merdeka, irian barat

Buat pembaca lama Tere Liye, yg mengikuti dunia kepenulisan Tere Liye sejak 20 tahun lalu, mereka tahu novel ini.

MERDEKA

Novel ini tdk pernah terbit, dan entah kapan terbitnya. Isinya simpel tentang Papua Merdeka. 

4-5 tahun lalu, saya diskusi sama editor penerbit besar, kira2 berani nggak nerbitinnya. Jawabannya, tergantung isinya, mendukung pihak mana. Kalau mendukung rakyat Papua merdeka, wah repot.

Tapi memang repot isi buku ini. Super repot.

Karena saking repotnya, jikalau Papua merdeka hari ini, rakyat di sana hanya lolos dari cengkeraman harimau, untuk masuk sarang buaya.

Puluhan ribu trilyun negeri Papua itu menghasilkan uang, dalam artian sebenarnyanya, ribuan trilyun. Emas, kayu, dll, dsbgnya. RIBUAN TRILYUN, BEDEBAH! Itu bukan angka imajinasi, halusinasi, apalagi ngarang2. Silahkan totalkan semua kekayaan alam yg dikeduk dari Papua 50 tahun terakhir. Baik yg resmi ada laporannya, apalagi yg tidak. Nilainya fantastis!

Itulah realitas Papua. Kaya raya, tapi rakyatnya mati kelaparan. 1 dari 4 buta huruf. 1 dari 4 masuk kategori super sangat miskin. Jangan tanya level literasi, kemampuan matematika, science, dkk. Kekayaan alamnya dikeduk, penduduknya cuma dikasih satu-dua ekor babi, dikasih satu-dua kardus bantuan, selesai.

Novel MERDEKA ini, repot sekali memang isinya. 

Saya ini, hampir tiap 1-2 tahun ke Papua, bikin acara2 literasi. Dan bukan cuma ke kota2nya, tapi ke pedalamannya. Tanya ke pejabat2 itu, mereka pernah melintasi jalanan pedalaman yg terbuat dari tanah, tdk ada jembatannya, dll. Berhari2. Pakai duit sendiri. Utk mendidik anak2 kita. Pernah tidak? Tanya ke orang2 yg sok peduli dgn Papua, pernah tdk?

MERDEKA!

Sejatinya, jika kita ingin memerdekakan sesuatu, mulailah dari mendidik anak2nya. Buat mereka pintar. Berwawasan. 

Sial, para penjajah justeru sengaja membuat mereka bodoh selama2nya. Dan penjajah ini, bukan lagi Belanda, Inggris, tapi saudara sendiri. Sama warna kulitnya, sama wama rambutnya, sama bahasanya. 

*Tere Liye, penulis novel 'MERDEKA', doain saja kapan2 bisa terbit, kalau pun tdk, no problem. sy itu merdeka saat menulis, mau terbit mau tdk, sy merdeka saja menulis!

Comments

Popular posts from this blog

jenis-jenis Sistem Transmisi mobil

Kudeta Jokowi Mulai Tercium Oleh Prabowo Subianto

Jumlah rakaat shalat tarawih sesuai tuntunan