bukankah setiap kemenangan, sekecil apapun harus dirayakan?
Menangkah Palestina?
Waktu adu tempur, HAMAS digembosi. Warga Gaza dibodoh-bodohi dengan menyebut mereka itu diperdaya elit HAMAS yang hidup mewah.
Ketika Israel yang minta gencatan senjata lebih awal, kembali HAMAS dan Gaza disebut hanya mengklaim kemenangan, sebab faktanya korban Israel hanya 12 orang, sementara di pihak Gaza lebih dari 200 orang dan tidak sedikit diantaranya yang menjadi korban adalah elit militer HAMAS. Mananya yang menang?.
Waktu perang 10 November 1945 yang kemudian dijadikan Hari Pahlawan, hitung-hitungannya juga yang banyak menjadi korban adalah pihak Indonesia, namun apa itu lantas pihak NICA keluar sebagai pemenang? Kan tidak. Mereka tersentak, meski dengan senjata seadanya dan baru merdeka, Indonesia bisa tampil solid dalam serangan melalui udara, laut dan darat oleh NICA itu.
Setidaknya dengan meminta gencatan senjata lebih dulu, Israel telah memposisikan diri pada pihak yang kalah. Diantara faktanya:
Pertama, Israel tidak bisa memaksa warga Gaza untuk takluk dan menyerah melalui superioritas militer. Meski telah ratusan korban dari warga Gaza, tidak ada aksi demonstrasi dari pihak Gaza menuntut HAMAS misalnya untuk meminta gencatan senjata. Juga mereka tidak meminta dukungan internasional agar Israel menghentikan serangan mereka. Solidaritas kuat menguntungkan Gaza, bahkan Palestina secara keseluruhan karena Tepi Barat turut mendukung perlawanan HAMAS di Gaza dengan melakukan aksi demonstrasi dan mogok massal. Bandingkan dengan apa yang terjadi di Israel. Demonstrasi dimana-mana. Aksi kekerasan meningkat. Warga panik dan melampiaskan kemarahannya pada otoritas Israel. Warga Israel kehilangan kepercayaan pada sistem pertahanan negaranya sendiri. Banyak warga Israel sampai merasa perlu mengevakuasi diri mereka sendiri ke luar negeri. Mereka menganggap serangan HAMAS karena kegagalan politisi Israel memediasi perdamaian. Disini Israel gagal meraih simpatik dari publiknya sendiri dan jika perang semakin diperpanjang, Israel akan semakin kehilangan daya dukung publik.
Kedua, demontsrasi massif di banyak negara bahkan di kota-kota besar Eropa memihak perjuangan Palestina sambil mengecam Israel. Membuat posisi politik Israel semakin terdesak. Sekarang bermunculan suara-suara protes dari pihak oposisi menggugat penguasa negara-negara Barat yang mendanai Israel.
Ketiga, kegagalan intilejen Israel dalam memprediksi kekuatan HAMAS. Kekuatan gempur HAMAS yang menembakkan ribuan roket dan misil mengejutkan pertahanan Israel. Iron Dome Israel sampai bobol oleh gempuran roket HAMAS.
Sementara dari pihak Gaza, permintaan gencatan senjata dari pihak Israel adalah kemenangan siginifikan. Bukankah ketika pihak yang superior yang meminta gencatan senjata itu sudah menunjukkan, kekuatan serang HAMAS tidak bisa diremehkan?. Palestina juga bisa dibilang menang, karena telah memenangkan dukungan publik internasional. HAMAS semakin mendulang kepercayaan rakyat Palestina. Bahkan, jika diadakan pemilu, HAMAS diprediksi akan kembali tampil sebagai partai pemenang.
Bagi yang menyebut kemenangan HAMAS dan Palestina hanya kemenangan semu, ya karena semua hanya dilihat dengan kasat mata saja. Imam Husain as dengan pasukannya di Karbala terbantai. Namun siapakah yang akhirnya keluar sebagai pemenang?. Apakah Bani Umayyah bisa disebut pemenang, ketika justru titik kehancurannya bermula dari tragedi Karbala yang membuat kekhalifahan Bani Umayyah harus bubar 60 tahun kemudian?.
Perjuangan Palestina masih panjang untuk mencapai kemerdekaannya. Namun bukankah setiap kemenangan, sekecil apapun harus dirayakan?.
Selamat untuk Palestina...
-Ismail Amin Pasannai-
Follow juga IG saya:
https://www.instagram.com/ismail07amin/
Chanel Youtube saya:
https://www.youtube.com/c/IsmailAmin
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10216972367054689&id=1631840410
Comments
Post a Comment