penerimaan pajak mencapai target 100%
*Lebay
Di negeri ini, semua hal dibuat dramatis, over, berlebihan sekali. Teknik komunikasi pejabat2 ke rakyat dibuat hiperbolik sekali.
Dan yang menyedihkan, tidakkah mereka mau mendidik, mengedukasi rakyat dgn data2 dan fakta? Rakyat itu diedukasi biar tambah cerdas, bukan dikasih pernyataan2 bombastis padahal rendah esensi.
Misalnya kasus penerimaan pajak ini. Bukan main, seolah itu sangat dramatis? Bersejarah?
Berikut saya sajikan data target pajak, dan realisasinya setiap tahun (data dari Kemenkeu, silahkan revisi jika typo):
2016: Target 1.539 Trilyun, realisasi 1,284 T
2017: Target 1.450 T, realisasi 1.339
2018: Target 1.424, realisasi 1.315
2019: target 1.577, realisasi 1.332
2020: target 1.198, realisasi 1.069
2021: target 1.229, realisasi 1.230, 100%
Adalah benar tahun 2021 ini 'bersejarah'. Untuk pertama kalinya setelah bertahun2, realisasi penerimaan pajak 100% lebih.
Tapi ayolah, kamu lihat datanya per tahun, itu karena targetnya memang rendah. Itu betul, lagi pandemi, target dibuat rendah, tapi ssst, ada isu yg sangat serius loh.
Apa itu?
Sejak tahun 2016, penerimaan pajak kita itu stuck, di situ2 saja angkanya. 1.300-an. Coba kamu masukkan fungsi inflasi di sana, nilai 1.300 T di tahun 2016, versus 1.300 T di tahun 2019, beda loh.
Maka, jika ada pejabat yg epic banget seolah bilang, pencapaian 100% itu 'bersejarah', ayolah, 5 tahun terakhir, sejak tax amnesty jilid 1, lihat data2 ini, yg ada orang2 cenderung malas bayar pajak. Orang2 tajir, perusahaan2 besar, mereka tumbuh menggila 5 tahun tsb, kok pajak cuma segitu? Mereka dipajakin nggak? Dikejar nggak? Jangan cuma ngejar yg sdh ada doang. Berburu di kebun binatang.
Itu benar, penerimaan mencapai target 100%, kita tetap harus mengapresiasi petugas pajak yg siang malam kerja mengejar target ini saat pandemi. Itu tetap sesuatu. Tapi plis, berhentilah semua dibuat dramatis, lebay. Edukasi rakyat jika penerimaan pajak kita itu segitu2 doang loh. Padahal katanya OKB di negeri ini tambah banyak. Harta pejabat terus melonjak crazy.
Dan lebih sedih lagi, di satu sisi ada yang banting tenaga, kerja 24 jam mencari pendapatan negara. Eeeh, ada juga yg banting tenaga 24 jam kerja menghabiskan duitnya. Pokoknya anggaran harus habis! Bahkan meeting cuma 2-3 jam, harus ke Bali! Labuan Bajo! Bangun trotoar, sumur, dll, segera bikin. Nanti kalau tdk habis anggarannya, tahun depan tdk dikasih lagi.
Ambyar.
*Tere Liye, penulis novel 'Negeri Para Bedebah'
Comments
Post a Comment