Penistaan atau baper berlebihan?

PENISTAAN ATAU BAPER BERLEBIHAN?

By Fissilmi Hamida

Dilarang #COPAS
Silahkan #SHARE

🍀🍀🍀🍀🍀

Seorang anak melihat keluarga tetangga yang berbeda agama sedang pesta makan sate. Ia ingin meminta, tapi sang ibu melarangnya.

"Itu satenya sate daging Babi, Nak. Kita orang Islam, nggak boleh makan daging babi karena daging babi itu haram," jelas sang Ibu saat mereka sudah masuk ke dalam rumah.

Rupanya, percakapan itu diam-diam direkam oleh orang yang mengintip rumah mereka, dan rekamannya disebarkan.

Keluarga yang memakan sate daging babi tersinggung. Meradang. Merasa dinistakan oleh yang ibu itu katakan.

Padahal ....

Ibu itu hanya menjelaskan pada anaknya yang bertanya kenapa ia tak boleh makan daging babi. Dalam lingkup internal, sesuai kaidah dan aturan Islam karena ibu dan anak ini beragama Islam.

Lalu kenapa keluarga yang memakan babi itu tersinggung?

Benarkan ibu anak itu yang menyinggung, atau keluarga yang memakan babi itu yang GR dan jadi mudah tersinggung?

Meski aturan soal babi ini berseberangan, tapi untukmu ajaranmu, untukku ajaranku, kan?

🍀🍀🍀🍀🍀

Suatu hari, di sebuah pengajian rutin keluarga Hj. Yetty yang terbatas hanya dihadiri dan diperuntukkan untuk anggota keluarga Hj. Yetty, keponakan Hj. Yetty bertanya pada ustad yang memberikan ceramah.

"Ustad. Saya kan pedagang. Boleh nggak sih saya naruh patung kucing yang tangannya bergerak-gerak itu di depan toko biar toko saya laris? Katanya kan patung kucing itu mendatangkan rejeki."

Sang ustad menjawab,

"Tidak boleh. Syirik itu namanya. Percaya bahwa benda-benda tertentu punya kekuatan mendatangkan rezeki adalah bentuk kesyirikan, karena hanya Allah yang bisa mendatangkan rezeki bagi kita."

Rupanya, salah satu anggota pengajian merekam sesi tanya jawab itu, lalu mengunggahnya di story Whatsapp. Lalu story itu discreeenrecord (direkam) ulang oleh orang lain yang menonton story-nya dan disebarkan.

Tetangga sebelah rumah Hj. Yetty yang punya toko kelontong dengan patung kucing melambai seketika marah. Ia bahkan ingin melaporkan ustad yang mengisi ceramah karena dianggap menghina kepercayaannya soal patung kucing.

Baginya patung kucing melambai ini serupa pusaka yang bisa mendatangkan rezeki. Simbol kemakmuran dan banyaknya rezeki.

Padahal ....

Ustad itu hanya menjelaskan pada ponakan Hj. Yetty yang bertanya kenapa ia tak boleh memasang patung kucing melambai. Dalam lingkup internal (hanya dihadiri oleh pemeluk agama Islam) sesuai kaidah dan aturan Islam karena mereka beragama Islam.

Lalu kenapa tetangga Hj. Yetty itu tersinggung?

Benarkan ustad itu menyinggung, atau tetangga Hj. Yetty yang asal pundung? 

Meski aturan soal patung kucing melambai ini berseberangan, tapi untukmu ajaranmu, untukku ajaranku, kan?

🍀🍀🍀🍀🍀

Suatu pagi di hari Minggu, seorang gadis berhijab merah muda tampak santai menonton TV. Berkali-kali jemarinya memencet remot, mencari channel yang ia ingini.

Tapi kemudian, ada acara siraman rohani khusus umat salah satu agama di salah satu stasiun TV. Penasaran, gadis itu menontonnya.

Sepanjang menonton, dadanya mendadak sesak bak dihimpit beras berton-ton. Wajahnya memerah menahan amarah.

Bagaimana tidak. Narasi keagamaan yang pemuka agama itu sampaikan sungguh tegas dan sangat bertentangan dengan ajaran Islam.

Di satu titik, ia benar-benar merasa Islam dinistakan, apalagi saat ia mendengar jika konsep ketuhanan yang pemuka agama itu sampaikan sangat berseberangan dengan yang ia yakini.

Lalu apa tadi?
Domba tersesat?
Pemuka agama di TV itu sungguh jahat! Begitu pikir gadis itu.

Sang gadis sakit hati. Merasa tak terima agamanya dinistakan seperti ini.

Padahal ....

Pemuka agama itu hanya menjelaskan pada jemaahnya tentang ajaran mereka. Dalam lingkup internal, sesuai kaidah dan aturan agama mereka.

Memang disiarkan di televisi, tapi segmennya jelas. Siraman Rohani Khusus umat X.

Lalu kenapa gadis berhijab tadi tersinggung?

Benarkan pemuka agama itu yang  keterlaluan, atau si gadis yang bapernya nggak ketulungan?

Meski aturan soal konsep ketuhanan ini berseberangan, tapi untukmu ajaranmu, untukku ajaranku, kan?

🍀🍀🍀🍀🍀

Ada banyak agama di dunia ini. Masing-masing tentu punya ajaran sendiri, yang masing-masing ajaran, bisa jadi berseberangan dengan ajaran di agama lainnya.

Maka ketika sebuah ajaran di agama tertentu tengah disampaikan dalam lingkup internal pemeluk agama itu, mengapa pemeluk agama lain harus merasa terhina dan tak terima karena itu?

Well ... jaman tak lagi tua. Makin hari makin canggih saja. Dunia maya pun makin mudah aksesnya.

Rekaman-rekaman ceramah dan kegiatan keagamaan, tersebar di dunia maya. Jutaan jumlahnya.

Maka ketika kau melihatnya, jangan dulu buru-buru merasa terhina. Lihat dulu pada lingkup apa ceramah keagamaan itu dilontarkan.

Simple-nya, sudah tahu itu video rekaman ceramah khusus umat Islam, kenapa kau yang bukan umat Islam menontonnya? Lalu saat kau baper, si penceramah kau sebut menista.

Sudah tahu itu acara TV siraman rohani khusus umat Kristiani, lalu kenapa kau yang bukan umat Kristiani ikut menontonnya? Lalu saat kau baper, si pemuka agama di acara itu kau sebut menista.

Come on.

Letakkan otak di kepala, jangan di kaki.
Biar kau bisa membedakan antara seorang ibu menasihati anaknya di dalam rumahnya sendiri jika ia tak boleh makan daging babi, dengan seorang ibu yang lantang di tempat umum berteriak, "harrrraaaam makan babi!"

Comments

Popular posts from this blog

jenis-jenis Sistem Transmisi mobil

Kudeta Jokowi Mulai Tercium Oleh Prabowo Subianto

Jumlah rakaat shalat tarawih sesuai tuntunan