Pemancing Ghibah
Pemancing Ghibah
Kita pasti mengerti tentang ghibah/menggunjing dan besarnya dosa ghibah. Tapi tahukah kalian ada golongan manusia yang sengaja berkata dan berbuat kontroversial hingga memancing orang lain untuk ghibah menggunjingnya. Motivasinya? Macam-macamlah, demi popularitas, bodoh, atau memang mengalami kelainan jiwa.
Bagi pemburu popularitas, ia memegang prinsip seperti pepatah arab 'Kalau ingin terkenal maka kecingilah sumur zam-zam!' Dengan mudah dapatkan kita hal-hal seperti ini, mulai dari urusan rumah tangga, politik, budaya bahkan agama.
Paling gres contohnya adalah lelang keperawanan 2 M untuk membantu korban covid19. Mau gak mau pelaku menjadi gunjingan masyarakat. Ditambah lagi digoreng oleh akun-akun medsos semodel lambe turah, lambe nyinyir dan semisalnya. Tujuan pelaku hanyalah ingin mencari perhatian massa. Meski yang ia lakukan jelas hal yang memalukan juga memilukan. Bertentangan dengan norma agama dan masyarakat.
Atau para penguasa negeri wakanda yang sering bikin kebijakan gak jelas. Yang orang Jawa bilang isuk dele sore tempe. Gak konsisten bahkan kontradiktif antara kebijakan satu dengan yang lain antara pusat dan daerah. Akibatnya, ya jadi bahan ghibahan rakyatnya. Bukan cuma oposisi bahkan oleh pendukungnya sendiri.
Tapi ada lagi yang lebih tercela, melakukan tindak maksiat terang-terangan dengan hal yang berkaitan dengan langsung dengan ajaran islam yang mulia atau simbol keislaman. Contoh: muslimah bercadar dan menjadi DJ padahal semua juga taju DJ ini identik dengan budaya clubbing yang hedon, memelesetkan ayat alquran, mengaku islam tapi menolak jilbab, mengaku muslim tapi mendukung lgbt, mengatakan alquran bukan kitab suci, ajaran jihad ada terorisme dsb. Saking tercelanya hal ini bisa menjatuhkan orang kepada kekufuran dengan pasal istihza bid din/mengolok agama.
Lucunya, begitu kelakuan mereka dikecam atau digunjing orang. Apa jawab mereka atau pendukung mereka? Antara lain: Kalian telah berbuat dosa besar dengan menggunjing kami! Dasar pemakan bangkai manusia! Gak papa deh dighibah, kami senang karena dosa kami diambil. Doa kami diijabah karena kami dizhalimi. Yang sabar menghadapi makhluk julid dan kalimat-kalimat yang semisal.
Padahal merekalah yang sengaja berkata dan berbuat yang memicu orang untuk menggunjingnya. Tidakkah mereka khawatir bahwa mereka ini termasuk pembuka pintu keburukan sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam:
“Sesungguhnya ada di antara manusia yang menjadi pembuka kebaikan dan penutup pintu keburukan. Dan sesungguhnya di antara manusia ada yang menjadi pembuka keburukan dan penutup kebaikan. Berbahagialah orang-orang yang Allah menjadikannya sebagai pembuka kebaikan melalui tangannya. Dan celakalah orang-orang yang Allah menjadikannya sebagai pembuka keburukan melalui tangannya.” (HR. Ibnu Majah 237)
Alih-alih mendapatkan pahala atau berkurang dosanya karena dighibahi yang ada malah sebaliknya mendapatkan dosa mengalir karena menjadi pemicu ghibah menjadi mujahir atau orang yang terang-terangan dalam berbuat dosa .
Ihsanul Faruqi
https://m.facebook.com/groups/488655531196343?view=permalink&id=3419236631471537
Comments
Post a Comment