jama'ah. Ini sangat keliru. Sebab jika faham Aswaja tidak diperjuangkan dalam sebuah organisasi, maka faham itu bisa saja hilang. Seperti Negeri Hijaz (sebelum diganti dengan nama Arab Saudi) yang awalnya menganut Aswaja. Namun setelah dikuasai oleh Raja Ibnu Sa'ud yang berpahaman Wahabi, maka paham Aswaja serta merta diganti dengan paham Wahabi, akhirnya nasib paham Aswaja tersingkir dari Arab Saudi. Tapi jika paham Aswaja diwadahi dan dirawat oleh sebuah organisasi seperti halnya NU di Indonesia, maka paham Aswaja akan bisa tetap eksis.
3. Tidak setiap yang tradisinya Aswaja, itu N.U. Seseorang dianggap ber-NU jika memiliki setidaknya 3 komponen yaitu amaliyah atau tradisinya Aswaja, juga harakah (gerakan) dan fikrah (pola pikir)nya juga harus sesuai dengan ajaran NU.
4. NU organisasi yang penuh berkah dan diridhai oleh Allah dan Rasul-Nya karena berjasa pada dunia Islam telah menyelamatkan makam Rasulullah Saw dari penggusuran Raja Arab Saudi yang menganut faham Wahabi.
5. NU berjasa besar pada negara dan bangsa ini. Para ulama NU dan pengikutnya telah ikut berjuang merebut kemerdekaan RI dari tangan penjajah serta mempertahankan kemerdekaan dari serangan tentara sekutu dan Belanda yang ingin berkuasa kembali. Juga mendidik dan mencerdaskan anak bangsa lewat lembaga pesantren dan sekolah, ikut mensukseskan program-program pemerintah.
6. NU selalu dilindungi oleh Allah dan para kekasihnya (waliyullah) melalui berkah dakwah, perjuangan dan dzikir istighosah warga NU (Nahdhiyin dan Nahdhiyyat). Maka siapa yang membenci NU pasti akan hancur. Sejarah membuktikan mulai dari kelompok Masyumi, DI/TII, PKI, Penguasa Orde Baru, ha te 1 dan ef pe 1, semua yang membenci NU tersebut sudah bubar.
7. NU itu organisasi terbesar di Indonesia dan dunia. Menurut survei LSI (Lembaga Survei Indonesia) tahun 2019, NU memiliki pengikut sekitar 49,5 % alias setengah warga Indonesia adalah NU. sedangkan Muhammadiyah hanya 4 %, dan golongan yang selalu nyinyir kepada pemerintah yakni kelompok 212 itu hanya 0.7 % dan ef pe 1 hanya 0.4 %. Jadi NU sangat mudah diterima oleh sebagian besar rakyat Indonesia karena ajaran-ajaran yang moderat, menghargai perbedaan keyakinan, mengapresiasi budaya dan mengembangkan dakwah yang sejuk, ramah, dan menggembirakan.
Alhamdulillah di dunia internasional, cabang-cabang istimewa NU (PCINU) sudah berdiri di lebih dari 20 negara termasuk di negara yang menjadi asal dan basis paham Wahabi yakni Arab Saudi. Ini menandakan NU banyak diterima oleh warga negara lain sebagai organisasi Islam yang moderat, santun dan mengusung perdamaian dunia.
8. Kendati NU sebagai organisasi terbesar di Indonesia yang pernah didiskreditkan, ditindas atau dipinggirkan perannya oleh Penguasa Orde Baru, tapi NU dengan doktrin Aswajanya tidak ada niat sekalipun untuk memberontak terhadap pemerintah yang sah atau mengganti sistem pemerintahan dengan sistem khilafah. Warga NU taat terhadap instruksi Rasulullah Saw yang menyatakan wajib hukumnya untuk taat dan mendengar kebijakan-kebijakan pemerintah yang sah baik kebijakannya itu disukai atau tidak, selama pemerintah tersebut tidak menyuruh kepada kemaksiatan. Kemudian, bagi NU dasar negara Pancasila ini sudah final dan sesuai butiran sila-silanya dengan intisari ajaran Islam.
