Asyuro, Kemenangan Sekaligus Kesedihan
Asyuro, Kemenangan Sekaligus Kesedihan
Eka P. Ar rasyid
Kalau baca riwayat, puasa Asyuro, 10 Muharram, sudah biasa dilakukan orang suku Quraish sejak jaman jahiliyah. Alasannya karena pada tanggal itulah Nabi Musa berhasil membawa rakyat Israel menyeberang laut Merah, selamat dari kejaran Fir'aun.
Tak hanya itu. Tanggal yang sama pula Allah mengampuni dan menerima taubat nabi Adam as, Allah menyelamatkan kapal nabi Nuh as. hingga mampu berlabuh di bukit Zuhdi, Allah menyelamatkan nabi Ibrahim as. dari kejaran Namrud, Allah membebaskan nabi Yusuf as. dari penjara karena fitnah Zulaikha, serta ditanggal yang sama pula Allah menyembuhkan segala penyakit yang diderita nabi Ayub as. Banyak sekali keberkahan di hari asyuro ini.
Pada tanggal ini pula seorang pemimpin yang gagah berdiri dan berbicara kepada orang-orang yang hendak membunuhnya,
"Lihat nasabku. Pandangilah siapa aku. Lantas lihatlah siapa diri kalian. Perhatikan apakah halal bagi kalian untuk membunuhku dan menciderai kehormatanku?"
“Bukankah aku ini putra dari anak perempuan Nabimu? Bukankah aku ini anak dari washi dan keponakan Nabimu, yang pertama kali beriman kepada ajaran Nabimu?
“Bukankah Hamzah, pemuka para syuhada, adalah Pamanku? Bukankah Ja’far, yang akan terbang dengan dua sayap di surga, itu Pamanku?
“Tidakkah kalian mendengar bahwa Rasulullah berkata tentang saudaraku dan aku: “keduanya adalah pemuka dari pemuda ahli surga”?
“Jika kalian percaya dengan apa yang aku sampaikan, dan sungguh itu benar karena aku tak pernah berdusta. Tapi jika kalian tidak mempercayaiku, maka tanyalah Jabir bin Abdullah al-Anshari, Abu Sa’id al-Khudri, Sahl bin Sa’d, Zaid bin Arqam dan Anas bin Malik, yang akan memberitahu kalian bahwa mereka pun mendengar apa yang Nabi sampaikan mengenai kedudukan saudaraku dan aku."
Pasukan utusan Abaidullah bin Ziyad memaksa pria yang bernama Husein bin Ali itu untuk mengakui kekuasaan Khalifah Yazid bin Mu’awiyah.
Pasukan memukul kepala Husein dengan pedang hingga berdarah. Lelaki malang yang sangat disayang Nabi tersebut merobek jubahnya dan membalutkan diluka kepalanya. Balutan itu tak menghentikan kucuran darah yang begitu deras.
Pasukan lain menembakkan sebuah panah hingga mengenai leher Husein bin Ali. Tidak berhenti sampai disitu, seorang lelaki, Sinan bin Anas bin Amr Nakhai menusukkan sebuah tombak lantas memenggal kepala cucu Nabi.
Ada sebuah cerita bahwa kepala itu lantas ditendang kesana-kemari. Dibuat permainan seperti sepak bola.
Pada hari terbunuhnya Husein, Imam Suyuthi mengatakan dunia seakan berhenti selama tujuh hari, terjadi gerhana matahari di hari itu, dan langit terlihat memerah selama 6 bulan.
Imam Suyuthi juga mengutip dari Imam Tirmidzi yang meriwayatkan kisah dari Salma yang menemui Ummu Salamah, istri Nabi Muhammad, yang saat itu masih hidup (Ummu Salamah wafat pada tahun 64 H, sementara Husein terbunuh tahun 61 H).
Salma bertanya: “Mengapa engkau menangis?”
Ummu Salamah menjawab: “Semalam saya bermimpi melihat Rasulullah yang kepala dan jenggot beliau terlihat berdebu. Saya tanya ‘mengapa engkau wahai Rasul?’
Rasulullah menjawab: “saya baru saja menyaksikan pembunuhan Husein.’”
Jika kita nalar pakai akal sehat dan hati yang bersih, kenapa demi sebuah kekuasaan seseorang rela menghalalkan segala macam cara?
Kebencian. Ketika seseorang sudah benci maka tidak ada kebaikan yang dilihat dari orang yang dibenci.
Yazid pengganti Husein adalah anak Muawiyah. Sejak awal Muawiyah tidak sepakat dengan kepemimpinan Khalifah Ali bin Abi Thalib. Alasannya karena Ali tidak mau mengadili para pembunuh Khalifah Ustman yang merupakan kerabat dari Muawiyah. Ali tidak melakukan hal tersebut karena menimbang baik dan buruk yang lebih besar.
Timbullah perang saudara pertama umat Islam, perang Shiffin. Saling membunuh dan memperebutkan kekuasaan. Hingga sekarang.
Kesenangan di hari Asyuro hanya terjadi sebelum nabi meninggal. Setelahnya yang ada hanyalah kesedihan-kesedihan yang mendalam.
Comments
Post a Comment