BUMN harusnya bikin happy rakyat

*Perusahaan saya

Baiklah, sy mau membahas perusahaan sy berikutnya. Tidak sombong, tapi memang banyak loh perusahaan sy ini. Dan sebenarnya, itu juga punya kalian. Sama2 kita punya. 

Setelah bahas BUMN Karya yg utangnya menggunung, juga PT KAI yg utangnya meroket. Sekarang kita bahas BUMN yang cukup bagus kinerjanya. Not bad-lah.

PT Telkom Indonesia. Perusahaan kita ini, sudah merilis laporan keuangan 2020. Jadi bisa kita lihat2 laporannya.

Pertama2, perlu dicatat, kepemilikan NKRI di Telkom ini hanya 52% saja. Investor pegang 48%. Jadi kita tidak mayoritas amat seperti di PLN atau PT KAI yg 100%. Kepemilikan NKRI di Telkom ini kayak hasil pilpres. Bergeser dikit, bukan NKRI lagi yg mayoritas di sini.

Kedua2, mari bahas laporan laba rugi. Pendapatan perusahaan kita ini tahun 2020 bertambah dikit jadi 136 trilyun, nambah 1 trilyun dibanding 2019. Biaya dan beban, termasuk biaya pendanaan, semua kurang lebih sama kayak 2019. Dus, laba komprehensif tahun 2020 sebesar 25,9 trilyun. Lumayan. Telkom Indonesia jelas salah-satu perusahaan yg tidak kena efek pandemi. Malah seharusnya tambah moncer bisnisnya. 

Yang ketiga, jumlah aset perusahaan kita ini 247 trilyun. Utang total 126 trilyun. Cincai, rasionya jelas lebih baik dibanding BUMN Karya. Posisi kas perusahaan kita ini strong, 20 trilyun, aktiva tetapnya juga banyak. Semua oke2 saja.

Yang keempat, mari kita bahas gaji dan bonus. Tahun 2020, total remunerasi buat Direksi dan Komisaris adalah 371 milyar. Turun 5% dari 2019. Tapi meski turun, setiap direksi tetap bawa pulang gaji sebesar 2-3 milyar per bulan. Sementara komisaris bawa pulang gaji 1-2 milyar per bulan. Petugas outsource yg pasang2 Indihome bawa gaji berapa? Tidak tahu. 25.000 karyawan PT Telkom ini, soal kesenjangan penghasilan, mungkin bisa ditanyakan langsung ke mereka. 

Kurang lebih begitu.

Dengan kinerja laba begini, besar harapan saya, semoga Telkom Indonesia ini mau bikin happy pemiliknya. Yaitu kita semua. Apa gunanya sih kita ini punya banyak perusahaan tapi tdk pernah happy? Harusnya sih, tiba2 seluruh rakyat dapat bonus kuota. Biaya langganan Indihome mendadak gratis sebulan. Mendadak akses ke streaming legal dikasih gratis. Waaah, hepi kita. 

Atau perusahaan lain milik kita kayak PLN, mendadak listrik gratis, Garuda Indonesia, mendadak semua orang dikasih tiket gratis--daripada itu pesawat kosong. BUMN Karya, mendadak masuk tol gratis. Bahkan BUMN Pindad, mendadak semua rakyat dikasih hamper alias kado lebaran berisi: peluru, senjata, ehh... Maaf jadi ngelantur.

Tapi intinya, ayolah, sejatinya itulah kenapa kita bikin BUMN, untuk bikin bahagia pemiliknya, rakyat Indonesia. Bukan sebaliknya, ngos2an bayar listrik, pelayanan Indihome ngeselin, sering lelet pula aksesnya. Garuda adalah maskapai 'tiket termahal' sejagad raya. BBM mahal gilak, sementara di negara tetangga tinggal separuh harga saat minyak dunia turun--apalagi saat minyak dunia naik. Belum lagi BUMN yg ngurus lokasi2 wisata, mau numpang melintas saja susah. Dan semua keluhan lainnya. 

Semoga besok2, kalau generasi berikutnya, anak2 kita yg jadi direksi, komisaris, termasuk menteri, pejabat tinggi negara, mereka bisa menjadikan BUMN ini benar2 bermanfaat dan bikin hepi pemiliknya. Bukan cuma buat bagi2 jabatan bagi pendukungnya saja. 

*Tere Liye, penulis novel 'Negeri Para Bedebah'
**pembayar pajak
***pemilik perusahaan2 besar di Indonesia, mulai dari Pertamina, PLN, dll--bareng2 bersama kalian.

Comments

Popular posts from this blog

jenis-jenis Sistem Transmisi mobil

Kudeta Jokowi Mulai Tercium Oleh Prabowo Subianto

Jumlah rakaat shalat tarawih sesuai tuntunan