kalau mau membenahi Indonesia, naniek s diyang

Mbak Nanik mengapa "menepi"? Itu pertanyaaan dari kawan -kawan  saya di Jakarta.

Saya sebetulnya tidak merencanakan utk menepi. Tapi sejak setahun lalu saya sdh janji sama Allah utk memberikan hidup saya Insyallah lebih banyak di jalanNYA dng meringankan yg mungkin belum bisa tersenyum. 

Qodarullah lha kok  Maret Covid 19  mulai merebak di Indonesia. Ini yg membuat saya terdorong akhirnya keluar masuk kampung, utk melihat langsung yg terjadi pada rakyat. Sosiopreneur sambil menolong sesama menjadi pilihan saya dan JMP.

Kebetulan Ara sekolah Daring jadi bisa saya bawa   kemana -mana,  kalau kadang2  saya harus agak lama meninggalkan Jakarta.

Berbulan -bulan keliling , keluar masuk desa atau naik-turun gunung membuat saya Insyallah tau apa yg sebenarnya terjadi  dan dialami , serta dibutuhkan rakyat. Jadi apa yg terjadi di rakyat, bukan  lagi katanya, tapi real saya tau.

Di sini saya akhirnya  bisa ambil kesimpulan, gimana Indonesia mau maju, wong yg menjalankan pemerintahan itu hanya berteori, tdk melihat kenyataan yg sebenarnya di bawah. Jadi kebijakan yg mereka ambil itu  kebanyakan hanya  atas laporan dari bawahan yg bersifat ABS. 

Demikian juga yg mengaku wakil rakyat, entah karena sdh asyik duduk di kursi atau lupa janjinya pada rakyat, tapi banyak keluhan rakyat yg seharusnya  sampai ke pemerintah tapi seperti tdk pernah  sampai😭.

Saya sering bertanya ke rakyat, apakah sudah pernah daerahnya didatangi Bupatinya, setelah mereka memilihnya? Banyak yg menggeleng. Demikian juga yg di perkotaan , apakah Walikotanya pernah melihat daerahnya? Mereka juga menggeleng. Dalam hati saya pantesan masih ada orang2 yg sdh tdk layak mencari makan  ( saking rentanya atau cacat fisik)  tapi dibiarkan harus mencari makan di jalan, baik jadi tukang becak, kuli, tukang sepatu, berdagang keliling dll.

Jadi kalau Bupati/Walikota saja jarang turun, apalagi yg di atas -atasnya Gubernur , Menteri dll. Para pejabat itu akan datang di suatu daerah biasanya utk kunjungan atau meresmikan proyek atau dalam rangka peresmian suatu program dari pemerintah pusat.

Nah pejabat yg datang dengan cara demikian, mana ngerti keadaan yg sebenarnya rakyat, wong rakyat yg disuruh menghadiri acara sudah diatur sama pamong ( Lurah/Kepala Desa).

Jadi kalau mau membenahi Indonesia , harus dipilih pemimpin atau orang yg benar2 mau mengabdi. Gak perlu ada Pilkada biar pemimpin daerah itu gak dibebani biaya2 , sehingga kalau selesai dipilih gak sibuk mengembalikan modalnya, bukan  sibuk mikirin rakyatnya.

Indonesia  butuh Bupati, Walikota, Gubenur dan Presiden yg punya sifat  seperi Umar Bin Khattab yg mau turun dan mendengarkan langsung keluhan rakyat, bukan blusukan hanya utk meresmikan proyek, atau acara2 yg dirancang.

Maka ke depan , hanya Presiden saja yg dipilih langsung, tapi  Gubenur , Bupati, dan Walikota biar dipilih DPRD dan Perwakilan umat dari berbagai agama. Dan yg dipilih harus orang yg memahami wilayah yg akan dipimpinnya.

Bayangkan gimana kebijakan akan dibuat kalau infonya sudah misleading, karena hanya laporan dari bawahan yg ABS plus para  buzzer.😭😭

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=3322267751175822&id=100001778900270

Comments

Popular posts from this blog

jenis-jenis Sistem Transmisi mobil

Kudeta Jokowi Mulai Tercium Oleh Prabowo Subianto

Jumlah rakaat shalat tarawih sesuai tuntunan