heran sama sistem pendidikan di Indonesia?

Mau menanggapi soal topik yg lagi hangat mengenai sistem pendidikan di Indonesia, dikarenakan pandemi yg masih belum berkesudahan dengan sangat terpaksa anak-anak sekolah “diharuskan” sekolah dari rumah dengan sistem belajar mengajar online.

Sistem online kalau buat masyarakat ekonomi menengah keatas yg rumahnya didukung wifi dengan speed sekian ratus Mbps yang mungkin sudah bisa download nasi padang lewat email ya mungkin aman-aman saja, tapi kalau buat masyarakat ekonomi kebawah yang wifinya mengandalkan paket murah-meriah-perang-harga masing-masing provider telepon genggam mereka? ya amsyong deh!
 
Terus pada heran sama sistem pendidikan di Indonesia? kalau saya sendiri ya sudah tidak heran! semenjak jaman saya masih SD jamannya Eyang Soehartow, sistem pendidikan di Indonesia memang cuma “diperuntukan” buat yg “berduit” sedangkan yg tidak berduit ya kembang-kempis mengais sana-sini biar bisa bertahan untuk “terdidik” disekolah formal.

Kenapa saya bisa ngomong gini? ya karena saya ngerasain sendiri, masih lekat diingatan saya pada waktu itu saya kelas 1 SMP kelas 1 VI tepatnya di SMPN 96 Jakarta, siang itu saya harus keluar kelas pelajaran fisika sambil nangis, kenapa? soalnya si guru fisika yg giginya nongol kayak Alm. Bokir tidak memperbolehkan saya ikut ulangan pada saat itu dikarenan saya belum melunasi uang LKS (Lembar Kerja Sekolah) harganya kalau tidak salah sekitar 2.700 rupiah, kenapa belum lunas? ya karena nggak punya duit! 
Dan cerita tidak punya duit karena anaknya orang susah membuat saya tidak pernah bisa melanjutkan pendidikan ketingkat SMA, mungkin banyak dari teman-teman tidak percaya “ah, masa sih elu nggak pernah ngerasain sekolah SMA?” 

Nah kalau boleh jujur ya memang betul, karena apa? ya karena tidak punya duit! karena memang persyaratan utama ya duit untuk melanjutkan pendidikan ketingkat yg lebih tinggi supaya gampang cari pekerjaan, supaya bisa jadi “orang” (lha emangnya saya ini binatang? mentang-mentang tidak pernah sekolah? 😂) 

Terus kok elo bisa kayak sekarang Lih kalo dulu nggak pernah “sekolah”? 

Ok cerita dikit ya, yang bikin saya bisa kayak sekarang walaupun saya tidak pernah menyelesaikan pendidikan-minimum-sesuai -aturan-pemerintah-Indonesia-biar bisa-diterima kerja itu karena sikap “Tidak Menyerah Saya Akan Sistem Bobrok Negara” ini, caranya gimana? 
jadi gini walaupun saya anaknya orang susah, untungnya saya dilahirkan dengan sedikit bakat dan bakat ini sangat berperan membuat saya bisa jadi seperti sekarang ini yaitu bakat “Menggambar”. Saya masih ingat jaman dahulu teman-teman saya cuma bisa menggambar dua gunung dengan matahari, sawah dan jalan aspal sedangkan saya sudah bisa menggambar kura-kura ninja!

Tidak pernah sekolah SMA tapi juga saya bersyukur berteman dengan teman-teman yg bisa bikin saya maju, kenapa maju? ya karena di jaman saya yg seharusnya kuliah namun karena tidak bisa kuliah jadinya saya bergaul sama teman-teman yg kuliah, disana juga saya pertama kali mendengar yg namanya “Desain Grafis” karena dua sahabat saya belajar ilmu desain grafis, semenjak itu rasa ingin tahu saya dengan yg namanya Desain Grafis sangat besar sampai akhirnya saya pun mulai “curi-curi ilmu” dari mereka, masih lekat diingatan saya bahwa mereka berdua yg mengenalkan saya sama yg namanya Adobe Photoshop dan Illustrator, dan untung saja bakat alami saya yaitu menggambar juga amat sangat memudahkan saya belajar ilmu desain grafis secara otodidak, sampai akhirnya saya bisa diterima bekerja sebagai tenaga Desainer Grafis di salah satu anak perusahaan toko buku paling besar di Indonesia! sampai akhirnya pindah ke Bali pernah bekerja di perusahaan asing dengan gaji yg ok pada masanya, dapat kesempatan keliling Eropa dan sebagainya.

Loh kok bisa saya diterima kerja disana padahal saya tidak pernah sekolah apalagi kuliah? ijasahnya darimana? “Ijasah” yang notabene dan sangat harus dimiliki agar dapat diterima kerja?

Loh kok mau nanya saya lagi soal ijasah? memangnya semua waktu yg saya habiskan bergadang tidak tidur siang dan malam hanya untuk belajar Adobe Photoshop itu tidak saya pergunakan baik-baik untuk membuat ijasah palsu? sia-sia dong jadinya! 😂 

Long story short, begitulah buruknya sistem pendidikan di Indonesia yg sering “mematikan” bakat-bakat anak negeri hanya karena persoalan keterbatasan uang, sudah tidak heran lagi kalau buat saya. 

Karena pengalaman ini juga saya tidak pernah melihat latar belakang pendidikan kepada semua calon karyawan perusahaan kami, keterampilan lebih penting daripada pendidikan formal.

Semoga sistem pendidikan dinegara ini bisa berubah dikemudian hari nanti 🙏🏻

Presiden Joko Widodo Nadiem Makarim Official

PS.
Terima kasih buat dua sahabat saya yg lama tak jumpa tapi tetap dihati Jaing Adhi Dimas saya mungkin tidak akan bisa seperti sekarang ini kalau tanpa kalian berdua! dan semua teman-teman junior dan senior dibekas kantor tempat saya pernah bekerja. 
Juga yg pasti mbak satu pujaan hati 😄😘 Natalie Alexander

https://www.facebook.com/670581014/posts/10159131178896015/

Comments

Popular posts from this blog

jenis-jenis Sistem Transmisi mobil

Kudeta Jokowi Mulai Tercium Oleh Prabowo Subianto

Jumlah rakaat shalat tarawih sesuai tuntunan