Keburukan Riba
*Salah Satu Kerugian NgeRiBa*
Satu hal yang seharusnya selalu diingat setiap insan, ketika Islam melarang suatu perbuatan, pasti perilaku tersebut membuat kerusakan fatal atau mengakibatkan bahaya besar bagi pelakunya, baik di dunia maupun akhirat. Sekalipun barangkali perbuatan itu mengandung beberapa manfaat. Jika dicermati ulang dengan teliti, ternyata manfaat tadi bila dibandingan dengan keburukan yang ditimbulkannya, jelas tidak ada apa-apanya.
Banyak orang mengira bahwa dengan jual beli sistem riba atau meminjamkan uang yang berbunga akan menguntungkan dirinya, (secara logika) padahal sejatinya tidaklah demikian. Keuntungan yang nampaknya banyak, tidak lain hanyalah fatamorgana belaka. Allah ta’ala berfirman,
يَـمْحَقُ اللّهُ الْرِّبَا وَيُرْبِي الصَّدَقَاتِ
“Allah melenyapkan riba dan menyuburkan sedekah”. (QS. Al-Baqarah [2]: 276)
Lenyapnya harta hasil riba, kata Imam Ibn Katsir رحمه الله dalam Tafsirnya, bisa jadi lenyap secara total dari tangan pemiliknya, atau keberkahan harta tersebut hilang, sehingga tidak bisa dipetik manfaatnya. (musnah)
Di antara indikasi ketidakberkahan suatu harta, manakala dimakan, dia akan menumbuhkan berbagai macam penyakit di tubuh, menjadikan hati tidak tentram, membuat kehidupan runnyam. Manakala digunakan untuk membangun rumah, maka tidak nyaman untuk ditinggali. Bahkan bisa jadi Allah akan memusnahkannya dalam sekejap, misal: dengan mengirim api untuk membakarnya, atau mengutus air untuk menenggelamkannya, atau musibah lainnya.
Itu sekedar contoh dampak buruk riba yang berskala kecil Adapun dampaknya yang lebih luas, kiranya krisis ekonomi di Amerika belum lama ini merupakan contoh paling mudah dan jelasnya.
Banyak orang merasa heran bagaimana Amerika Serikat yang konon memiliki sistem ekonomi dan keuangan yang kuat, bisa mengalami krisis yang begitu parah, hingga total hutang negeri Paman Sam saat ini mencapai 15 triliun dolar, sebagaimana dilansir blog ekonomi, The Economy Collapse (TEC).
Ternyata, biang keladi dari krisis tersebut tidak lain adalah lembaga keuangan di Amerika Serikat, terutama perbankan. Bahwa negara Amerika menjalan sistem ekonomi RINA tentu kita semua sudah tahu. Tapi bukan hanya itu masalahnya. Ada tindakan negatif yang dilakukan bank-bank di Amerika untuk meraup keuntungan lebih. Tindakan ini berkaitan dengan pemberian kredit rumah.
Semisal seperti ini. Para nasabah seharusnya membayar cicilan bunga kredit sebesar 200 ribu setiap bulan. Ternyata bank memberikan keringanan semu kepada nasabah dengan menarik cicilan bunga kredit sebesar 100 ribu setiap bulan. Tentu 100 ribu sisanya tidak direlakan begitu saja. Lebih kejamnya sisa cicilan bunga tersebut dimasukkan ke dalam hutang kredit pokok. Secara otomatis, pokok kredit yang bertambah akan menyebabkan nominal bunga pinjaman pun bertambah. Intinya bisa dikatakan, bunga pinjaman kemudian berbunga lagi. Tentu hal ini membuat para nasabah tidak mampu membayar cicilan karena nilainya terus membengkak.
Akibatnya, banyak nasabah yang harus kehilangan rumah kredit tersebut. Lebih lanjut hal ini berdampak pada merosotnya bisnis properti yang ada di Amerika. Ibarat bola salju, krisis ini terus menggelinding sambil membawa gumpalan-gumpalan krisis yang lain hingga terus menjalar ke benua Eropa. Sungguh benar firman Allah ta’ala dalam al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 276 tersebut di atas.
Cukup kiranya bagi umat manusia krisis ekonomi di Asia, Amerika, dan Eropa menjadi pelajaran yang berharga. Terutama sekali bagi kita sebagai umat Islam yang diberikan sistem ekonomi terbaik dari sisi Allah. Dan sudah saatnya bagi kita untuk hijrah dari ekonomi kapitalis atau riba kepada ekonomi Islam atau syariah. Karna dengan hal Ini, untuk kemaslahatan kita di dunia terutama di akhirat kelak
_Abu Assakha_
Comments
Post a Comment