IKHLAS DAN RIDHA
IKHLAS DAN RIDHA
Gua sering ketemu orang terkendala "ikhlas". Mereka bilang, "Gua belum bisa ikhlas." Padahal, yang mereka maksud sebenarnya, "Gua belum bisa ridha."
Maka, dudukin dulu perkaranya.
Ikhlas itu konteksnya akidah dan tauhid. Intinya adalah memperuntukkan sesuatu hanya kepada Allah.
Ridha, itu bisa dibilang kebalikannya, yaitu Allah memperuntukkan sesuatu kepada kita. Itu urusan qadha dan qadar.
Beriman kepada takdir (baik/buruk) itu emang termasuk yang paling berat. Inilah salah satu bentuk "kutukan pengetahuan" di mana kita cenderung merasa punya pembenaran bahwa sesuatu mestinya terjadi atau tidak terjadi pada diri kita.
Iya, paling berat. Kenapa? Karena demi keikhlasan kita kepada Allah, kita harus ridha dengan apa yang diberikan Allah kepada kita, atau apa yang diizinkan Allah terjadi pada kita, apapun bentuknya. Alias, untuk apapun itu baik atau buruk, kita harus tetap indifferent alias netral. Kan ada haditsnya, "Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin..."
Dengan demikian, poin paling pentingnya justru ini; bahwasanya ikhlas dan ridha, adalah tentang hubungan kita dengan Allah, bukan antara kita dan keadaan atau situasi kita, atau antara kita dan kejadian yang kita alami.
Sekali lagi, itu semua adalah tentang hubungan kita dengan Allah. Apapun yang ada di antaranya dan menjadi perantaranya, apakah senang atau susah, disebut dengan "ujian".
Jangan salah fokus. Seneng jangan kesenengan, nanti bablas. Susah ya jangan kesusahan, nanti bablas juga.
Fokus pada konteks, jangan pada konten.
♥️👍🙏💪
https://www.facebook.com/714484144/posts/10159291206259145/
Comments
Post a Comment