9. Tidak benar NU itu hanya amar makruf (menyuruh kebaikan) saja, tapi tidak nahi mungkar (melarang kemungkaran/kemaksiatan). Sejatinya ulama NU menyadarkan orang dari kemaksiatan itu dengan cara yang bijak, lembut, merangkul bukan memukul, ramah bukan dengan marah, berdakwahnya menggunakan fiqh dakwah ala Rasulullah Saw sehingga orang yang jahat atau tukang maksiat itu disentuh sisi-sisi kemanusiaannya, merubahnya secara bertahap, membalas keburukannya dengan kebaikan, mendoakannya dengan tulus. Dengan begitu pendosa tersebut dapat insyaf dan bertaubat kepada Allah dengan penuh kesadaran bukan paksaan.
10. Siapa yang mengurus dan memperjuangkan NU, niscaya akan berkah usahanya. Pembuat lambang NU, KH Ridwan Abdullah berkata : "Jangan takut tidak makan kalau berjuang mengurus NU. Yakinlah ! Kalau sampai tidak makan, komplain aku jika aku masih hidup. Tapi kalau aku sudah mati, maka tagihlah ke batu nisanku."
Selain itu, pejuang NU tersebut akan diakui sebagai santri Hadrotus Syaikh KH.Hasyim Asy'ari, serta ia dan keturunannya didoakan oleh pendiri NU tersebut sebagai hamba Allah yang soleh-solehah dan husnul khatimah.
11. Ajaran Aswaja NU itu mengikuti ajaran-ajaran Imam Abul Hasan al-Asy'ari dan Imam Abu Manshur al-Maturidy dalam ilmu tauhid, lalu menganut salah satu mazhab yang empat (Mazhab Syafi'i, Maliki, Hanafi atau Hambali) dalam ilmu fiqh serta mengikuti ajaran Imam Al-Ghazali dan Imam Junaid al-Baghdadi dalam ilmu tasawuf (akhlaq).
12. Bagi NU, sekalipun berbeda pendapat, agama, suku, ras, paham/aliran, golongan ataupun partai selama tidak mengusik, merongrong atau mengganti Pancasila, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika, maka dianggap saudara sebangsa setanah air, tidak akan dihalangi, bahkan diajak bersama-sama berjuang dan berkompetisi dalam kebaikan (fastabiqul khoirot).
Tapi jika ada pihak yang coba-coba merongrong keutuhan NKRI, bahkan ingin mengganti sistem negara kesatuan dengan khilafah, maka sudah pasti NU dan warganya tidak akan tinggal diam.
Karena itu, Banser itu tidak sembarang mengusir pengajian. Yang pernah diusir atau dibubarkan itu adalah pengajian yang isinya menghasut massa untuk menegakkan sistem khilafah, mengganti Pancasila dan mengkafirkan golongan yang tak sepaham, mengharamkan penghormatan kepada bendera merah putih serta menganggap pemerintah itu thoghut (sesembahan).
13. NU sangat berkomitmen dan bertanggung jawab menjaga keutuhan NKRI. Salah satu ikhtiarnya adalah menjaga tempat-tempat ibadah non Muslim saat perayaan hari besar mereka. Jika tidak dijaga, dikhawatirkan akan dijadikan sasaran empuk oleh para penjahat bangsa yang ingin menguasai negeri yang indah dan kaya dengan sumber daya alamnya ini dengan cara mengadu domba antar pemeluk agama. Seperti pemboman di berbagai gereja yang bisa dijadikan pemantik adu domba antara umat Islam dan Kristiani. Kalau sudah bisa diadu domba, maka keamanan negara ini akan kacau, keutuhan NKRI akan terancam serta investor dan wisatawan asing pun lari atau enggan datang ke Indonesia. Ini semua akan merugikan seluruh sendi kehidupan rakyat Indonesia.
14. Sebagai organisasi terbesar dengan berbagai capaian keberhasilan dan kiprah nyata yang luar biasa bagi agama, bangsa dan dunia, tentulah banyak pihak yang tidak suka kepada NU. Maka tidak aneh jika banyak fitnah, caci maki, intimidasi dan gangguan yang diterima oleh ulama NU dan pengikutnya. Karena itu jika berjuang di NU haruslah sabar, Istiqomah dan tawakkal. Banyak pihak yang mencoba mengelabui warga NU dengan berbagai informasi menyesatkan seolah-olah NU itu lemah, tidak punya kekuatan, ketinggalan zaman dan tradisional. Padahal sesungguhnya NU itu terbesar, pondasi masyarakatnya kuat, dan tetap survival alias digjaya dengan perlindungan Allah walau banyak cobaan dan rintangan yang dihadapi.
