Kesepahaman sebagai satu bangsa itu sudah ada dari zaman penjajahan
Legend said...
---------------------------
Alhamdulillah, mungkin ngga lama perdamaian "sementara" akan terwujud. Satu hal yang bikin banyak orang terpesona, ternyata Isr4 h3ll bisa di "hack". What a looser?!
Isr4 h3ll: We are inevitable!
Hms: Inevitable is no more. We will end up this guy whole career!
Isr4 h3ll tentu udah investasi trilyunan buat menjaga wilayahnya. Sebiji misil penangkis rudal itu harganya 150 ribu USD atau 2 miliaran per biji. Bandingkan rudal milik lawan yang harganya cuma kisaran 5-15 juta, taksiran analis antara 300-800 USD. Beda harganya 500 kali lipat!!!
Klo bentul pihak lawan sudah hujani 3000 rudal sepekan ini, artinya iron dome udah tekor 150 ribu x 3000 ATAU USD 450 juta ATAU 6.4 trilyun. OMG!!! Duit negara hilang segitu dalam sepekan!!! Goblok bener yak, "bakar duit".
Rudal punya lawan paling kelas "petasan" yang bisa "long range", bisa nyamper jarak jauh. Rudal pancingan buat bikin tekor lawan. Meledak pun daya ledaknya tidak besar. Tapi elo yang nangkis, bisa rugi bandar 500x.
Isr4 h3ll dimiskinkan "bertahap", demikian juga "sugar daddy"-nya, USA, yang selama ini support dia secara finansial dari pajak warganya. Mungkin mereka perlu tambah invest 5x lipat lagi. Karena lawan mereka mulai tau cara "hack" pertahanan mereka. Saya ngga yakin rakyat sana mau terus-terusnya pajaknya dinaikin buat bantu negara orang. Solusinya sebetulnya simple buat warga Isr4 H3ll, "Send them back to Europe!".
Pihak lawan sejauh ini mengklaim bahwa gencatan senjata bentar lagi akan terwujud, meskipun Isr4 h3ll masih "belagu" bilang ga akan berhenti. Ini sebetulnya retorika nyelamatin muka aja. Tapi matematika ga bisa bohong, kalkulasi menyatakan, dompet mereka sudah bolong. Berapa lama mereka bisa bertahan? Sedangkan lawan tau, paling-paling amunisi mahal mereka tinggal hitungan pekan, atau hari.
Lawan tidak lagi melawan pakai batu dan ketapel kayak dulu. Mereka mulai ada "bargaining", bisa mendikte. Dan sedihnya, saat sodara2 kita ini butuh dukungan moral, saya bingung, ada aja anak2 ngaji yg mendiskreditkan mereka. Saya ngga perlu sebut lah, tapi levelnya udah keterlaluan. Padahal mereka hafal "10 pembatal keislaman", "the ten... the ten...".
Emang mereka ngga tau HMS adalah ulil amri jalur gaza? Mereka adalah pemenang pemilu, pengontrol wilayah de facto Jalur Gaza, pelindung rakyat, penjaga kiblat pertama kaum muslimin. Zihad mereka sah dan meyakinkan mestinya dari sisi fiqh. Ulil amri lho??!
Jangan-jangan mereka blom tau ini ya? Dikira HMS cuma grup pejuang doang kayak ormas. Mungkin mereka fakir data, ga ada internet.., lho koq bs update status? Itu internet sampeyan dipake apa sih? Nonton tiktok? Yutub? Ato liatin foto geulis?
-----------------------------------------------------------------------
Kenapa ngga menang-menang ya? Kenapa Tuhan ga kasih kemenangan buat mereka yang tertindas? Saya ngga ingin ulas karena masalahnya ngga sesederhana itu buat melihatnya. Kita juga dijajah dulu sampai 350 tahun. Selang penjajahan itu, tidak sunyi negeri ini dari dentuman perlawanan para pejuang. Kita sudah jarang sekali mengulas perjuangan panjang mereka.
Satu yang saya agak hafal mungkin kisah Perang Paderi. Saya bisa ceritain panjang lebar, versi saya tentunya. Mereka bukanlah gerakan perlawanan pertama. Dulu Portugis pernah menjajah Malaka sejak 1511. Lalu tiba-tiba, a man from nowhere, tampil menyerang balik Portugis dan mengusir mereka, mengganti namanya mirip dengan yang kita kenal sekarang, "Jayakarta". What a man!!!
Fatahillah bukan orang betawi, orang jauuuuuhh.. Aceh adalah negeri asalnya. Dia lahir dari reruntuhan kerajaan Samudra Pasai, tapi telinganya perih mendengar saudaranya tersiksa. Lajulah dia dengan armadanya, menyusun kekuatan bertahun-tahun di tanah Jawa, lagi-lagi bukan tanah kelahirannya.
