Al Kahfi dan akhir zaman

INTRA-RELASI ANTARA AL KAHFI & AL MASIH AD DAJJAL

Oleh : Hizbullah Ivan

.
.
Bismillah.

Dari Abu Darda, dari Nabi Shalallahu 'alayhi wa sallam bersabda, “Barangsiapa menghafal sepuluh ayat pertama surat al-Kahfi maka dia akan dijaga dari Dajjal. (HR. Muslim)

Dari Abu Said al-Khudri, Rasulullah Shalallahu 'alayhi wa sallam bersabda, “Barangsiapa membaca surat al-Kahfi sebagaimana ia diturunkan, maka baginya cahaya pada hari Kiamat dari tempat beridirinya hingga Makkah, dan barangsiapa membaca sepuluh ayat terakhirnya kemudian Dajjal keluar, maka dia tidak akan dapat dikuasainya. (HR. Muslim)

Dear Temans..

Hampir seluruh Nabi mewasiatkan kepada kaumnya untuk berlindung kepada Allah dari fitnah Dajjal, sebab orang yang mengalami zaman datangnya Dajjal akan mendapat ujian iman yang begitu berat.

Karenanya, 14 abad lalu melalui hadits diatas Rasulullah shalallahu 'alayhi wa sallam mewasiatkan pesan agar kita senantiasa MEMBACA surat AL-KAHFI agar dapat terhindar dari fitnah Dajjal.

Beliau shalallahu 'alayhi wa sallam pun menyuruh kita membaca doa perlindungan dari fitnah Dajjal pada saat tahiyat akhir dan sebelum salam dalam shalat-shalat kita. (Do'a ini tentu teman2 semua sudah hafal)

Lalu, apa hubungannya fitnah Dajjal (akhir zaman) dengan surat al-Kahfi sebagai benteng perlindungan dari fitnah Dajjal?

PERHATIKAN..

Dalam surat Al-Kahfi, terdapat 4 kisah yang menggambarkan tentang fitnah yang akan menguji keimanan umat Islam di akhir zaman, lengkap dengan cara menghadapinya.

PERTAMA

Fitnah yang tertulis dalam ayat 1-14 yang menceritakan tentang sekelompok anak muda (Ashabul Kahfi) yang beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Mereka hidup di tengah pemerintahan yang zalim dan menawarkan Islam sebagai pemecah masalah, namun mereka justru ditolak dan diburu untuk dibunuh.

Mereka pun kemudian  dikejar dan lari berlindung ke dalam gua (kahfi) hingga tertidur selama 309 tahun lalu terbangun dengan kondisi penduduk negeri yang sudah banyak yang beriman kepada Allah.

Kisah ini menggambarkan ujian dalam memegang teguh agama dan menegakkannya. Karena kelak Dajjal akan menguji keimanan kita dan mengajak kita untuk menjadi golongannya. Cara untuk menghadapi ujian ini tertulis dalam surat Al-Kahfi ayat 28, sbb :

“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas”

KEDUA.

Fitnah yang kedua tertulis di ayat 32-42 yang menceritakan tentang Shohibul Jannatain (pemilik dua kebun) yang tenggelam dalam kekayaannya dan melupakan Allah dan hari kiamat.

Kisah ini menggambarkan fitnah atau ujian pada saat kita memiliki banyak harta yang dapat menjadikan kita memiliki sifat sombong seperti iblis.

Untuk menghadapi fitnah atau ujian ini, Allah mengingatkan kita untuk menanamkan dalam hati bahwa semua yang ada di bumi ini tidak ada yang kekal. Hal ini tersurat dalam surat Al-Kahfi ayat 45 :

“Dan berilah perumpamaan kepada mereka (manusia), kehidupan dunia seperti air hujan yang Kami turunkan dari langit, maka menjadi subur karenanya tumbuh-tumbuhan di muka bumi, kemudian tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering yang diterbangkan oleh angin. Dan adalah Allah, Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

KETIGA.

Fitnah yang Ketiga tertulis dalam ayat 62-70 yang menceritakan tentang Nabi Musa ‘Alaihissalam dan Khidr.

Konon, Nabi Musa merasa bahwa dirinya adalah orang paling pintar di dunia. Namun, Allah kemudian menunjukkan bahwa ada orang lain yang lebih pintar dari Nabi Musa ‘Alaihissalam, yaitu Khidr. Allah kemudian menunjukkan keberadaan Khidr dengan analogi dua pertemuan laut.

Kisah ini menggambarkan fitnah atau ujian ilmu. Sama seperti ujian harta, ujian ilmu juga dapat menjadikan kita sombong dan merendahkan pihak lain. Kita bisa mengatasinya dengan sikap tawadhu atau rendah hati. Ketika Khidr mensyaratkan Musa untuk tidak banyak bertanya hingga semua dijelaskan, Musa menjawab: “Insya Allah kamu akan mendapati aku sebagai orang yang sabar, dan aku tidak akan menentangmu dalam sesuatu urusan pun”

KEEMPAT

Fitnah keempat tertulis dalam ayat 95 yang menceritakan tentang raja Zulkarnain yang adil dan suka menebarkan kebenaran. Suatu harI ia bertemu satu kaum yang bahasanya hampir tidak bisa dimengerti.

Meski ia adalah raja yang amat dihormati, Zulkarnain dengan ketawadhuannya meminta pertolongan kepada pihak lain untuk berkomunikasi dengan kaum tersebut.

Kisah ini menggambarkan tentang ujian kekuasaan yang bisa membuat manusia merasa dirinya paling hebat. Selayaknya kita meniru Zulkarnain yang tetap tawadhu dan rendah hati meski ia sangat dihormati. Dzulkarnain berkata: “Ini adalah rahmat dari Tuhanku”  (Al-Kahfi: 97)

***

Dengan demikian,,

Jika hadits Nabi shalallahu'alayhi wa sallam di atas menyebutkan bahwa membaca surat al-Kahfi dapat melindungi kita dari fitnah Dajjal, maka sebenarnya perintah itu bukan hanya sekedar membacanya, namun juga mentadabburinya serta melaksanakan isinya.

Surat al-Kahfi ini, selain menyampaikan empat bentuk fitnah tadi, ia juga menyampaikan empat solusi bagi terhindarnya atau terlindungnya diri kita dari empat fitnah tersebut.

Wallahu'alam Bish Shawab.
Semoga Bermanfaat.

END.

-Hizbullah Ivan-

Comments

Popular posts from this blog

jenis-jenis Sistem Transmisi mobil

Kudeta Jokowi Mulai Tercium Oleh Prabowo Subianto

Jumlah rakaat shalat tarawih sesuai tuntunan