Ingatlah pesan salah satu pendiri NU, KH. Wahab Hasbullah yakni:
"Kekuatan NU itu ibarat senjata adalah meriam, betul-betul meriam. Tetapi digoncangkan hati mereka oleh propaganda luar yang menghasut seolah-olah senjata itu bukan meriam tetapi hanya gelugu alias batang pohon kelapa sebagai meriam tiruan. Pemimpin NU yang tolol itu tidak sadar siasat lawan dalam menjatuhkan NU melalui cara membuat pemimpin NU ragu-ragu akan kekuatannya sendiri."
15. Banyak ulama luar negeri yang menyatakan bahwa kalau tidak ada NU, maka tradisi Aswaja sudah punah. Berkat dijaga, dirawat, diajarkan dan dilestarikan oleh para ulama NU dan pengikutnya, maka tradisi Aswaja seperti tahlilan, ziarah kubur, tawassulan, tabarrukan, Maulidan, Rajaban, Halal bi Halal, nujuh bulan dan semacamnya itu tetap terpelihara dan diamalkan oleh penganut Aswaja di Indonesia.
Bahkan berdirinya NU itu sendiri dimaksudkan untuk membendung gencarnya penyebaran faham Wahabi yang keras, kaku dan picik, suka mengkafirkan dan membid'ahkan orang lain.
16. Masih banyak orang yang tidak paham istilah "Islam Nusantara", di mana oleh pihak pembenci NU dipropagandakan bahwa Islam Nusantara adalah agama baru, mazhab baru, ajaran sesat, bahkan menakut-nakuti nanti bacaan sholat diganti dengan bahasa Indonesia. Ini semua anggapan yang sesat dan menyesatkan.
Sesungguhnya Islam Nusantara itu gabungan kata (tarkib Idhofi) yang menyimpan makna "fi" (di) di tengahnya, sehingga bermakna "Islam (di) Nusantara/Indonesia". Seperti Islam Mesir maknanya Islam (di) Mesir. Islam Turki maknanya Islam (di) Turki. Jadi Islam Nusantara bukan agama baru atau mazhab baru, tetapi hakekatnya budaya-budaya Nusantara yang sudah diwarnai dengan ajaran-ajaran Islam. Contohnya bedug sebagai penanda datangnya waktu sholat, atap mesjid berbentuk limasan, peci hitam, sarung atau baju batik yang dipakai untuk menutupi aurat saat shalat, tradisi selamatan, tahlilan, nujuh bulan, dan sejenisnya. Itu semua adalah berasal dari budaya asli Nusantara yang sudah dipengaruhi oleh ajaran Islam. Itulah pengertian Islam Nusantara yang sesungguhnya.
17. Ulama NU yang berpolitik atau yang mendekati pemerintah pusat maupun daerah seringkali dituduh oleh pihak lain sebagai ulama su' (jahat) atau ulama dunia. Tuduhan ini tidak benar. Karena diakui atau tidak perlu ada ulama yang berpolitik untuk ikut mempengaruhi atau membuat kebijakan maupun undang-undang yang membawa kemaslahatan umum. Gus Baha berkata : "Seribu fatwa ataupun ceramah tentang penutupan tempat prostitusi tidak akan ada pengaruhnya. Justru masih kalah oleh tanda tangan anggota dewan atau pejabat untuk menutup lokalisasi tersebut."
Selain itu juga pengesahan UU Pesantren, insentif untuk para guru ngaji, gerakan Maghrib mengaji, penambahan kuota haji, pengesahan UU pernikahan, perbankan syariah,zakat, wakaf, dan sebagainya itu semua bisa berhasil diperjuangkan berkat kerja keras para ulama/cendekiawan Muslim yang terjun dalam perpolitikan.
Di sisi lain, tentunya lebih baik pemerintah didekati oleh para ulama ketimbang didekati oleh politisi busuk atau konglomerat hitam. Yang penting kedekatan dengan pemerintah itu bertujuan untuk kemaslahatan masyarakat, bukan untuk kepentingan pribadi, atau mendapat jabatan atau fasilitas tertentu.
