JOGET KENEGARAAN HUT KEMERDEKAAN RI KE 77
*JOGET KENEGARAAN HUT KEMERDEKAAN RI KE 77*
https://suryamentariboyolali.wordpress.com/2022/08/17/joget-kenegaraan/
Adakah joget yang bisa untuk mewakili perasaan prihatin, sedih, atau duka? Mungkin saja ada. Tapi itu dalam bentuk “ritual” ataupun simbol-simbol. Khususnya untuk pertunjukan seni (tari).
Namun bagaimanapun, joget lebih merupakan ungkapan kegembiraan. Setidaknya itu bisa dilihat dari raut wajah orang-orang yang sedang berjoget. Hampir bisa dipastikan dengan senyam-senyum riang.
Jika para pemimpin negara berjoget ria, kira-kira gambaran hati perasaan mereka sedang apa? Jawabannya pasti mewakili sebuah perasaan gembira. Maka coba silahkan putar ulang rekaman video joget massal kenegaraan di Istana Negara pada tanggal keramat, 17 Agustus 2022!!!
Di sana tubuh para pemimpin lenggang-lenggok. Bibir mereka tersungging senyum renyah. Mereka saling kontak mata, kontak raut wajah, dan kontak batin. Kontak yang bertujuan untuk menyeragamkan “frekuensi”. Bahwa mereka tak ada wajah prihatin, tak ada wajah sedih atau duka.
Itupun diiringi oleh lagu yang iramanya riang. Sementara liriknya mengenai tema enteng-entengan, yang nyaris tak berkait dengan nasib rakyat ataupun persoalan kebangsaan sama sekali. Egoisme mereka terkuak secara terang-benderang.
Kekhidmatan dan kekhusyukan kemerdekaan ambyar tanpa bekas. Diikuti pula hilangnya rasa senasib dengan penderitaan rakyat yang mereka pimpin. Sekaligus rakyat yang sebenarnya boss mereka, yang memberi mandat kepada mereka.
Pantaskah joget mereka itu dipertontonkan di hari keramat? Pantaskah joget mereka itu dipertontonkan di panggung paling wibawa negeri ini? Pantaskah joget mereka itu dipertontonkan kepada bangsa ini yang sedang luka compang-camping penuh derita?
Betapa tidak??? Saat pemimpin gembar-gemborkan revolusi mental, tapi ada pelajar puteri, muslimah, berkonggres dengan kelakuan bar-bar. Mereka teriak-teriak, kontak fisik, dan merusaki mebeler persidangan. Semuanya sama sekali tak mencerminkan kelakuan pelajar Indonesia, yang kurikulumnya “hebat”.
Betapa tidak??? Betapa compang-campingnya pengelolaan keuangan negara ini! Ada uang rakyat 78 trilyun bisa dengan mudahnya ditilep garong tengik dari Cina. Mega korupsi tiada tanding yang disambut dengan joget kenegaraan?
Betapa tidak??? Penegak hukum justeru merusak hukum. Merusak hukum dengan terstruktur, sistematik, dan massif. Di mana rakyat berpendapat, bahwa faktu itu adalah puncak gunung es belaka. Ngeri bukan?
Betapa tidak???Secara ekonomis dan sosial, rakyat hidup megap-megap. Tapi presiden, para menteri dan para pejabat tingginya tega berjoget ria lenggang-lenggok. Mereka sudah seperti kehilangan empati kepada penderitaan rakyat, dan mereka sudah seperti kehilangan sense of crisis. Inikah makna merdeka bagi mereka???
Rakyat kehabisan kata-kata untuk marah…!!! Ya Allah, hanya kepada-Mu lah rakyat mengadu…
Wallahu a’lam bishshawwab.. (*)
Oleh : Budi Nurastowo Bintriman
Comments
Post a Comment