pemindahan ibukota ini hanya demi bangsa dan negara?

*IKN = cuan baru

Kalian polos sekali jika melihat pemindahan ibukota ini hanya demi bangsa dan negara, patriot, pahlawan, bla-bla-bla.

Ibukota baru adalah ttg bisnis. Dan pengusaha, terutama yang memiliki akses ke penguasa, lebih2 yang memang sekaligus jadi pejabat, memiliki kesempatan luar biasa 'membelokkan' misi ibukota baru ini demi keuntungan bisnis mereka.

1. Siapa pemilik konsesi tanah di sana? 
Catat baik2, di negeri ini banyak hal kocak. Misal, perusahaan sawit nanam di tanah milik negara. Dikasih fasilitas banyak. Lantas dia jual mahal minyak goreng ke rakyat. Ambyar. Perusahaan tambang, dikasih konsesi tanah negara. Itu batubara milik negara. Dijual dong ke PLN? Gratis? Mana ada rumusnya. Nasib. Pun kasus yg sama bisa terjadi di IKN ini. Perusahaan yg sudah dikasih konsesi tanah negara, bisa 'berbisnis' tanah di sana. Atau setidaknya, mereka bisa memanfaatkan konsesi mereka utk kepentingan bisnis lain.

2. Proyek, proyek, proyek
IKN ini jelas adalah proyek. Pembangunan gedung, jalan, jembatan, saluran air, telekomunikasi, dll, dsbgnya. Wah, sekali proyek ini dilepas, berebut semuanya. Berapa harga konstruksinya nanti? Itu harga wajar atau tidak? Atau sekarang dibuat wajar, besok2 minta talangan, dll.

3. Para penunggang kesempatan
Belum dimulai loh pembangunan IKN ini, dalam fase perencanaan, orang2 ini sudah mulai beraksi memasukkan misi mereka masing2. Tolong di sana dikasih sentra 'energi biru nan abadi', tolong di sana dikasih pusat 'sehat selalu'. Bisnis semua, Kawan. Sekali kaki2 bisnis mereka masuk, sisanya cuan.

4. Tidak ada dana APBN
Selalu saja jualan mereka ini. Tidak ada dana APBN. Besok2 mereka perhalus, 'Ada dana APBN, tapi tdk banyak'. Besok2 mereka perhalus lagi, 'Sebagian APBN, sebagian swasta!' Dstnya, dsbgnya, hingga pada akhirnya, trilyunan APBN telah digelontorkan. Siapa yang menikmatinya? Pengusaha2 juga. 

Alkisah, ada Bapak Indo. Dia punya kebun 1 hektar. Lantas datanglah Tuan Batu mau nambang. Tuan Sawit, mau nanam sawit. Bapak Indo senang dong, dikasih konsesi. Setahun kemudian, batubara, sawit mulai produksi. Apa yg terjadi? Bapak Indo membelinya. Mahal. Stupid. Dia membeli hasil tanah sendiri.

Demikian.

*Tere Liye

https://www.facebook.com/100044507226666/posts/471740290986208/

Comments

Popular posts from this blog

jenis-jenis Sistem Transmisi mobil

Kudeta Jokowi Mulai Tercium Oleh Prabowo Subianto

Jumlah rakaat shalat tarawih sesuai tuntunan