Negara yang lemah dimangsa pebisnis yang pintar berselingkuh dengan pejabatnya.

Halo, apa kabar? 

5 bulan tidak berjumpa, sudah sejahterakah?

Selama bertapa, saya banyak ditanya orang, ‘mengapa raib?’ Saya pun tidak punya jawaban ilmiah sebagai alasan. 

Tapi saya bisa tebak apa yang ada dalam benak orang: yang jelas saya tidak diculik, saya tidak ada dalam pemerintahan, tidak ada dalam jajaran pengurus BUMN/BUMD, tidak ada dalam jajaran buzzer murtad yang berbalik membela karena bayaran. 

Pertama, puji Tuhan saya sehat. Kedua, ternyata presidennya masih sama, si sulung jadi wali kota, si bungsu ‘mendirikan’ sang pisang sekuritas karena rajin pom-pom saham.

Saya rindu dan mau bernostalgia online lagi. 

Setahun sudah Prakerja ada dan sekarang mari kita sama-sama buktikan apa yang dulu saya tulis dan dianggap kubu pemerintah sebagai upaya menjelek-jelekkan negara dan merampas hak peserta. Sementara saya berpendapat Prakerja menguntungkan grup bisnis yang sudah kaya.

Saya muncul lagi juga karena tidak tahan bertapa sementara melihat kabar-kabar pencitraan yang sudah membawa-bawa rencana merebut kekuasaan 2024. 

Saya tidak tahan pula melihat penceramah-penceramah yang mengajari masyarakat untuk bangkit berbisnis dalam dunia online sementara saya tahu di belakang mereka adalah sosok-sosok yang justru disuapi negara lewat program-program macam Prakerja.

Pendeknya, ketika kursi kekuasaan sudah dibagi-bagi dan diduduki, anggaran dialokasi, dan aksi korporasi terjadi... masyarakat tinggal gigit jari karena sadar insentif Rp600 ribu yang sempat diterima sudah habis untuk beli nasi.

Untuk penutup dalam status pembukaan ini, kita berlagak macam anak TK saja yang lagi belajar membaca angka. Bahwa jika menurut Laporan Manajemen Pelaksana ada 5,5 juta peserta Prakerja pada tahun anggaran 2020 maka biaya pelatihan yang dibayarkan ke 8 platform digital adalah Rp5,5 triliun.

Jatah komisi yang diatur adalah 15% maka pemasukan dari komisi saja adalah Rp825 miliar. Sisanya Rp4,6 triliun, siapa platform digital yang mendapatkan kue paling banyak, tidak pernah dipublikasikan. Mungkin malu!

Yang dilansir adalah hasil survei (yang masih perlu kita kritisi metode, responden, dan potensi biasnya) 90 sekian persen puas Kartu Prakerja, 90 sekian persen merasa dapat keterampilan... 

Yang digembar-gemborkan adalah pernikahan bisnis antarplatform digital seperti Gojek-Tokopedia/GoTo (valuasi Rp198 triliun), Telkomsel suntik Gojek Rp6,6 triliun, Gojek beli Mataharinya Lippo, Lippo (via Multipolar) beli Ruangguru Rp21 miliar, Gojek beli Bank Jago, Microsoft beli Bukalapak... 

Lincah kali Gojek ini. Memang siapa di belakangnya? Tahu, kan!

Yang kasihan korban Covid-19, manyun karena di-PHP mau dapat bantuan dari Ruangguru dari seluruh pemasukan Prakerja.

Riil ekosistem digital ya begitu. Sama seperti hukum alam, yang kuat memangsa yang lemah. Negara yang lemah dimangsa pebisnis yang pintar berselingkuh dengan pejabatnya. 

Salam.

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10227456239334279&id=1311891821

Comments

Popular posts from this blog

Tingkatkan Pengetahuan Anda! TAHUKAH ANDA?

Menyambut Ramadhan

Mencampuradukkan ajaran agama lain ke dalam Islam