Sufi yang Minum Anggur

"Sufi yang Minum Anggur"

Q: Setahu saya para sufi zaman dulu kerap menggunakan minuman anggur merah sebagai salah satu wahana ekstase. Bukankah itu juga mengandung alkohol? Adakah anggur yang boleh diminum? Ataukah anggur dalam hal itu hanya kiasan? Mohon pencerahan. Nanya sungguhan ini. Terima kasih sebelumnya.

: :

J: Sufi mana yang minum anggur, mas? Bisa kasih contoh? 

Yang disebut 'sufi' itu sebenarnya muslim yang menjalankan agama Islam dengan ketiga aspeknya sekaligus: iman, islam, ihsan. Jadi landasannya adalah syariat. Bukan yang meninggalkan Syariat. Bukan juga yang menafikan aspek ihsan, lalu mengatakan bahwa agama Islam hanyalah syariat saja dan meniadakan aspek batinnya (ihsan). 

Yang dilabeli 'sufi' sebenarnya mereka yang berusaha menjalankan agama Islam dengan utuh, lahir dan batin. Jadi, landasannya pasti syariat. Maka tidak mungkin ia menyentuh intoxicants (khamr). 

Karena golongan yang menganggap Islam hanyalah syariat saja dan menafikan sisi tasawuf (batin) agama ini kemudian mengklaim bahwa "kamilah Islam", golongan yang juga menyertakan aspek tasawuf dalam syariat kemudian dilabeli tasawuf, seakan tasawuf berbeda dengan Islam. 

Di sisi lain, yang hanya menjalankan aspek tasawuf tapi meninggalkan syariat, tidak bisa disebut sufi juga sebenarnya. Yang sibuk dengan upaya penyucian batin, puasa dan sebagainya agar bisa membuka mata ketiga, agar sakti atau melihat jin, tapi tidak shalat misalnya, ya tidak bisa disebut sufi juga. Apalagi, tujuannya pun sudah keliru. Dan tidak akan sampai juga selama meninggalkan apa yang dibawa Rasulullah saw. 

Kemudian, menggunakan wine sebagai wahana ekstase. Nah ini janggal. Pertama, tujuan orang menapaki jalan tasawuf sama sekali bukan untuk mengejar ekstase. Jadi buat apa menggunakan wine? Tidak ekstase pun tidak apa-apa bagi mereka. Ekstase lebih ke bonus saja. 

Kedua, mereka begitu mudah memasuki ekstase tanpa upaya luar seperti minum. Ekstase ini lebih ke sesuatu yang seperti mata air dalam batin yang kemudian airnya melimpah ke luar, ke seluruh dirinya. Jadi sama sekali bukan upaya eksternal, sehingga perlu melakukan upaya eksternal, melakukan sesuatu agar bisa ekstase.

Kemudian, terkait minum anggur kemudian mabuk, itu kias. Contohnya dalam puisi-puisi rumi (Rumi seorang yang bersyariat dengan sangat ketat, btw). 

Siapapun yang menapaki jalan ini dengan serius dan cukup lama, akan memperoleh pengalaman batin seperti diberi minum susu atau anggur. Ini simbol. 

Susu adalah simbol pengetahuan. Anggur adalah simbol rasa batin yang meluap-luap kepada ilahi, seperti "mabuk". Itu sebenarnya tumbuh perasaan jatuh cinta kepada Rabb, yang kemudian subur.

Sekali lagi, itu simbolik. Konteksnya biasanya terkait pengalaman batin. Contohnya hadis ini: 

Ibnu Umar berkata: aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ketika aku tidur, aku bermimpi diberi segelas susu lalu aku meminumnya hingga aku melihat pemandangan yang bagus keluar dari kuku-kukuku, kemudian aku berikan sisanya kepada sahabat muliaku Umar bin Al Khattab". Orang-orang bertanya: "Apa takwilnya wahai Rasulullah?"  Beliau menjawab: "Ilmu".

(H. R. Bukhari no. 80).

: :

#catatanHM
#sufi 
#anggur
#mabuk

https://www.facebook.com/901950270/posts/pfbid0eL9JAgTLzupseQbJoBBRgTw9AFmhBzu1d1XMVHfxLr6EbY5RBi3CyN7rS3oak3vMl/

Comments

Popular posts from this blog

Tingkatkan Pengetahuan Anda! TAHUKAH ANDA?

Menyambut Ramadhan

Mencampuradukkan ajaran agama lain ke dalam Islam