Negara dengan sederhana
"Negara ini sedang susah, kita butuh pemimpin yang... berpikirnya sederhana"
😑😶😮😌😔
Saya gak mudeng logika berpikirnya si mbak itu.
Negara ini sedang susah, yang bikin susah siapa dong?! Ya yang mengelola negara ini 4 tahun terakhir! Sebab waktu Sertijab belum susah!
Trus, kira-kira susahnya karena apa?!
Ya karena CARA BERPIKIRNYA TERLAMPAU SEDERHANA!!!
Kalo ditanya : "Ndak mikeeerr..." atau "Bukan urusan saya!" atau bahkan "lha...kok tanya saya, ya ndak tau".
Kalo membuat kebijakan atau bikin keputusan yang salah, tinggal jawab : "ai don rid wot ai sain".
Selevel Perpres atau Kepres bisa ditarik kembali, direvisi, bahkan diganti hanya dalam hitungan hari, kalo ada gelombang protes atau kontroversi yang memanas.
Kalo di manca negara ditanya di forum resmi, tinggal bilang "ai won tu tes mai minister".
Dan itu bisa diulang berkali-kali dalam satu kesempatan. (Orang nge-tes kan cuma sekali yak? 😜😝)
Kalo ditanya yang serius, masalah yang tidak sederhana, biasanya mengalihkan perhatian wartawan, lalu kabur.
Ya karena memang berpikirnya terlampau sederhana untuk negara berpenduduk 260an juta jiwa dengan ribuan pulau plus sumber daya alam yang luar biasa besar.
Negara ini permasalahannya kompleks sekali, too complicated!
Gak bisa DIGAMPANGKAN dengan cara berpikir sederhana.
Butuh beras, impor!
Gula, impor!
Garam, impor!
Cangkul, impor!
Sederhana, gak usah memproduksi, tinggal datangkan saja dari negara lain.
Gampang toh?!
Tapi ketika rupiah dihajar dolar, neraca impor dan expor njomplang, ya TEKOR-lah perekonomian negara.
Kalo ditanya : "mau bikin ini, itu, uangnya dari mana?"
Tinggal jawab : "UANGNYA ADA! Tinggal kita mau "kerja" apa ndak, gitu aja!"
Sebegitu sederhana!
Ya memang gampang, BERHUTANG itu "kerja" yang gampang. Tapi giliran bayar cicilan dan bunga, itu yang gak gampang!
Kalo diingatkan : "anggaran kita ini bocor lho!"
Tinggal dijawab : "bocor..., bocor..., memangnya ember?!"
Akhirnya, karena terlampau sederhana berpikirnya, yang bocor pun TAK KEPIKIRAN untuk ditambal.
Dan...
Cara berpikir sederhana seperti itulah yang bikin negara makin susah.
Kalo saya, ogah lah dilenakan oleh KESEDERHANAAN PALSU.
Dulu saja saya gak percaya ada orang yang "macak" (berdandan) ala tukang tambal ban, tukang becak, tukang sayur, pakai baju-celana-sepatu serba 100 ribuan, bisa membenahi masalah negeri ini yang terlalu kompleks.
Butuh orang yang CERDAS, yang ketika sekolah saja IPK-nya bagus. Artinya dia serius dalam belajar dan menyelesaikan targetnya.
Kalo situ masih mau dibohongi dengan sederhana, ya monggo aja.
Saya hanya bisa "prihatin" kok 4 tahun tidak juga membuatmu belajar memahami permasalahan pokok negeri ini.
"JIKA SUATU URUSAN DISERAHKAN KEPADA YANG BUKAN AHLINYA, MAKA TUNGGULAH SAAT-SAAT KEHANCURANNYA"
(hadits Rasulullah).
#copas from umi omar irawati
Comments
Post a Comment