Kasus Bidah Agama dan Budaya
Kasus2 berkait pemahaman dan perlunya mendialogkan antara Islam dan Budaya
Kasus: 1
Pernahkan Anda baca artikel ttg
"Hukum Muslim Bersilaturahim di waktu lebaran Iedul Fitri"
Siapa tahu ada yg berfatwa bid'ah dan menyelisihi sunnah karena Nabi tidak pernah melaksanakannya.
(Tolong kalau ada dishare di grup ini, sebagai pembanding ttg hukum2 budaya likal yg lainnya.)
Kasus 2
Pernahkah ada hadis doa Nabi pada orang tuanya?
Jangan2 ada juga yg khawatir mendoakan ortu termasuk bid'ah karena Nabi tdk melaksanakannya.
Silahkan dishare di grup ini ttg doa Nabi pada orangtuanya.
3. Beberapa doa yang populer, -misalnya doa mau makan- nampaknya juga tdk dilakukan oleh Rasulullah saw. Apakah doa2 tsb menjadi bid'ah juga.
4. Bagaimana aturan doa itu? Haruskan selalu lafalnya sama dg yg tertulis dlm hadis?
5. Apakah doa yg tdk ada riwayatnya juga termasuk tradisi jahiliyah yg menyelisihi Nabi lalu tdk akan diterima?
Ini pertanyaan umum ketika mbahas kebiasaan/tradisi masyarakat
Menurut saya pribadi, berislam itu harus bijak.
Ada dua hal yang harus dipahami dlm berIslam:
1⃣ Nilai ushul atau prinsip dasar yg tak bisa diganggu gugat spt keimanan pada Allah, dan Rasulullah. Juga ittiba dalam ibadah mahdhoh.
2⃣ Ada pula konsep muamalah yg bisa jadi berubah di setiap waktu dan tempat, sesuai kearifan lokal, dan sudah disesuaikan dg kaidah prinsip dasar keislaman yg disepakati dalam nomor 1.
Ada hadis yg meriwayatkan efek pemahaman yg salah dalam konsep "sami'na wa atho'na'" dlm memahami sabda Nabi.
Bhw suatu saat Rasulullah melewati kebun kurma, mendengar berisik suara orang beraktifitas dlm kebun kurma itu. Lalu beliau bertanya ttg apa yg mereka kerjakan kok berisik banget itu. Mereka menjawab sedang mengawin+silangkan kurma. Lalu Rasulullah saw berkomentar, semacam 'andai kau lakukan yang begini, mungkin akan lebih baik.'
Nah, para sahabat yg merasa bahwa qola Nabi itu bermakna perintah yg harus ditaati, mereka langsung menghentikan aktivitas budaya mengawinkan kurma itu, karena sam'na wa atho'na pada titah Nabi. Takut bid'ah juga barangkali.
Lalu apa yg terjadi? Ternyata kurma2 pada mati dan punah, saat tdk dilakukan pembudidayaan seperti yg biasa mereka lakukan.
Setelah itu, ada utusan petani yang sowan Sang Nabi saw.
"Ya Rasulullah, kami sdh melakukan apa yang seperti panjenengan titahkan, tapi....kurma kami punah. Mati semua."
Apa kata Rasulullah:
"Segala sesuatu yg berurusan dg urusan duniamu maka itu adalah urusanmu. Adapun bila berkait dg urusan agama kalian, maka kembalikan kepadaku (Nabi)."
HR Muslim
Dalam redaksi yg lain, ada dikatakan : antum a'lamu bi umuuri dunyakum.
Kamu lebih paham dg urusan duniamu.
Nah...
Dari hadis ini, bisa jadi contoh bagaimana menentukan pilihan mensikapi perkara2 dunia yg bukan ibadah mahdhoh itu.
🙏
(Rif'ah Mahmud)
Comments
Post a Comment