Apa kabar banser? Trending topic sedunia

#RCW  Day-25
Apa Kabar Banser?

Oleh : Dini Azra

Tagar #BubarkanBanser tiba-tiba menjadi trending topic Indonesia, bahkan dunia. Walaupun juga diiringi dengan tagar  pembela #Banseruntuknegeri. Yang kini berada di urutan kedua. Tapi selisih angkanya masih jauh. Keduanya seolah sedang adu kuat di jagat maya. Apakah benar, tagar ini mewakili kehendak masyarakat ?

Ternyata tagar#BubarkanBanser mencuat,  terkait dengan tuntutan masyarakat Sorong, Papua. Dalam aksi demo mereka menyampaikan tujuh tuntutan kepada pemerintah. Diantaranya pada point ketiga, agar pemerintah segera membubarkan ormas Banser. Tidak dijelaskan, alasan mereka menuntut hal ini. Membuat masyarakat heran, ada yang merasa senang. Ada juga yang merasa aneh. (Saya juga) Apa masalah orang Papua dengan Banser? Sepertinya tidak pernah Banser membubarkan atau menolak acara  disana.

Yang dikhawatirkan jika nanti ada yang menuduh, masyarakat Papua terkontaminasi hate-i. Bisa terjadi peperangan batin yang hebat. Biasanya, mereka paling semangat datang, kalau ada hal-hal berbau hate-i. Tapi di sisi lain mereka sudah menyatakan tidak akan ke Papua. Karena mereka tidak memiliki payung hukum, dan bukan aparat. Beberapa waktu lalu ada soal ujian yang memuat kalimat bubarkan banser. Mereka marah dan merasa terhina. Hingga menyebut jika soal ujian itu ada hubungan dengan hate-i.

Selain heran saya juga yakin, banser tak mungkin dibubarkan. Karena mereka ormas kesayangan dan terdepan. Membela setiap kebijakan pemerintah. Bagi saya pribadi tidak ada masalah dengan adanya banser. Hanya menyayangkan tindakan-tindakan mereka selama ini. Yang suka menolak juga membubarkan kajian. Di luar ormas mereka, tanpa melihat apa materi kajian nya. Menilai salah hanya dengan melihat siapa yang ceramah. Mungkin faktor itu yang membuat umat menjadi gerah.

Terlepas dari semua itu. Sebenarnya ada kenangan tak terlupakan. Ketika saya remaja, Banser/Anshor sungguh berjasa. Tetangga saya banyak yang menjadi banser dan Anshor. Mereka rata-rata jebolan pesantren. Dan mereka menjadi guru ngaji kami di mushola. Ada yang khusus mengajari fikih, tajwid, sholat, tafsir dll. Kami remaja desa waktu itu sangat berterimakasih pada Kang-Kang (panggilan kami untuk mereka) yang sudah mengajar ngaji kami. Kamipun dilibatkan dalam pengajian bulanan Fatayat-Anshor.

Jika boleh berharap, sesungguhnya ingin banser seperti dulu. Terdepan menjaga ulama dan menegakkan agama Islam. Memberi tauladan, sebagai saudara tertua kepada saudara seiman lainnya. Tanpa membedakan harakah, dan uslub dakwah. Asalkan tetap berpegang Alquran dan Sunnah. Memaklumi adanya khilafiyah, dan mengutamakan ukhuwah. Bersama berjuang mewujudkan kebangkitan Islam di masa depan. Harapan yang indah, semoga diijabah. Insyaallah.

Malang, 25 Agustus 2019

#RevowriterWritingChallenge
#BeraniMenulisBeraniBerbagi
#GeMesDa
#Day -25

Comments

Popular posts from this blog

jenis-jenis Sistem Transmisi mobil

Kudeta Jokowi Mulai Tercium Oleh Prabowo Subianto

Jumlah rakaat shalat tarawih sesuai tuntunan