Perkawinan Bahagia, contoh Nabi
Teringat kisah, saat Bunda Aisyah cemburu dan marah pada madunya, yang tiba2 datang ngantar makanan kesukaan sang Nabi, sedang hari itu Nabi giliran di rumah Aisyah.
Tangan Bunda Aisyah yg sedang nguleni gandum hendak mengolah makanan, seketika mengepalkan gandum itu lalu melempar ke muka madunya.
Siapa yang melerai dan menyelesaikan? Sang Nabi.
Dalam kasus ini, kalo ditarik tafsir, mungkin berubah jadi pertanyaan:
💜Siapa yg paling bertanggungjawab menyelesaikan masalah rumah tangganya? Suami.
💜Lalu bolehkah isteri cemburu dan marah2 pada perempuan lain? Boleh.
Maka....berhati2lah dg mereka yg mudah menyatakan bahwa: _perempuan yg cemburu karena suami poligami itu berarti perempuan kurang iman..._ Hal ini justru sesungguhnya menunjukkan mereka kurang baca siroh nabawiyah khususnya ttg keluarga Nabi.... Atau, apakah mereka menuduh Bunda Aisyah kurang iman? Sungguh, kami berlepas diri dr yg demikian...
🙏💜
Kasus 2.
Saat Nabi menerima ayat pertama di gua Hira, beliau ketakutan, gemetar, dan gelisah. Beliau katakan
"Selimuti aku...."
Dalam hadis panjang ttg peristiwa ini, Bunda Khadijah bersegera menyelimuti Nabi, menenangkan hati beliau dg testimoni kebaikan perilaku sang Nabi, yg ramah, yang penyayang, yang peduli pada masyarakat dll, sehingga tenanglah hati Sang Nabi baru.
Setelah agak lelap tenang, Bunda Khadijah segera bangkit mencari info terbaik ttg kejadian yg menimpa suaminya. Datanglah beliau pada Waraqah bin Naufal, seorang nasrani garis lurus yg memahami tanda2 kenabian, yg beriman akan datangnya Nabi baru...
Kisah ini bila ditarik dlm syarah, maka didapatkan bahwa peran isteri menjadi dominan dlm menjadikan keluarga samara, baity jannati.
So,
Dari dua kisah dan kasus yg diuraikan, kita dapatkan gambaran ttg peran penting masing2 pihak: suami isteri dlm terbentuknya keluarga samara, baiti jannatiy. Sesuai porsinya, sesuai kebutuhan dr masing2 kasus perkasus.
Tidak ada dominasi yg menekan satu dg yang lain. Selalu ada gaya yang berbeda di tiap2 kasus dan pada masing2 keluarga.
Itulah barangkali diantara rahasia, mengapa dlm Ar Rum 21, Allah SWT pake kata جعل, karena dlm kata ini mengandung makna adanya kuasa Allah dan keterlibatan manusia dlm menjadikan sesuatu itu terjadi.
Allahu a'lam
(Rif'ah Mahmud)
Comments
Post a Comment