kemenangan Taliban merupakan kebangkitan Nasionalisme Islam
Saya sudah menduga Baradar yang bakal jadi pemain utama dalam lanskap baru Afghanistan.
Baradar memang terlihat paling siap diplot jadi eksekutif. Saya liat dari tayangan al jazeera, sosok2 taliban yang sekarang sudah berubah. Sepertinya ada pasword baru. Kalau melihat serangkaian plot kejadian jelang tumbangnya pemerintahan Ashraf Ghani, para pemain sentral Taliban sekarang, bukan diplot buat Perang Militer, apalagi cuma gaya milisi-milisian. Melainkan untuk Perang diplomasi. Bayangin bisa maksa presiden petahana mundur baik-baik atau memaksa tentara AS pulang kampung tanpa satu peluru pun meletus, apalagi kalau bukan lewat perang diplomasi.
Lihat saja, dalam memasang staf kunci untuk humas, yang tampil orang yangbahasa inggrisnya bukan saja lancar, bahkan british style English.
Jadi yang masih belum move on dengan stereotype Taliban pra WTC September 2001 termasuk para pengamat Timur-Tengah, pasti keliru membaca konstelasi Afghanistan sekarang ini.
Oh ya satu hal lagi yang menarik, karena dalam skema Taliban sekarang adalah menyatukan kembali semua mahzab Islam dan suku-suku bangsa terutama Pastun, Tajik dan Hazara, maka otomatis Suny-syiah jadi cair. Karena Pastun yang berbasis di Selatan dan dekat Pakistan dengan tradisi Suni Hanafiah, Tajik dan Hazara yang berbasis di Utara dan punya ikatan tradisi dengan Iran dan Parsi umumnya bertradisi Ahlul Bait,, maka suni dan syiah kali ini praktis berada dalam satu barisan.
Maka Mas Dahlan Iskan tepat sekali kalau menyebut kemenangan Taliban merupakan kebangkitan Nasionalisme Islam khas Afghanistan.
Comments
Post a Comment