Untungnya Orang Jawa

Untungnya Orang Jawa 

"Semalam rumahku kerampokan, kulkas, mesin cuci, rice cooker, semua diambil... Untungnya disisain kompor ama panci butut. Lumayan masih bisa bikin mie instan" 

"Kemarin kakiku masuk selokan... Sekarang bengkak gak bisa jalan. Untungnya gak patah." 

"Minggu lalu iseng jalan-jalan masuk hutan coba rute baru. Tersesat sampai malam. Mana gak ada petunjuk jalan sama sekali.. untung sebelum berangkat isi bensin dan kuota. Coba kalau enggak." 

Cerita ini bukan bentuk narsisme membanggakan diri sebagai orang Jawa. Tapi berhubung aku lahir "coer" dari seorang bapak ibu 100% Jawa dan tumbuh di lingkungan yang sama kupikir tidak ada salahnya menceritakan apa yang kutahu tentang sukuku. 

Setahuku orang Jawa memang selalu bilang "untung" disetiap musibah yang dihadapi. Otomatis keluar tanpa pikir panjang. Kurang tahu kebiasaan ini turun-temurun sejak kapan. 

Banyak pepatah yang sangat dikenal dalam kehidupan sehari-hari orang Jawa. Salah satunya "Nrimo ing Pandum" (menerima apa yang diberi). Bahkan ketika terjadi musibah. Selalu menemukan sisi yang layak untuk disyukuri. 

Katakanlah asumsiku di atas memang benar. Bahwa orang Jawa selalu merasa untung disetiap kondisi. Jika ditinjau secara ilmu pengetahuan, salah satunya hasil riset Robert Emmons dan McCullough yang membenarkan ada korelasi antara rasa syukur dan kondisi personal. 

Ia menemukan bahwa orang yang senantiasa bersyukur hidupnya lebih tenang dan tentram karena banyak alasan. Diantaranya tidur lebih nyenyak, lebih jarang sakit, lebih rileks, lebih semangat berolah raga, dan aktivitas lainnya. 

Ada perbandingan yang signifikan antara  jumlah pikiran positif (syukur) dan negatif (mengeluh) terhadap kualitas hidup seseorang  Menurut hasil riset untuk bisa hidup secara normal seseorang harus merasa bersyukur 3 kali lebih banyak daripada mengeluh. Untuk hidup secara optimal seseorang perlu bersyukur 4 kali lebih banyak. 

Riset serupa dilakukan pada tujuh puluh lebih pasangan yang menikah. Ahli psikologi Universitas Washington, John Gottman menyimpulkan bahwa agar pernikahan berjalan dengan baik antar pasangan harus memberikan paling sedikit lima kali lebih banyak perilaku dan emosi positif dibanding negatif. Termasuk sering mengungkapkan rasa syukur dan berterimakasih pada pasangan. 

Para peneliti sepakat agar setiap orang menulis semua hal yang disyukurinya setiap hari dalam bentuk jurnal. Dengan cara ini diharapkan akan terbiasa bersyukur dan tidak melupakan hal-hal baik yang terjadi. 

#temasyukur
#komunitasibubahagia

https://www.facebook.com/1428354522/posts/10224015463880925/

Comments

Popular posts from this blog

Tingkatkan Pengetahuan Anda! TAHUKAH ANDA?

Menyambut Ramadhan

Mencampuradukkan ajaran agama lain ke dalam Islam