WANITA GENDUT, PUJAAN DI ZAMAN SALAF

﷽📌🌸

WANITA GENDUT, PUJAAN DI ZAMAN SALAF

Kabar gembira buat ummahat dan akhawat yang menisbahkan diri kepada manhaj salaf. Khususnya bagi mereka yang berukuran tubuh "XL".

Karena di zaman salaf, wanita yang di anggap cantik adalah wanita yang berukuran "XL".

Imam Malik meriwayatkan dalam muwattho' 

dari Hisyam bin 'Urwah bahwa Saudah binti 'Abdullah bin 'Umar yang waktu itu adalah istri dari 'Urwah bin Zubair keluar untuk Sa'i dengan berjalan kaki antara Shafa dan Marwa ketika haji atau umroh ... Dan saat itu Saudah adalah wanita yang berat (gemuk), dia memulai sa'i nya dengan berjalan ketika orang-orang selesai melaksanakan sholat isya dan belum selesai juga sampai waktu dikumandangkan adzan pertama sholat subuh. Lalu ia melanjutkan sa'i nya di waktu antara adzan pertama dan kedua shalat subuh.

(Saudah harus berjalan kaki ketika sa'i) karena Urwah jika melihat ada yang thawaf naik kendaraan dia akan melarangnya dengan sangat keras. Maka diantara mereka ada yang beralasan sakit karena malu dengan Urwah. Urwah berkata kepada kami ketika melihat orang sa'i dengan kendaraan:" sungguh mereka celaka dan rugi". [HR Malik:862]

Dikatakan bahwa Saudah ini, adalah wanita yang paling cantik di zamannya.

Selain dari wanita Tabi'in di atas, beberapa istri Rasulullâh shallallâhu 'alaihi wa sallam pun ada yang berpostur gemuk. Diantaranya adalah Saudah bint Zam'ah radhiallâhu 'anha". adz Dzahabi dalam as siyar ketika menyebutkan biografi Saudah bint Zam'ah beliau menuliskan
كانت، سيدة، جليلة، نبيلة، ضخمة
"Saudah adalah wanita bangsawan, mulia, cerdas dan gemuk".

Selanjutnya Istri Rasulullâh yang sangat cantik namun juga gemuk adalah Aisyah radhiallâhu 'anha. Beliau menceritakan
سابقني النبي صلى الله عليه و سلم فسبقته فلبثنا حتى إذا رهقني اللحم سابقني فسبقني فقال هذه بتلك

"Aku lomba lari bersama Nabi shallallâhu 'alaihi wa sallam, lalu aku yang memenangkan lomba tersebut. Lalu berjalanlah waktu sampai "daging memenuhi tubuhku", aku lomba lari lagi bersama Nabi shallallâhu 'alaihi wa sallam dimana kali ini Nabi yang menang. Maka Nabi berkata:" ini balasan yang kemarin". [HR Ahmad:24164, Ibnu Majah:1979]

Bersyukurlah bagi ummahat dan akhawat yang diberi kelebihan postur tubuh. Sehingga kalau memang masih sulit mengikuti para salaf dalam ilmu dan amalan, setidaknya sudah dimudahkan untuk menaladani mereka dalam hal timbangan badan.

=====================================

🌹💞 KEUTAMAAN WANITA GEMUK🍃❤

Imam Ahmad bin Hambal  رحمه الله lebih memilih wanita yang gemuk. Imam Ibnul Jauzi menyebutkan di dalam kitab Manaqib Imam Ahmad : 406, demikian pula Adz-Dzahabi di dalam kitab Siyar A’lamin Nubala’ : 11/332 dengan redaksi sebagai berikut:

قال يعقوب ين بختان أمرنا أبو عبد الله أن نشتري له جارية فمضيت أنا وفوران فتبعني أبو عبد الله وقال: يا أبا يوسف يكون لها لحم

“Ya’qub bin Bukhtan berkata: Abu Abdillah (Imam Ahmad-pent) memerintahkan aku untuk membeli budak wanita. Aku lantas pergi berangkat tiba-tiba Abu Abdillah menyusul aku sembari berkata ; wahai Abu Yusuf pilihlah budak wanita yang gemuk.”

Aku (Syaikh Abu Hayyan Mahmud Ash-Sharfandi) mengatakan: “Gemuk nya wanita menurut orang arab entah di masa jahiliyah maupun masa Islam adalah termasuk ciri kecantikan wanita dan faktor yang menambah rupawan.

Banyak para ‘Penyair Cinta’ yang memuji para wanita gemuk dari kalangan wanita yang tampak lemak perut dan badannya. Misalnya seperti penyair bernama Al-A’sya dan Ibnu Kaltsum dan yang lainnya di dalam kumpulan puisi mereka. Dan mereka mencela para wanita yang kurus kering, ceking, sedikit lemaknya, tipis ototnya serta menonjol tulangnya.