18. Ikut NU akan aman agamanya, bangsa dan negaranya. Aman agamanya berarti keyakinan seseorang itu menganut paham Ahlussunah wal Jama'ah yang dijamin oleh Nabi Muhammad Saw sebagai golongan selamat (firqotun najiyyah) dan bakal masuk surga, tuntutan beragamanya (berkeyakinan, beribadah dan berprilaku) jelas sanad keilmuannya bersambung hingga ke Rasulullah Saw.
Selain itu juga bangsa dan NKRI juga aman. Sebab ulama NU mengajarkan warganya untuk cinta tanah air. Sesuai dengan semboyan perjuangan dari KH Hasyim Asy'ari yaitu "Hubbul wathon minal iman" (cinta tanah air itu sebagian dari iman). Sehingga semua warga NU harus setia, dan memperjuangkan kesatuan dan keutuhan tanah air ini serta membelanya dari segala usaha pihak-pihak yang ingin memecah-belah bangsa.
19. Di akhir zaman yang penuh fitnah ini, kita dianjurkan oleh Rasulullah Saw untuk merapat dan terlibat dalam golongan terbesar (as-Sawadul A'zham) (H.R. Ibnu Majah), karena pada jumlah yang sangat besar itu, Nabi Saw menjamin tidak mungkin umatnya bersepakat dalam kesesatan (H.R.at-Tirmidzy, At-Thabrani dan Al-Hakim). Sedangkan organisasi terbesar di Indonesia tiada lain adalah Nahdlatul Ulama (NU). Secara tidak langsung berdasarkan petunjuk hadits tadi, umat Islam di Indonesia dianjurkan untuk bergabung dalam NU, yang telah 1 abad terbukti kiprah dan perjuangan besarnya untuk agama, bangsa, negara dan dunia.
20. NU terbukti kiprahnya dalam menciptakan perdamaian dunia, sering menginisiasi dialog dan pertemuan ilmiah ulama dan cendekiawan Muslim Internasional untuk kemajuan Islam di dunia serta membangun peradaban dunia yang lebih baik. Seringkali ikhtiar mengakhiri konflik Sunni-Syiah di Libanon, konflik bersenjata di Afghanistan serta Korea Utara dengan Korea Selatan melibatkan NU sebagai mediatornya.
21. Jangan takut tidak makan (sepi orderan ceramah, khutbah atau tak disumbang atau tak dipakai mengajar lagi di mesjid atau majlis ta'lim) jika menyampaikan tentang ke-NU-an. Percayalah akan berkah para Muassis (pendiri) dan Masyayikh (para guru NU dari kalangan kyai dan Habaib) yang terkenal keilmuan, kesalehan dan karomahnya yang akan menjadi sebab kemudahan, kesuksesan dan keberkahan hidup kita dan keluarga. Sadarlah bahwa nasib dan pintu-pintu rezeki kita tidak ditentukan oleh manusia. Jadi jangan bergantung pada manusia, tapi bergantunglah sepenuhnya kepada Allah SWT yang Maha Kaya, Maha Dermawan, Maha Kuasa dan Maha Pemberi rezeki. Ingatlah bahwa rahmat Allah (termasuk rezeki) itu sangatlah luas, dan rahmatNya senantiasa bersama orang-orang yang bertujuan dan berbuat baik. Sedangkan berjuang di NU merupakan kebaikan yang sudah jelas, juga besar manfaat dan maslahatnya bagi agama dan bangsa.
22. NU menganggap Muhammadiyah adalah kakak kandung yang bersama-sama membidani kelahiran NKRI dan memiliki komitmen cinta tanah air yang kuat. Maka persaudaraan antara NU dan Muhammadiyah harus terus dibina dengan baik. Sebab NU, Muhammadiyah dan TNI-POLRI adalah tiga benteng tangguh Indonesia. Selama ketiga benteng itu harmonis dan solid, maka siapapun yang akan merongrong NKRI tidak ada berhasil bahkan layu sebelum berkembang.
Semoga penjelasan ini bisa memberi pencerahan dan wawasan keagamaan, kebangsaan dan bernegara. Banyak manfaat dan berkahnya. Aamiin ya Mujibas saailiin bisirrilfaatihah qobul3x
Comments
Post a Comment