Kebaikan di balik kesulitan dan kesalahan

⚜ Bapak kita Adam makan buah dari pohon yang dilarang, tidak taat kpd Roobnya, yang oleh Allah kemudian diturunkan ke muka bumi. Secara lahiriyah, permsalahan Adam itu menunjukkan bahwa Adam meninggalkan hal paling baik dan paling benar, dan bahwa ia masuk dalam wilayah yang tidak disukainya. Tapi ternyata akibatnya adalah kebaikan yang sangat agung dan keutamaan yang sangat besar. Dengan kejadian itu, Allah menerima taubatnya, memberikan hidayah kepadanya dan memilihnya sebagai nabi-Nya. Selanjutnya, dari tulang sulbinya Allah menurunkan para rasul, nabi, ulama, syuhada, wali, mujahid, ahli ibadah dan orang2 yang menginfakkan harta mereka di jalan Allah. Maha Suci Allah, berapa banyak Dia menjelaskan firman-Nya: "Diamilah oleh kamu dan istrimu surga ini dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik." (QS. Al-Baqarah: 35), dan berapa banyak pula Dia menjelaskan firman-Nya: "Kemudian Rabbnya memilihnya, maka Dia menerima taubatnya dan memberinya petunjuk." (QS. Thaha: 122). Sebelum kejsdian itu, yang dilakukan Adam hanya ber-senang2, makan dan minum, yang merupakan kecenderungan umat manusia pada umumnya, tidak punya greget dan obsesi. Tapi setelah dipilih, didaulat sebagai nabi dan diberi petunjuk maka berubahlah segalanya, ia menjadi agung, kedudukannya terangkat dan kemuliaannya menjadi sangat tinggi.

📿 Daud juga pernah melakukan kesalahan, lalu dia menyesal dan menangis (atas kesalahannya itu). Karena penyesalannya itu ia berhak mendapatkan nikmat yang paling agung berupa pengetahuaannya yang mendalam tentang Rabbnya, pengetahuaan yang didapatkan oleh seorang hamba yang taat, yang merasa rendah diri, yang khusyu dan yang merasa bersalah. Inilah sebenarnya tujuan dari ubudiyah itu. Sebab salah satu rukun ubudiyah itu adalah perasaan rendah diri secara utuh terhadap Allah. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah pernah ditanya tentang sabda Rasulullah, "Sungguh mengagumkan perkara orang mukmin itu. Allah tidak menentukan baginya sesuatu kecuali itu baik baginya", apakah ini mencakup qadha 'Allah bahwa seorang hamba harus melakukan kemaksiatan ? Jawab Ibnu Taimiyyah, "Ya, namun dengan syaratnya, misalnya penyesalan, komitmen untuk bertaubat, permohonan ampunan dan perasaan berdosa." Secara lahiriyah 'menentukan hamba dalam kemaksiatan, tentu saja tidak disukai oleh hamba, tapi inti dari ketentuan Allah ini sangat menyenangkan karena mengaitkannya dengan persyaratannya.

🥨 Yang dipilihkan Allah untuk Rasulullah mdrupakan sebuah kenyataan yang sangat besar. Segala hal yang tidak menyenangkan yang menimpa dirinya menjelma menjadi sesuatu yang sangat dicintai dan disukai. Kedustaan kaumnya terhadap dirinya, dan pernyataan perang mereka terhadap dirinya telah menjadi penyebab dibangunnya pasar jihad, ketukan dihati untuk menolong agama Allah, dan pengorbanan di jalan-Nya. Oleh karena itu semua peperangan dimana Allah selalu memberikan pertolongan kpd Rasul-Nya telah menjadi sebuah kemenangan atasnya dan dengannya Allah menjadikan kaum mukminin sbg syuhada yang merupakan pewaris surga Ns'im. Kalau bukan karena konfrontasi dgn orang2 kafir seperti itu niscaya kebaikan yang besar dan kemenangan yang agung ini tidak akan pernah tercapai. Ketika Rasulullah diusir dari Mekkah, secara lahiriyah itu merupakan hal yang sangat tidak mengenakkan. Namun secara makna yang lebih dalam, pengusiran itu merupakan kebaikan, kemenangan dan karunia. Dengan perpindah tempat, Rasulullah bisa memulai membangun negara Islam, mendapatkan para penolong (Anshar) dari penduduk setempat, menampakkan perbedaan antara orang2 yang beriman dan orang2 yang kafir dan semakin menguatkan pemahaman orang yang tulus mengikuti ajarannya terhadap keimanannya sendiri, terhadap fungsi kepindahannya dan terhadap jihad yang dilakukannya yang berbanding terbalik dengan orang yang dusta. Pada saat Rasulullah dan para sahabatnya kalah dalam perang Uhud, secara lahiriyah, ini merupakan tamparan yang menyakitkan dan berat untuk menerimanya, tapi justru dari kekalahan itu muncul kebaikan dan peningkatan kwalitas ikhtiar di kalangan kaum muslimin yang lebih pesat dari yang diperkirakan semula. Kekalahan ini telah menghapuskan kesombongan beberapa orang dengan kemenangan mereka diperang Badar, menghapuskan sikap terlalu percaya diri, dan menghapuskan keyakinan bahwa mereka terlalu mengandalkan pada rasa percaya diri itu. Disamping itu Allah juga telah menjadikan beberapa orang terpilih dari kaum muslimin sebagai syuhada, misalnya Hamzah, si penghulu para syahid, Mush'ab sang diplomat Islam dan Abdullah bin Amr ayah Jabir  yang pernah diajak berbicara oleh Allah bersama sahabat yang lain. Dan dengan perang Uhud, jelas mana orang2 munafik dan mana yang bukan, topeng mereka terbuka, rahasia mereka terungkap dan kedok yang selama ini dipakai untuk bersembunyi telah dihancurkan oleh Allah. Dan masih banyak lagi peristiwa2 yang ternyata memiliki nilai positif yang tak terhingga, yang secara lahiriyah menyakitkan, tapi makna lebih dalamnya ternyata kebaikan bagi Rasulullah pribadi dan kaum muslimin pada umumnya.

Comments

Popular posts from this blog

jenis-jenis Sistem Transmisi mobil

Kudeta Jokowi Mulai Tercium Oleh Prabowo Subianto

Jumlah rakaat shalat tarawih sesuai tuntunan