yang tidak memperingati Maulid Nabi (bag 2)
๐ BAGIAN II:
๐นPerayaan Ulang Tahun yang dibiasakan tentang siapapun, juga adalah kebiasaan Fir'aun Mesir dan Raja Romawi Herodes (Harrods) serta masyarakatnya, yang mereka bukan Muslimiin.
Silahkan lihat Bibel dan Sejarah. Khususnya: Injil Kejadian 40:20, Injil Matius 14:6, Markus 6:21.
Bahkan ini juga berkembang menjadi peringatan Natal Yesus.
Meniru ini, dikhawatirkan, dapat saja menjebak Muslimiin kepada hal Tasyabbuh (meniru-niru) kebiasaan kaum Non Muslim.
Simak ini di:
http://kanalsembilan.net/detailpost/bahaya-tasyabbuh-hingga-syirk-bagi-muslimiin
Hadits yang memperingatkan akan berbahayanya Tasyabbuh:
๐ธ Dari 'Ibnu Umar, Nabi - shollollohu ‘alaihi wa sallam - bersabda:
ู
َْู ุชَุดَุจََّู ุจَِْููู
ٍ ََُููู ู
ُِْููู
ْ“
"Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.”
(H. R. Ahmad 2: 50 dan Abu Daud no. 4031. Syaikhul Islam dalam Iqtidho‘ 1: 269 mengatakan bahwa sanad hadits ini jayyid/bagus dan syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih sebagaimana dalam Irwa’ul Gholil no. 1269)
✔️Catatan:
Meniru-niru kebiasaan Non Muslim saja, perlu dihindari, dalam agama Tawhiid ini. Apalagi jika sampai benar-benar melakukan kebiasaan kaum lain. Misalnya, dalam perayaan Ulang Tahun. Wa bil khusus, lalu, juga dalam perayaan yang dimaknai mereka sebagai peringatan kelahiran Yesus, Natal, yang mereka maknai sebagai kelahiran anak tuhan atau bahkan tuhan. Dan ini jelas tidak sesuai dengan 'aqidah Islaamiyyaah. Yang bahkan tanggal lahir Yesus pun masih diperdebatkan luas.
Apalagi figur yang mereka maknai sebagai anak tuhan atau tuhan itu, adalah sangat serupa atau identik dengan rosuululloh 'Isa Al Masih 'Ibnu Maryaam, 'alaihis salaam, seorang rosul/nabi utama bagi Muslimiin, dari 124.000 nabi kaum Muslimiin sejak awal jaman.
Ini tidak dapat diterima Muslimiin.
Demikianlah bagi kami.
Jadi kami tidak melakukannya.
Namun kami pastikan, kami sangat mencintai beliau, rosululloh Muhammad, shollallohu 'alaihi wa sallam.
Dan kami pun tentu saja - sesuai ajaran Islaam - mencintai dan mendukung keluarganya (Ahlul Bait Nabi) dan para murid serta para pengikutnya.
Sepanjang mereka tetap di jalan yang benar. Dalam standar Islaam dengan pemahaman (manhaj) dan pelaksanaan Al Qur'aan serta As Sunnah juga Ijma' kaum Salafush Sholih (Pendahulu Yang Salih) beserta Imaam Yang Empat; dengan benar.
Bukan dengan yang tidak benar.
Maka sebaiknya, siapapun tidak sampai terlalu memasalahkan ini. Apalagi sampai menghina-hinai yang tak sejalan dengannya.
Atau bahkan lebih jauh lagi, yang ini adalah buruk.
Demikian.
Wallohua'lam. Wastaghfirulloh. Walhamdulillaah.
Parin Pangesti :) ๐๐ฟ
Comments
Post a Comment