kisah buya hamka makkah vs new york

Law of Attraction 

Saya pernah dengar penjelasan tentang hal ini dari ceramah Pak Fahruddin Faiz. Beliau sepakat dengan teori ini. Inti dari bahasan law of attraction adalah, hal positif/negatif hanya akan datang jika kita memang ingin mencarinya. 

Dari penjelasan beliau saya pun bisa dengan mudah menerima karena sayapun pernah baca tulisan yang bertema serupa. Mohon dikoreksi jika salah ya... Saya lupa sumber pastinya. 

Kurleb seperti ini... 

Dalam sebuah ceramah, ada seseorang yang bertanya pada Buya Hamka, 

“Subhanallah Buya, sungguh saya tidak menyangka. Ternyata di Makkah itu ada wanita nakal, Buya. Kok bisa?,” ucapnya.

Dengan tenang dan tidak terbawa emosi, Buya Hamka justru menjawab, 

“Oh ya? Saya baru saja dari Los Angeles dan New York. Dan Masya Allah, ternyata di sana tidak ada wanita nakal.”

Laki-laki itu pun membantah Buya Hamka, 

“Ah mana mungkin Buya! Di Makkah saja ada kok. Pasti di Amerika jauh lebih banyak lagi.”

Buya Hamka menjawab. “Kita memang hanya akan dipertemukan dengan apa-apa yang kita cari,” ucap Buya Hamka lagi sembari tersenyum teduh.

Jadi meskipun seseorang pergi ke Makkah yang notabene adalah Tanah Suci, namun kalau yang diburu dan dicarinya hanyalah yang buruk, maka setan dari golongan jin maupun manusia niscaya akan menuntunnya ke arah keburukan tersebut.

Sementara jika seseorang mencari kebaikan, meskipun ke Los Angeles dan New York, maka segala kejelekan pun akan tersembunyi dan enggan untuk muncul.

Oleh karena itu, sebagai seorang Muslim yang baik, hendaknya kita selalu mengedepankan prasangka yang baik, itikad yang baik, dan harapan yang baik sehingga akan selalu dapat memperoleh kebaikan yang diridhai Tuhan.

Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah akan mempertemukan kita semua dengan hal yang baik, jika niat awal kita adalah mencari kebaikan. Allah pun akan menuntun kita berkumpul dengan orang yang baik, di tempat yang baik, serta kesempatan yang baik.

Dari kisah itu, maka perlu digarisbawahi ungkapan, “Kita hanya akan dipertemukan dengan apa yang kita cari”.

Dari paparan pak Faiz dan dari kisah yang pernah saya baca tersebut saya nggak masalah dengan teori Law of Attraction. Mungkin karena memang saya mendengar penjelasan dari orang yang sesuai dengan pemahaman agama saya. 

Mungkin kalau saya dengar teori itu dari orang lain belum tentu saya akan punya pandangan yang sama pula.

Tema yang sama jika dijelaskan oleh orang yang berbeda bisa jadi menghasilkan pemahaman yang berbeda. 

Yang salah bukan konsepnya. Tapi bagaimana seseorang memadukan konsep itu dengan pengamalan-pengalamannya. 

Kalau yang menyampaikan konsep memiliki latarbelakang pemahaman agama yang sama dengan kita maka kesimpulan dari konsep itu akan mudah kita terima. 

Hal seperti ini berlaku utk banyak hal... Jika tidak cocok dengan pelajaran tertentu misalnya, coba ganti guru. Barangkali akan mendapat pemahaman yang baru dan lebih mudah dimengerti.

https://www.facebook.com/1428354522/posts/10225722234349120/

Comments

Popular posts from this blog

janganlah kalian kotori dengan masuk ke dalam kubangan politik

Never attempt anything without complete information.

Efek Jangka Panjang Penggunaan Teknologi Digital pada Kognisi Manusia