BEDAKAN ZIARAH KUBUR DENGAN MENYEMBAH KUBUR AGAR TIDAK TERSERET PADA KESYIRIKAN MENYEMBAH KUBUR

BEDAKAN ZIARAH KUBUR DENGAN MENYEMBAH KUBUR AGAR TIDAK TERSERET PADA KESYIRIKAN MENYEMBAH KUBUR

       Waktu di Mekah, Rasulullah melarang para sahabat untuk ziarah kubur karena akidah para sahabat belum mantap dan dikhawatirkan akan kembali ke akidah lama, yaitu mengagung-agungkan kuburan, karena mengagung-agungkan kuburan adalah budaya masyarakat jahiliyah sebagai warisan kaum Nabi Nuh. 

       Setelah di Madinah maka Rasulullah membolehkan kembali para sahabat untuk ziarah kubur dengan memberikan berbagai tuntunan, antara lain:

1. Menanamkan akidah bahwa penghuni kubur berada dalam posisi tak berdaya sehingga masih membutuhkan doa orang-orang ditinggalkan. Maka disyariatkan kepada peziarah kubur untuk berdiri menghadap kiblat mengucapkan salam dan mendoakan penghuni kubur.
2. Rasulullah melarang meninggikan kubur, menembok,membuat bangunan di atas kubur.
3. Rasulullah melarang menjadikan kuburan sebagai tempat perayaan,tempat melakukan suatu ibadah selain mendoakan penghuni kubur.
4. Rasulullah melarang duduk di atas kuburan.

    Ziarah kubur adalah Sunnah bila dilakukan sesuai tuntunan Sunnah Rasulullah. Bila dilakukan tanpa mengikuti tuntunan Sunnah Rasulullah maka ziarah kubur yang Sunnah bisa menjadi bid'ah dan bahkan kesyirikan. Melakukan suatu amalan ibadah di kuburan yang tidak ada dalil yang mensyariatkan melakukan ibadah tersebut di kuburan maka itu termasuk bid'ah,seperti membaca Al Qur'an, berzikir, bersholawat atau melakukan haulan di kuburan. Shalat di kuburan atau menghadap kuburan dilarang.

        Tidak seorangpun umat Islam yang mau mengaku menyembah kubur,karena mereka tahu bahwa menyembah kubur adalah syirik. Tetapi mereka tidak sadar telah melakukan amalan kaum penyembah kubur di zaman Nabi Nuh. Allah telah menceritakan kaum penyembah kubur tetapi tidak mengaku menyembah kubur,melainkan hanya menjadikannya sebagai wasilah untuk mendekatkan diri kepada Allah (QS. Az Zumaar:3). Padahal mengantungkan kuburan dengan maksud menjadikannya sebagai wasilah mendekatkan diri kepada Allah itulah yang syirik.

        Ada beberapa perilaku kaum Nabi Nuh yang bila dilakukan oleh umat Islam maka bisa terseret pada kesyirikan,antara lain:

1. Mengagungkan dengan membuat bangunan di atas kuburan dan menghiasinya dengan megah.
2. Memasang foto atau patung di kuburan yang diagungkan.
3. Melakukan haul di kuburan dengan maksud untuk  mendapatkan berkah.
4. Berdoa di kuburan untuk suatu urusan keduniaan dengan perantara penghuni kubur. 
5. Mengadukan permasalahan hidup,meminta petunjuk atau pertolongan kepada penghuni kubur.
6. Bernazar atau membayar nazar di kuburan.
7. Menyembeli hewan kubur di kuburan atau menyimpang sesajen untuk penghuni kubur.
8. Menyimpan air di kuburan dengan maksud mendapat berkah dari penghuni kubur.

       Dari uraian singkat di atas maka dapat dikemukakan perbedaan ziarah kubur dengan menyembah kubur. Ziarah kubur adalah mendatangi suatu kuburan untuk mendoakan penghuni kubur dengan cara yang sesuai dengan tuntunan Sunnah Nabi. Sedangkan menyembah kubur adalah mendatangi kuburan yang diagungkan  dengan maksud mendapat berkah,mengharap bantuan penghuni kubur agar Allah mewujudkan impian, atau melakukan suatu bentuk ibadah padahal ibadah tersebut tidak disyariatkan oleh Allah melainkan disyariatkan oleh selain Allah.

https://www.facebook.com/groups/432445027954023/permalink/772770840588105/

Comments

Popular posts from this blog

jenis-jenis Sistem Transmisi mobil

Kudeta Jokowi Mulai Tercium Oleh Prabowo Subianto

Jumlah rakaat shalat tarawih sesuai tuntunan