Renungan panjat pinang
RENUNGAN
SEKILAS TENTANG PANJAT PINANG
by. Dr. Ismail Sinaga.
Sebenarnya sudah banyak yg tahu bahwa lomba panjat pinang itu adalah budaya penghinaan belanda dalam memperbudak pribumi di masa kolonial dulu.
Dan ironisnya hingga sekarang tradisi penghinaan belanda itu masih diteruskan. Maka kemerdekaan seperti apa yang kita harapkan jika simbol perbudakan masih dilestarikan.
Apalagi lomba seperti itu dilakukan dengan biaya yang cukup mahal hanya untuk menertawakan saudaranya sendiri ketika wajah dan tubuhnya terkena corengan arang dan minyak. Dan tak jarang celananya melorot hingga memperlihatkan auratnya di depan umum.
Maka coba perhatikan wajah2 para panitia pembuat lomba dan para donatur hadiahnya.
Apakah mereka mau ikut bergabung berkotor-kotoran memanjat batang pinang tersebut dan merebut hadiahnya sendiri?
Atau dengan enggan akan berdiri menjauh dengan pakaian rapi bak seorang penguasa yg ingin menunjukan "itu loh sepeda seharga 2juta yg diatas sana itu saya yg memberikan silahkan kalian berusaha mengambilnya"
Maka seperti itulah ekspresi songongnya para penjajah negeri ini di masa lalu dalam memperbudak nenek moyang kita.
Mungkin akan banyak orang yg protes, dan beralasan bahwa ini hanya sekedar hiburan menjelang hari kemerdekaan jadi jangan dianggap serius.
Ya betul.... orang belanda dulu juga ga pernah menganggap bahwa lomba panjat pinang itu sebagai sesuatu yg serius. Tapi hanya sekedar "hiburan" buat mereka.
Hanya dengan modal beberapa cangkir beras, para penjajah itu bisa tertawa melihat orang2 pribumi itu berebut sambil menginjak nginjak kepala saudaranya.
Dan satu hal lagi jika ada orang yg menganggap bahwa symbol perbudakan ini sebagai simbol direbutnya kekuasaan dari tangan penjajah maka akan menangis tersedu-sedulah para pejuang dan pahlawan yang rela menyerahkan nyawa dan hartanya untuk mati berjihad membela bangsanya agar tidak lagi melihat saudaranya saling menginjak kepala berebut secangkir beras dan ditertawakan bangsa lain atas kekonyolannya.
Alih2 kita malah melestarikannya .. mari sama sama kita renungkan kembali dan mengganti nya dengan kegiatan yg lebih mendidik..
Comments
Post a Comment