Beberapa alasan kenapa vaksinasi covid di Jepang lambat
Beberapa alasan kenapa vaksinasi covid di Jepang lambat :
"People in Japan are often skeptical about foreign-made drugs, especially vaccines, and officials say they needed to thoroughly address safety concerns."
Orang-orang di Jepang sering skeptis tentang obat-obatan buatan luar negeri, terutama vaksin, dan para pejabat mengatakan mereka perlu memastikan bahwa vaksin yang digunakan adalah aman.
Pemerintah Jepang tidak menerima hasil uji coba perusahaan vaksin yg dilakukan secara multinasional. Namun mereka meminta dilakukan uji coba khusus ke orang-orang Jepang untuk memastikan bahwa vaksin yg digunakan benar-benar aman.
"Japan’s mistrust of vaccines is decades old, partly because side effects have often been played up.
In the 1990s, the government scrapped mandatory inoculations after a court ruling held it responsible for side effects linked to several vaccines."
Ketidakpercayaan Jepang terhadap vaksin sudah berusia puluhan tahun, sebagian karena efek sampingnya sering diabaikan.
Pada 1990-an, pemerintah membatalkan inokulasi wajib setelah keputusan pengadilan menyatakannya bertanggung jawab atas efek samping yang terkait dengan beberapa vaksin.
Orang Jepang terkenal dengan perfeksionismenya. Sekali sebuah produk diketahui berbahaya maka sulit untuk kembali mempercayainya.
Keterangan foto :
Yutaro Ueguri, yang menjalankan toko bagel organik di Edogawa Ward Tokyo, bersikeras bahwa dia dan keluarganya tidak akan divaksinasi COVID-19, dengan mengatakan dia tidak ingin menyerap apapun berbahan "artificial" ke dalam tubuhnya.
“I have this faith that I’m healthiest when I’m my natural self or the way I was made to be,” Ueguri said. “At the foundation of all this is the idea that I don’t want to take in anything unnecessary for my body. To me, one example of that is a vaccine.”
His wife, Mami, 48, feels the same. She also avoids taking in artificial substances, a sentiment that means she typically goes without makeup in her daily life. Like her husband, Mami is determined to give COVID-19 vaccines a wide berth.
“I just don’t feel comfortable with the idea of letting something mysterious into my body,” she said. “Instead, I’m choosing to protect myself against the virus by eating healthily, so that we, as a family, can increase our immune strength.”
“Saya memiliki keyakinan bahwa saya lebih sehat ketika saya menjadi diri saya yang alami atau seperti yang telah diciptakan,” kata Ueguri. “Pada intinya saya tidak ingin mengambil sesuatu yang tidak perlu untuk tubuh saya. Bagi saya, salah satu contohnya adalah vaksin.”
Istrinya, Mami, 48, juga merasakan hal yang sama. Dia juga menghindari mengonsumsi zat buatan, sentimen yang berarti dia biasanya pergi tanpa riasan dalam kehidupan sehari-harinya. Seperti suaminya, Mami bertekad tidak melakukan vaksinasi Covid 19.
"Saya hanya tidak merasa nyaman dengan gagasan membiarkan sesuatu yang misterius masuk ke tubuh saya," katanya. “Sebaliknya, saya memilih untuk melindungi diri dari virus dengan makan sehat, sehingga kita, sebagai keluarga, dapat meningkatkan kekuatan kekebalan tubuh kita.”
http://www.asahi.com/sp/ajw/articles/14349720
https://www.japantimes.co.jp/news/2021/06/29/national/japan-vaccine-hesitancy-opposition/
https://www.facebook.com/1428354522/posts/10226420840733843/
Comments
Post a Comment