Selebrasi Muharram

Muharram bukan sekadar selebrasi, tapi bulan introspeksi

Saudaraku yang semoga senantiasa dicintai Allah, tak terasa kita telah berada di awal bulan hijriyah. Begitu cepatnya tahun berganti sampai-sampai kita tidak sadar usia kita di dunia pun semakin berkurang. Perlahan tapi pasti, kita semakin dekat dengan kehidupan akhirat.

Pergantian tahun hijriah bukanlah termasuk hari raya dalam Islam yang harus disambut dengan selebrasi. Esensi yang lebih penting, pergantian tahun mengajak kita untuk mengintrospeksi diri, menyadari ternyata umur kita semakin bertambah. Lalu muncul pertanyaan di benak kita,” Semakin bertambah usia kita, apakah kita semakin dekat menuju surga atau malah semakin dekat ke neraka?”.

Karenanya saudaraku, sudahkah kita mempersiapkan bekal untuk menuju perjalanan panjang di akhirat kelak dengan amalan-amalan shalih? Sudahkah kita siap untuk mempertanggungjawabkan semua perbuatan yang telah kita kerjakan di hadapan Allah kelak?

Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan setiap diri hendaklah memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat)” (QS. Al Hasyr : 18)

Menafsirkan ayat ini, Ibnu Katsir rahimahullah berkata, ”Yaitu, hendaklah kalian menghisab (menghitung-hitung) amalan (diri) kalian sebelum kalian dihisab (pada hari kiamat), dan perhatikanlah amal kebaikan apa yang telah kalian persiapkan sebagai bekal kembali menghadap kepada Rabb kalian” (Tafsir Al Quran Al ‘Azhim, IV/417)

Suatu ketika, Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu bertutur, ”Sesungguhnya dunia telah berlalu jauh ke belakang, sedangkan akhirat datang menjelang. Masing-masing memiliki anak (yakni hamba dunia dan hamba akhirat). Jadilah kalian anak-anak akhirat dan janganlah menjadi anak-anak dunia. Sebab, hari ini yang ada hanyalah amal dan belum ada hisab (perhitungan amal), sementara esok (hari akhir) yang ada hanyalah hisab dan bukan saat beramal.” (Jami’ul ‘Ulum wal Hikam, 2/378, Fathul Bari, 11/239)

Semoga Allah karuniakan hidayah taufik-Nya kepada kita agar senantiasa mengintrospeksi diri dan sibuk menyiapkan bekal menuju kampung akhirat.

Semoga Allah pun mudahkan kita beramal salih di bulan yang mulia ini dan menjauhkan kita dari perbuatan maksiat, sehingga kita semua kelak sampai di tujuan utama kita. Ya, sampai di surga Allah Subhanahu wa Ta’ala. Aamiin.

Penulis: Bagas Prasetya Fazri ,S. Farm. (Alumni Ma’had Al Ilmi Yogyakarta)

Muroja’ah : Ustadz Abu Salman, B.I.S

Comments

Popular posts from this blog

janganlah kalian kotori dengan masuk ke dalam kubangan politik

Never attempt anything without complete information.

SEMUA ORANG PUNYA LUKA DAN EMOSI