Biarkan anak anak bermain
La, bila anak anak dibiarkan bermain, kapan mereka belajar dan bagaimana bisa menjadi anak sholeh atau sholehah?
Woles saja kawan, yuk kita bersama sama menoleh kebelakang membaca sejarah pendidikan masa lalu.
‘Aisyah radhiallahu ‘anha mengisahkan: Sepulang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dari perang Tabuk atau Khaibar, beliau melihat boneka boneka perempuan milik ‘Aisyah. Boneka boneka itu disimpan di rak yang tertutup oleh korden kain.
Beliau bertanya: Wahai ‘Aisyah, apakah ini ? ‘Aisyah menjawab: itu adalah anak anaku. Beliau menyaksikan di antara boneka boneka itu terdapat boneka kuda terbuat dari kain memiliki dua sayap. Sepontan beliau bertanya: Kuda bersayap dua? ‘Aisyahpun menjawab: Bukankah engkau pernah mendengar bahwa nabi Sulaiman memiliki kuda yang bersayap banyak? Mendengar jawaba istrinya itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tertawa hingga nampak gigi gerahamnya. (Abu Dawud dan lainnya)
Pada riwayat Imam Al Bukhari dikisahkan: Suatu hari ‘Aisyah sedang asyik bermain dengan boneka bonekanya bersama beberapa orang temannya. Ketika Rasulullah shallallahu ‘aihi wa sallam pulang ke rumah, teman teman beliau itupun segera menyingkir dan pergi. Kadang kala beliau meminta mereka untuk kembali bermain dengan istrinya ‘Aisyah radhiallahu ‘anha.
Coba kita renungkan riwayat di atas.
Patut diketahui bahwa ‘Aisyah lahir 7 tahun sebelum Hijrah, sedangkan perang Khaibar terjadi pada tahun ke-7 Hijriah, sedangkan perang Tabuk terjadi pada tahun ke-9 Hijriyah.
Dengan demikian, paling kurang kejadian di atas terjadi pada saat ‘Aisyah berumur 14 tahun atau bahkan telah berumur 16 tahun.
Sebagaimana patut diingat pula bahwa saat itu beliau telah berstatus sebagai istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Walau demikian beliau masih senang bermain boneka, bukan hanya sendirian, namun juga bersama teman temannya yang sebaya.
So, bagaimana dengan anak anak kita hari ini? Perlukah anda sewot bila mereka masih senang bermain? Permainan di zaman sekarang lebih variatif, menggoda dan kematangan mental dan spiritual anak anak kita tentu saja jauh dibanding ‘Aisyah radhiallahu ‘anha.
Mungkin anda berkata: Lo kalau anak anak segitu dibiarkan bermain, kapan mau dewasa?
Kawan, mau tahu jawabannya?
Dengar jawabannya langsung dari ‘Aisyah radhiallahu ‘anha berikut ini:
وَاللَّهِ لَقَدْ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُومُ عَلَى بَابِ حُجْرَتِى - وَالْحَبَشَةُ يَلْعَبُونَ بِحِرَابِهِمْ فِى مَسْجِدِ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- - يَسْتُرُنِى بِرِدَائِهِ لِكَىْ أَنْظُرَ إِلَى لَعِبِهِمْ ثُمَّ يَقُومُ مِنْ أَجْلِى حَتَّى أَكُونَ أَنَا الَّتِى أَنْصَرِفُ. فَاقْدُرُوا قَدْرَ الْجَارِيَةِ الْحَدِيثَةِ السِّنِّ حَرِيصَةً عَلَى اللَّهْوِ.
Sungguh demi Allah aku menyaksikan langsung Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan sengaja berdiri di depan pintu rumahku, pada saat lekai lekai Habasyah /Etiopia bermain dengan tombak tombak mereka. Beliau menutupiku dengan bajunya, agar aku leluasa menyaksikan permainan mereka. Beliau terus menerus berdiri guna memberiku kesempatan menonton permainan mereka, hingga aku sendiri yang pergi (merasa puas). Pahamilah kondisi anak wanita muda beliau, yang masih senang untuk bermain. (Muttafaqun ‘alaih)
Semoga bermanfaat, aaminn.
https://www.facebook.com/share/QXYZ79JZ98dhY7CT/
Comments
Post a Comment