Terpelesetnya orang yang mahir itu dimaklumi
Ustadz salah ketika baca kitab
Muncul beberapa akun youtuber yang isi konten videonya berfokus mencari-cari kesalahan baca kitab para ustadz sunnah. Seperti salah harokat, salah i'rab, salah dalam membaca fi'il, salah dalam membaca mashdar, dll. Seperti ingin menimbulkan kesan bahwa para ustadz sunnah bodoh dalam bahasa Arab. Allahul musta'an.
Kita katakan:
1. Sangat beda orang yang memang tidak pandai baca kitab lalu salah-salah, dengan orang yang pandai baca kitab tapi kadang-kadang salah.
Terpelesetnya orang yang mahir itu dimaklumi. Ibnu Rusyd mengatakan:
خطأ يعذر فيه من هو من أهل النظر في ذلك الشيء الذي وقع فيه الخطأ - كا يعذر الطبيب الماهر إذا اخطأ في صناعة الطب، والحاكم الماهر إذا اخطأ في الحكم. ولا يعذر فيه من ليس من اهل ذلك الشأن
"Ada ketidak-sengajaan yang diberi uzur pelakunya, yaitu jika pelakunya adalah orang yang pakar di bidang tersebut. Seperti ketidak-sengajaan dokter yang mahir dalam praktek kedokteran (ini diberi uzur). Atau kelirunya hakim dalam memutuskan hukum (ini diberi uzur). Dan tidak diberi uzur jika pelakunya pada dasarnya bukan orang yang pakar di bidang tersebut" (Fashlul Maqal, hal. 45).
Karena tidak ada orang yang selalu sempurna, pasti ada kalanya ia salah. Sepandai-pandai tupai melompat, ia akan jatuh juga.
Berbeda dengan orang yang asalnya memang tidak mahir namun ia nekad terjun di bidang yang tidak ia kuasai. Orang seperti ini seperti dalam hadits Nabi Shallallahu 'alaihi Wasallam:
المُتَشَبِّعُ بما لَمْ يُعْطَ، كَلَابِسِ ثَوْبَيْ زُورٍ
"Orang yang berbangga dengan sesuatu yang tidak pernah ia dapatkan, bagaikan menggunakan dua pakaian kedustaan" (HR. Muslim no. 2129).
2. Para ustadz sunnah yang mereka katakan keliru dalam baca kitab, ternyata kekeliruannya sangat kecil dibandingkan bacaan lainnya yang benar.
Membaca 3 halaman, ada kesalahan 2 - 3 kata. Tentunya ini wajar karena sangat kecil sekali dibandingkan benarnya. Kata para ulama, al qalil yughtafar "sesuatu yang sangat kecil itu dimaafkan".
3. Dalam berbahasa Indonesia saja kita tidak selalu 100% betul semua. Pasti ada kekeliruan 1 - 2 kata dalam tiap percakapan, dan ini tidak dipermasalahkan.
4. Yang bermasalah adalah jika kesalahan terlalu sering dan terlalu banyak. Maka ini menjadi jarh (celaan) bagi sang ustadz. Oleh karena itu dalam ilmu hadits terdapat predikat jarh "katsirul khatha'" (terlalu sering keliru). Jika demikian adanya maka barulah bisa dikritik dan diminta untuk memperdalam bahasa Arab terlebih dahulu.
5. Apa esensinya mengumpulkan dan mencari-cari kesalahan dalam baca kitab dari para ustadz sunnah? Apa yang diinginkan? Apakah sekedar untuk merendahkan atau menghina?
Jika ingin mengkritik maka lebih esensial dan lebih penting mengkritik isi materi, hujjah dan argumen dari para ustadz tersebut. Sebutkan mana dalil yang keliru, mana yang dha'if, mana sisi pendalilan yang salah, sebutkan qaul ulamanya, dan seterusnya. Itu lebih berfaedah.
6. Perbuatan para Youtuber tersebut itu lebih kepada tajassus dan tahassus, daripada kritik ilmiah.
Tajassus itu mencari-cari kesalahan dan aib dari seorang muslim lalu mengumpulkannya. Tahassus itu mengorek-ngorek hal yang tersembunyi dari seorang Muslim. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
وَلاَ تَحَسَّسُوا، وَلاَ تَجَسَّسُوا، وَلاَ تَحَاسَدُوا، وَلاَ تَدَابَرُوا، وَلاَ تَبَاغَضُوا، وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًا
"Janganlah kalian melakukan tahassus, jangan melakukan tajassus, jangan saling hasad, jangan saling membelakangi, dan jangan saling benci. Jadilah kalian bersaudara, wahai para hamba Allah!"( HR. Al-Bukhari, no. 6064).
Simak juga nasehat dari Ust. Ammi Nur Baits, BA. terkait masalah ini:
https://www.youtube.com/watch?v=JJpBg747duE
Semoga Allah memberi taufik.
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10158538949391868&id=694486867
Comments
Post a Comment