Musuh kita itu adalah: oportunis, penjilat, orang2 yg tidak jelas apa kerjaannya, apa kompetensinya
*Korupsi dan Kita
Saya tidak percaya. Saya betulan tidak mau percaya, saat Direktur Utama Garuda Indonesia periode 2005-2014 dituduh menerima suap saat membeli mesin pesawat beberapa tahun. Karena dia itu senior di kampus, dirut sebuah perusahaan besar, gaji milyaran, kaya raya. Dan, saat dia jadi dirut, kinerja Garuda cukup baik. Masa' orang baik begini korup?
Tapi mau bagaimana lagi? Mau sy tidak percaya, penyidik di negara asal pemberi suap. Karena kasus ini melibatkan pembelian mesin pesawat terbang Rolls Royce, justeru telah selesai membuktikan suap tsb. Rolls Royce mengaku, dan didenda besar, ratusan juta dollar oleh penegak hukum di sana. Negara orang itu keren, yg nyuap pegawai Rolls Royce, tapi yg dihukum bukan cuma pegawainya, seluruh perusahaanya dihukum, bayar denda trilyunan, biar kapok. Coba parpol dibeginikan. Kadernya korup, seluruh kader parpol disuruh bayar ke negara 10 trilyun. Bisa miskin itu kader parpol.
Menyusul fakta di negara luar itu, maka mustahil si dirut yg terima suap puluhan milyar tdk masuk penjara. Penyuap sdh terbukti mengaku. Hanya soal waktu, di penyuap masuk penjara. Jadilah dirut diselidiki, diadili, masuk penjara. Saya menolak percaya, tapi fakta hukum bicara lain.
Kok bisa orang yg berpendidikan, kaya, terkenal, masih korupsi? BISA.
Itulah realitasnya.
Maka, saat Kementerian Pertahanan dikabarkan akan belanja alutsista senilai 1.760 trilyun, kita semua harus waspada. Semua orang bisa korupsi, termasuk idola kalian yang dipuja setiap hari.
Hari2 ini, publik mulai dibukakan matanya lewat laporan wartawan. Ini mulai seru, Kawan. Siapa yang akan menjadi eksekutor pembelian 1.760 trilyun alutsista ini? Perusahaan siapa? Ayo loh. Siapa direksi dan komisarisnya? Ini akan semakin seru. Kok bisa ditunjuk jadi pembeli alutsista tsb? Dia itu calo? Makelar? Kok harus lewat perantara? Kenapa tidak negara saja yg beli langsung?
Nama2 Prabowo, dan Gerindra, akan sering disebut atas anggaran 1.760 trilyun ini. Mau gimana lagi, menterinya dari Gerindra. Kan lucu, menteri Gerindra yg dibahas PSI atau PKS. Itu nggak nyambung. Jadi tolong, lebih transparan, lebih akuntabel. Jangan menggampangkan masalah. Pun kalau kalian fans Prabowo, fans Gerindra, ayo ikutan kritis, bukan membabi buta. Bantu idola kamu itu agar tetap bersih. Bantu partainya juga bersih. Karena eh karena, tuh lihat Menteri dari Gerindra yg ditangkap KPK, hanya gara2 uang seupil doang. Apalagi ini, 1.760 trilyun. Ngiler semua.
Inilah realitasnya. Kita dan korupsi.
Katanya kita tidak ada lagi mafia? Ehem. Atau jangan2, dimana2 memang terus ada mafia? Termasuk di BUMN seperti Pertamina, Garuda, dkk jangan2 selalu ada mafia? Calo? Yang disuap dan menyuap? Pertamina misalnya, dulu koar2 BBM mahal karena ada mafia. Lihat, bertahun2 berlalu BBM tetap mahal. Bandingkan dgn Malaysia saat harga minyak dunia turun. Di Malaysia sudah 5000-an utk BBM kualitas lebih baik, di sini harga tetap 9.000 lebih utk BBM kualitas lebih ambyar. Ehem, mafianya dulu siapa dong? Katanya sudah diberantas? Kok masih mahal? Ini selalu saja muter2 jawabnya, nyalahin orang lain, sementara direksi dan komisaris Pertamina tdk pernah salah. Selalu ada argumennya. Mereka memang telah bekerja efisien, dan maha sempurna.
Yes. Itulah realitas negeri
Korupsi dan kita.
Maka, saat itulah, mendesak sekali kita punya lembaga penegak hukum yang kuat. Yg bisa melawan korupsi. Ayo mari kompak dikit soal ini. Kita butuh KPK yg kuat. Kita butuh penyidik2 terbaiknya, penyidik2 yg berpengalaman. Ayo netizen, kompak. Bukan kamu malah jadi corong koruptor, berisik soal taliban, radikal, membuat KPK jadi ribut, semakin lemah. Siapa yang tertawa? Koruptor.
Ketahuilah, siapapun bisa korupsi. Termasuk idola kamu. Termasuk elit2 yg seliweran di televisi, terlihat suci, boleh jadi belum ketahuan saja. Maka ayo mari semua kompak, musuh kita itu adalah: koruptor.
Musuh kita itu adalah: oportunis, penjilat, orang2 yg tidak jelas apa kerjaannya, apa kompetensinya, tapi terus menghisap uang rakyat. Ongkang2 kaki menikmati semuanya.
*Tere Liye, penulis novel 'Negeri Para Bedebah'
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=328631061963799&id=100044507226666
Comments
Post a Comment