Klo Anda dengar katanya peristiwa "sumpah pemuda" adalah tonggak persatuan bangsa, itu statement perlu ditinjau kembali (Bulls**t). Katanya perlawanan sebelum zaman modern sifatnya kedaerahan??? Saya pribadi menganggap "sumpah pemuda" itu terlalu mengglorifikasi hal kecil.
Masa iya himpunan mahasiswa ngumpul nyanyi Indonesia Raya doang, trus jadi "tonggak" yang ngalah2in perjuangan Diponegoro, Imam Bonjol, Antasari, Rakyat Aceh, dll yang mereka korban bedil, nyawa, dan harta bertahun2?
Meskipun sebelum merdeka tahun '45, kita masih terdiri dari kerajaan-kerajaan terpisah-pisah, tapi sebetulnya "kesepahaman" mereka sebagai satu bangsa itu sudah ada dari zaman penjajahan. Tinta sejarah kita aja yang "kurang adil" mengulas. Antar kerajaan itu juga saling support ketika mereka perang dengan Belanda.
Dulu itu kerajaan Maluku pada tahun 1600-an, ketika melawan Belanda, mereka juga cari sokongan ke sodara jauh mereka di Aceh. Maluku-Aceh lho. Kaum Paderi juga selalu memantau perjuangan sodara mereka di Jawa, yaitu kaumnya Diponegoro. Karena mereka berperang pada waktu hampir bersamaan. Diponegoro akhirnya ditangkap dan kawan-kawan beliau diasingkan, salah satunya adalah Sentot Ali Basya. Sentot diasingkan ke Sumatera Barat. Kaum Paderi pas kayak dapat durian runtuh. Mereka atur pertemuan rahasia, dan Sentot disiapkan jadi Imam Kaum Paderi. Orang Jawa disuruh mimpin orang Minang. Sayangnya, perjanjian rahasia mereka terbongkar Belanda. Zaman itu belanda punya "jashsush", spion dari kalangan "londo ireng". Buzzer2 mereka aktif cari receh dari info2 kayak gini.
Perang Diponegoro adalah segede2nya perang lawan VOC yang kayak Daud lawan Goliath. Jelas diatas kertas, sulit bambu runcing itu lawan bedil nyonye meneer. Tapi konon, VOC hampir bangkrut pada perang tersebut. Kita ngga bisa menangin perangnya, tapi kita bisa yakinkan bahwa musuh tidak akan menang dengan harga murah.
Anda mungkin bertanya, kenapa semua pemimpin zihad di Indonesia itu koq "bodoh" semua? Kenapa mau ditipu Belanda dan ditangkap? Sebetulnya mereka tidak "bodoh". Mereka semua sadar konsekuensinya. Ketika pemenang perang mulai nampak, rakyat mereka terlihat tak mampu bertahan lebih lama, mereka "ajukan" dirinya sebagai daya tawar. Silakan tangkap saya, tapi jangan rakyat saya disiksa, itu lah bunyi perjanjiannya yang tak tertulis. Belanda setuju, duit mereka sudah habis dan keringat mereka sudah kering.
Imam Bonjol memang ditangkap. Tapi Imam asli kaum Paderi pada selamat semua. Imam aslinya adalah Tuanku Nan Renceh, Imam the legendary "Harimau Nan Salapan", para pendiri asli gerakan paderi awal. Dia survive dan menikmati hari tuanya. Kuburannya masih bisa dilihat, dengan tanggal kematian beberapa tahun setelah kota Bonjol jatuh. Mereka semua mundur mencegah darah tertumpah lebih banyak. Terlalu banyak "londo ireng", armor musuh terlalu kuat, kita bisa "mundur" sesaat membangun peradaban.
Legend said, mereka kirim banyak pemuda ke Mekkah, buat sekolah, salah satunya jadi Imam Masjidil Haram, Syekh Ahmad Khatib Minangkabau. Darinya lahir muridnya jadi pendiri NU, satunya jadi pendiri Muhammadiyah. Sedangkan beliau sendiri keturunan kaum paderi.
Puluhan tahun kemudian, pecah perang Aceh yang demikian panjangnya. Itupun mereka belajar dari pengalaman tempur sodara dekatnya, kaum paderi.
Puluhan tahun kemudian, lahir keturunan mereka Moh. Hatta, Agus Salim, Hamka, dan banyak lagi. Mereka mungkin blom bisa mengalahkan musuhnya saat itu. Tapi anak cucu mereka membangun peradaban dan menuntaskan cita-cita lama.
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10158625286639915&id=610409914
Comments
Post a Comment