Pentingnya menghargai Makelar, Mediator, Perantara
Saya pribadi dalam berbisnis sangat menghargai Makelar, Mediator, Perantara, Om/tante Pemersatu bangsa, Kolaborator dan lain sebagainya... Mereka orang orang yang luar biasa dalam perjalanan hidup saya...
Saya pernah jual mobil mercy jempol tahun 1973 Alhamdulillah, kurang dari 3x24 jam mobil itu laku dengan harga yang sangat fantastik.
Padahal termasuk mobil lama - hobi, langka pembeli. Kalau di showroom mobil tersebut ditaruhnya deretan paling belakang karena paling jarang dicari.
Kuncinya..... dijual dengan Perantara /Mediator.
Mereka yang motretin, mereka yang pasangin di iklan, mereka yang ajak pembeli ke tempat saya dan negosiasi sendiri... Mereka melakukan semua yang sebenarnya bisa saya lakukan sendiri.
Motret, lumayanlah saya punya sedikit skill di atas rata rata, menulis iklannya, juga ada sedikit pengalaman, ilmu marketing insyaallah saya faham secara teori dan praktik,
Pasang iklan, gampang banget.
Tapi saya punya pemikiran lain.
Dengan adanya Perantara, artinya ada rejeki orang lain yang terlibat di sini.
Saya membayangkan pada sepertiga malam, seorang Perantara berdoa agar mobil saya laku biar bisa bayar renovasi atap rumahnya yang ambrol, bayar uang sekolah atau kuliah anak nya atau ada Perantara lapis kedua yang dzikir terus menerus agar bisa kirim uang pada orang tua yang sedang sakit. atau si Perantara lapis ketiga yang malah bersedekah, agar Allah memudahkan jual beli, agar komisinya bisa buat mengkhitankan atau menikahkan anaknya
Sangat mungkin, mobil saya ini cepat laku lantaran Allah mengabulkan do'a para Perantara tadi.
Saya cuma nebeng saja.
Semakin banyak yang terlibat dalam perolehan rejeki kita, semakin lancar ikhtiar kita, karena ada D'OA gotong-royong di situ.
Entah doa siapa yang dikabulkan, semua kecipratan.
Tak heran saya sering melihat tulisan “Rumah dijual tanpa perantara,” dan banyak yang tidak juga laku selama bertahun-tahun.
Mungkin karena tidak ada doa gotong royong di situ. Tidak ada doa yang bisa dibonceng.
Akhir-akhir ini betapa kita sangat membutuhkan doa gotong-royong itu.
Banyak yang sekarang terpaksa banting stir jadi gojek, gofood, makelar demi mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Misal, yang menjual makanan, coba libatkan orang lain untuk sekedar bantu-bantu dengan sedikit upah.
Belilah bahan-bahannya dari orang terdekat. Jangan lupa katakan, “doain makananku laku ya, Bang, biar bisa beli bahan di tempatmu.”
Lalu cobalah gaet teman-teman kita jadi Reseller kita.
Kalau dagangan kita laku, bersedekahlah, karena doa si penerima sedekah akan mengetuk pintu langit.
Hidup tak hanya memerlukan perputaran uang dan barang, tapi juga perputaran doa.
Doa bertemu dan bergulir.
Salah satu doa saja yang dikabulkan, akan menimbulkan efek domino pada yang lain.
Tidak ada orang yang dadakan langsung jago dagang.
Jangan kuatir. Ketika ilmu kita belum sampai, doa dan efforts kita yang akan menggenapi.
Dalam marketing kita harus menguasai 4P :
Product, Price, Place, Promotion.
Dalam doa, kita cukup tahu 1- P
yakni Pasrah. Berserah pada kasih sayang dan kuasa Allah.
10 Maret 2022
Omy Wijaya
https://www.facebook.com/100000655755708/posts/5111990652166076/
Comments
Post a Comment