Imam Jalaluddin As-Suyuthi رحمه الله menulis risalah tentang keutamaan wanita gemuk, yang diberi judul Al-Yawaqit Ats-Tsaminah Fi Sifatis Saminah (mutiara berharga tentang sifat gemuk). {Versi lain menyebutkam judul kitab beliau adalah Ad-Durah Ats-Tsaminah Fi Fadhli Nikahis Saminah / Mutiara berharga tentang keutamaan menikahi wanita yang gemuk-pent}

💞🌹 Sebab keutamaan wanita gemuk

Sebab keutamaan wanita gemuk itu banyak diantaranya yang paling terkenal adalah gemuk itu menjadi penghangat ketika musim dingin dengan memeluknya. Karena daging itu menambah hangat.

Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma menyebutnya dengan ungkapan “Demikianlah kehidupan kaum Quraisy di musim dingin”.

Dan sebagian para sahabat menyukai hal tersebut, demikian pula tabiin dan para imam yang diridhai. Imam Ibnu Abi Syaibah mengumpulkan secara tersendiri atsar-atsar mereka ini di dalam Mushonnaf di bawah judul (Tentang lelaki yang menghangatkan diri dengan memeluk istrinya setelah mandi).” Selesai kutipan dari tulisan Syaikh Abu Hayyan

Imam Tirmidzi ketika mengisyaratkan keberadaan atsar-atsar ini beliau berkata:

هو قول غير واحد من أهل العلم من أصحاب النبي والتابعين أن الرجل إذا اغتسل فلا بأس بأن يستدفئ بامرأته وينام معها قبل أن تغتسل المرأة وبه يقول سفيان الثوري والشافعي وأحمد وإسحق

“Ini merupakan pendapat banyak ahli ilmu dari kalangan para sahabat dan tabiin. Bahwasanya seorang lelaki apabila telah mandi (janabah), maka tidak mengapa memeluk istrinya untuk menghangatkan diri dan tidur bersamanya sebelum istrinya mandi. Pendapat ini dinyatakan pula oleh Sufyan Ats-Tsauri, Asy-Syafi’i dan Ishaq.” (Sunan Tirmidzi ; 1/165).

Nukilan Riwayat

Dan berikut kami nulilkan sebagian kecil dari riwayat yang dimaksudkan di atas:

1). Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha beliau berkata ;

ربما اغتسل النبي صلى الله عليه وسلم ثم جاء فاستدفأ بي فضممته إلى ولم أغتسل

“Terkadang Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam mandi kemudian datang dan menghangatkan diri dengan memeluk aku. Lalu aku memeluk beliau dalam kondisi aku belum mandi.” (HR Tirmidzi : 123, Ibnu Majah ; 580).

2). Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma berkata

إني لاحب أن أسبقها إلى الغسل فاغتسل ثم أتكوى بها حتى أدفا ، ثم آمرها فتغتسل

“Aku suka mendahului istriku mandi, setelah mandi aku memeluknya untuk mengusir dingin, baru kemudian aku menyuruhnya untuk mandi.”  (HR Abdurrazaq dalam Mushannaf : 1065 dengan sanad shahih).

3). Dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhuma  bahwasanya beliau mandi janabah kemudian mendatangi istrinya dan memeluknya sebelum istrinya mandi, lantas beliau shalat  dan tidak menyentuh air lagi. (HR Ibnu Abi Syaibah dalam Mushannaf ; 1/97).

4).Ibnu Juraij menyatakan:

سئل عطاء أن يستدفئ الرجل جنبا بامرأته وهي كذلك ؟ قال : نعم ، لا بأس أن يصيب الرجل المرأة مرتين في جنابة واحدة

“Atho’ ditanya tentang lelaki yang menghangatkan diri dengan memeluk istrinya dua kali dengan satu janabah.” (HR Abdurrazaq dalam Mushannaf : 1064).

5). Ummu Darda’ menyatakan:

كان أبو الدرداء يغتسل ثم يجئ وله قرقفة يستدفئ بي

“Adalah Abu Darda’ mandi kemudian datang dengan gigi gemeretak karena dingin lantas memeluk aku.” (HR Ibnu Abi Syaibah ; 1/97).

6). Dari Ikrimah

أنه كان لا يرى بأسا أن يغتسل الرجل من الجنابة ثم يستدفئ بامرأته قبل أن تغتسل ، أو تغتسل المرأة قبل الرجل فتستدفئ به

“Bahwasanya beliau berpendapat tidak mengapa seorang lelaki mandi janabah kemudian memeluk istrinya sebelum istrinya mandi. Atau istrinya yang mandi lebih dulu kemudian memeluk suaminya untuk menghangatkan diri.” (Al-Mathalibul ‘Aliyah : 196).

Wallahu a’lam

 

Ditulis Oleh:

Ustadz Abul Aswad Al-Bayati حفظه الله
Repost Fp Ittiba'Rasulullah 
Silahkan dishare 
Barakallahu Fiikum

Noted: gambar hanya pemanis

Comments

Popular posts from this blog

jenis-jenis Sistem Transmisi mobil

Kudeta Jokowi Mulai Tercium Oleh Prabowo Subianto

Jumlah rakaat shalat tarawih sesuai tuntunan