MENOLAK PANCASILA MENGGUNAKAN LOGIKA NABI IBRAHIM AS

*MENOLAK PANCASILA MENGGUNAKAN LOGIKA NABI IBRAHIM AS*

Oleh : *Ahmad Khozinudin*
Sastrawan Politik

Saat Namrud mendakwa nabi Ibrahim AS sebagai penghancur patung patung berhala, Ibrahim AS mengajukan pledoi. Beberapa pledoi Nabi Ibrahim AS sbb :

*Pertama,* Nabi Ibrahim minta Namrud membuktikan dakwaannya. Paling tidak, Namrud menghadirkan saksi yang melihat dan menyaksikan Nabi Ibrahim menghancurkan berhala.

Namrud tak bisa menghadirkan. Namrud mendakwa Ibrahim AS dengan dalih, selama ini Ibrahim AS mencela kaum Babilonia yang menyembah berhala, jadi patut diduga Ibrahim AS yang melakukannya.

*Kedua,* setelah Namrud gagal menghadirkan saksi atau bukti atas dakwaannya, Nabi Ibrahim AS meminta kepada Namrud untuk mencari pelaku pengrusakan berhala dengan bertanya kepada Mardud.

Mardud adalah berhala terbesar, yang dilehernya terdapat kapak untuk menghancurkan berhala lainnya. 

Namrud geram, menuding Ibrahim gila karena meminta menanyakan hal itu kepada Mardud, yang hanya seonggok batu.

Ibrahim AS kemudian menyergah, dengan mempertanyakan bagaimana Namrud dan kaumnya menyembah berhala, sementara berhala itu tak mampu memberikan manfaat atau menolak mudharat pada mereka ?

Alhasil, Namrud keok. Tapi dengan kekuasaan, Namrud memvonis Ibrahim AS dengan hukuman dibakar dalam bara api.

Dengan logika yang sama, saya ingin mempertanyakan. Apakah negeri ini saat ini berdasarkan Pancasila ? Jawabnya, pasti iya, bahkan PDIP tak ingin dasar negara Pancasila ini diubah.

Pertanyaannya selanjutnya, apakah di negeri ini diterapkan hukum hudud ? Qisos Diyat ? Ta'jier dan Mukholafah ? Mengharamkan riba ? Mengharamkan zina ? Mengharamkan minuman khamr ? Mengharamkan judi ? JAWABNYA PASTI TIDAK.

Lantas, darimana dasarnya jika ada umat Islam yang ingin mempertahankan Pancasila karena Pancasila dianggap Islami ? Jika Pancasila Islami, kenapa Pancasila membiarkan riba, zina, judi, miras, menyerahkan tambang kepada asing ?

Pancasila saat ini sudah seperti berhala Mardud. Seolah tak boleh dikritik, dianggap kesepakatan final, padahal bertentangan dengan Islam.

Perjuangan penerapan syariat Islam tidak akan mungkin terjadi, kecuali terpisah antara yang hak dan yang bathil. Tak boleh mencampurkan antara Islam dengan sesuatu yang bukan berasal dari Islam.

Pancasila bukanlah dalil. Dalam Islam, dalil hanyalah Al Qur'an, as Sunnah, ijma' sahabat dan Qiyas Syar'i. 

Karenanya, sudah menjadi kewajiban umat Islam untuk kembali pada Islam yang murni, Islam dari Rasulullah Muhammad SAW, bukan Islam yang tercemar oleh liberalisme, Komunisme, dan isme isme lainnya. [].

https://www.facebook.com/100046130614840/posts/192067635674256/

Comments

Popular posts from this blog

jenis-jenis Sistem Transmisi mobil

Kudeta Jokowi Mulai Tercium Oleh Prabowo Subianto

Jumlah rakaat shalat tarawih sesuai tuntunan