khalifah, mengapa bukan dari malaikat?
Suatu saat aku pernah membuat pertanyaan retoris, "Jika malaikat sempurna mengapa bukan mereka saja yang dijadikan sebagai Khalifah di Bumi".
Masyallah tanggapannya beragam. Mulai ikut berdikusi, menyimak, hingga mencela. Menuduhku mempertanyakan kuasa Allah. Beberapa yang mencela itu tampaknya jengah dan hengkang dari pertemananku.
Memang aku sengaja tidak memberikan penjelasan lebih jauh maksud tulisanku itu.
Maksud sebenernya dari pertanyaan retoris itu adalah, manusia tentu dianggap lebih mampu mengemban tugas sebagai Khalifah dibanding malaikat. Tentu dianggap memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki malaikat sekalipun.
Semua sudah tahu tentang hal itu. Tapi apakah sudah banyak yang menemukan apa keistimewaan dirinya dibanding para malaikat? Akupun belum tahu dan sedang dalam upaya mencari tahu.
"Mengapa akan kau jadikan makhluk perusak di muka Bumi sedangkan aku lebih taat kepadamu?"
Tanya malaikat saat Allah menciptakan Adam.
Pertanyaan itu diajukan sebelum Adam terusir dari surga oleh tipu daya setan. Artinya kekhawatiran itu sudah ada dan dipahami baik oleh malaikat maupun Sang Pencipta. Artinya kecenderungan untuk merusak bukan berasal dari tipu daya setan tapi merupakan sifat dasar manusia.
"Aku tahu apa yang tidak kamu ketahui" Allah meyakinkan malaikat.
Selain sifat merusak ada keutamaan atas diri manusia melebihi makhluk lainnya.
Malaikat seperti robot. Ketika diprogram untuk melakukan A maka ia hanya akan melakukan A. Setan adalah robot yang tidak lulus quality check. Manusia beda lagi.
Siapakah manusia yang diinginkan oleh Allah yang layak menjadi Khalifah di Bumi?
Manusia diberi akal dan perasaan yang membuatnya bisa berpikir mandiri menentukan apa yang dianggap baik dan benar. Mengalahkan sifat dasarnya yang merusak.
Allah menciptakan binatang dan tumbuhan di Bumi untuk dimanfaatkan oleh manusia. Dimakan atau dijadikan alat untuk memenuhi kebutuhannya, dsb. Apakah membunuh dan membinasakan masuk dalam kategori memanfaatkan?
"Tidaklah manusia menanam pohon dan tanaman lainnya dan jika dimakan hewan atau manusia maka itu menjadi sedekah baginya"
Jika pada makhluk selemah siput dan ulat tak mau berbagi apakah layak disebut Khalifah? Bagaimana jika pemimpin di negerimu membunuhmu dan anak-anakmu karena dianggap mengganggu?
Khalifah gagal produk hanya fokus pada apa yang menguntungkan dirinya saja. Ia tak segan membunuh maupun merusak alam. Menggunakan berbagai pestisida untuk menghabisi semua hewan yang mengambil sedikit dari apa yang tumbuh di atas tanahnya. Ya... Siapa bilang bahwa tanah tempat kau menanam adalah tanahmu? Bagaimana jika itu adalah tanahnya yang ia relakan untuk kau pinjam? Ia memang tak punya bukti sertifikat tanah. Tapi apakah sertifikat yang kau punya adalah bukti bahwa kau yang berkuasa penuh atasnya?
"Dia adalah khalifahmu. Dia yang akan mengatur agar apa yang tumbuh di atas tanahmu lebih baik dan lebih kau suka.. " Mungkin begitu kata Allah pada siput.
Siput tak punya otak. Tak bisa berpikir. Ia hanya fokus makan daun dan melahirkan anak-anak siput. Ia tak masalah meminjamkan tanahnya untukmu.
Tapi apa yang dilakukan para Khalifah gagal produk yang fokusnya hanya uang dan materi?
Demi hasilnya melimpah ia tak mau sedekah. Demi tanamannya cantik dan laku dijual, dengan begitu ia dapat uang lebih banyak, maka dia tak ijinkan binatang lain ikut memakan. Kikir. Tak mau berbagi.
Apakah siput diciptakan tanpa tujuan? Bagaimana jika tanaman bekas dimakan siput atau ulat mengandung nutrisi yang lebih tinggi? Siput, ulat, atau hewan lainnya makan dan buang kotoran di atas daun. Kotoran tersebut mengandung amonia yang kemudian diubah oleh bakteri nitrosomonas menjadi nitrit. Lantas oleh bakteri nitrobakter nitrit tadi diubah menjadi nitrat yang bagus untuk tumbuhan. Proses fotosintesisnya sempurna. Sangat mungkin kandungan nutrisinya lebih tinggi. Meskipun bentuknya tidak bagus menurut standar khalifah gagal produk.
Bisa jadi hewan-hewan yang kita anggap tak berguna punya peran hanya menghabiskan tanaman sebenernya mereka juga pemangsa makhluk-makhluk tak kasat mata yang banyak menyebabkan sakit pada tubuh manusia?
Jika semua dibiarkan apa adanya. Manusia cukup mengambil dan memanfaatkan secukupnya maka ekosistem alam tidak akan rusak. Aktifitasnya justru memperkaya apa yang Allah ciptakan.
Harusnya manusia yang sadar bahwa dirinya khalifah alih-alih mengembangkan teknologi pemusnah makhluk yang dianggap merugikan, mereka justru menelitinya. Memikirkan kira-kira apa tujuan penciptaan dari makhluk-makhluk tersebut. Itulah kenapa manusia dibekali akal pikiran dan perasaan.
https://www.facebook.com/1428354522/posts/10223922046665553/
Comments
Post a Comment