Sri sbg Ahli Ekonomi Islam?
SRI, NDANG BALIYO, WIRANG TEMEN URIPMU NOK ?
Oleh : Nasrudin Joha
Sri, ada yang membelamu. Katanya, syariah itu bukan karena tahu tapi karena mau. Bahkan, yang membelamu adalah pembinamu.
Sri, saya tak setuju syariah itu karena mau, bukan karena tahu. Bahkan, tepatnya syariah itu kewajiban, mau tidak mau ya harus diterapkan. Untuk menerapkan, itu butuh tahu. Karena dalam Islam, amal tanpa ilmu itu tak bernilai.
Untuk menunaikan kewajiban, itu ada 'Khitob at Taklif dan Khitob Al Wadli'. Tidak asal mau dan dilakukan. Kabeh ono ilmune Sri.
Contoh : sholat itu taklif hukumnya wajib. Tata caranya, itu rinci. Ada syarat ada rukun. Ada kaifiyah. Ada uzur, mani', rukhsoh, meski hukum asalnya azimah.
Sama seperti riba, itu taklif hukumnya haram. Bahkan, yang dilaknat terhadap riba itu ada banyak, dari pemberi makan, perantaran bahkan hingga yang memakan riba. Kreteria riba, itu termasuk didalamnya nashiah, yakni tambahan selain pokok pinjaman yang telah diperjanjikan.
Jadi riba' itu haram Sri, dan haramnya riba' itu wajib ditinggalkan. Kalau Sri mau, maka Sri harus mengundurkan diri dari Menkeu, karena salah satu sumber APBN itu ditopang melalui hutang ribawi. Kamu tahu ? Kalau belum, saya kasih tahu. Kamu mau ? Kalau mau segera tinggalkan riba.
Tidak cukup sebatas itu Sri, ancaman riba itu luar biasa ngeri. Seperti zinah dengan ibu kandung. Karena kamu denok cah ayu, ancamannya mafhum mokholafahnya berarti seperti Sri zina dengan Bapak Kandung. Menjijikkan bukan ?
Sri, pembinamu Ora mudeng, dengan kritikan publik. Dia, hanya mau berapologi karena telah ikut keliru, menjadikan seorang Sri yang tak paham (maaf, baca: belum paham) dijadikan Ketua Ikatan Ahli Ekonomi Islam.
Itu jelas jadi rasan-rasan publik, masak seorang yang menggawangi pinjaman ribawi untuk menopang APBN diangkat sebagai ketua ahli ekonomi Islam ? Kalau sekedar anggota, mungkin wajar. Karena mau, maka bisa menjadi anggota.
Tapi, kalau mau jadi ketua, apalagi ketua ahli ekonomi Islam, itu syaratnya harus tahu, bahkan harus pakar. Karena, gelarnya mentereng loh Sri, Ketua Ikatan Ahli Ekonomi Islam.
Setidaknya, Sri kudu paham ushul fiqh, terminologi Nasakh, Nasikh dan Mansukh. Hadits Sahih, Hasan hingga Dlo'if. Paham ulumul Qur'an, sehingga paham makna Muhkamat dan Mutasyabihat.
Dalan konteks ekonomi makro, ekonomi negara, salah besar Sri kalau kamu belum tahu jenis-jenis Harta, Berupa Milkiyatul Ammah, Milkiyatul Daulah, hingga Milkiyatul Fardiyah. Karena, pemahaman ini menjadi dasar boleh tidaknya barang atau jasa tertentu itu dikuasai dan dikelola swasta.
Sehingga haram dalam pandangan Islam, harta tambang yang melimpah dikuasai PT Freport, Newmont, Chevron, Toba Group, Bumi Resources, dll. Semua itu terkategori Milkiyatul Ammah yang harus dikelola negara dan menjadi sumber Kas (pemasukan) Negara.
Ya kalau ilmu yang Koe peroleh dari Uncle SAM, semua harta bisa dikuasai individu, karena ilmu kafir yang Koe peroleh itu mengadopsi mahzab liberalisme. Ilmu ekonomi mu itu ekonomi kapitalis yang bertentangan dengan Islam.
Koe, juga wajib memahami bahwa sumber pemasukan negara selain dari jenis harta Milkiyatul Ammah dan Milkiyatul Daulah, juga dari Kharaj, Fa'i, Ghanimah, Usyur, hingga Zakat. Bedanya Sri, harta zakat itu harus ditaruh dalam pos terpisah, tidak bisa dicampur aduk. Seperti sistem APBN Jokowi yang di mix.
Pos zakat, itu dipisah dan didistribusikan hanya kedalam 8 (delapan) asnaf (golongan). Yakni, Fakir, Miskin, Gharim, Mualaf, jihad fi sabilillah, Amil dan Ibnu Sabil.
Kalau ekonomi Islam diterapkan negara, Koe Ga pusing cari kocek dari memalak rakyat. Dari pajak ini hingga itu, dari pajak reguler hingga progresif. Dari cara intensifikasi pajak hingga ekstensifikasi pajak. Koe dimaki banyak orang kalau banyak narik pajak rakyat.
Sri, ya Koe kudu paham itu, itu semua baru minimalis. Yang lebih penting, selain paham Koe kudu taat. Kalau riba itu haram, ya tidak ada kata nanti atau tapi. Ya ditinggalkan.
Kalau belum bisa, ya Ga memaksa, tapi jangan maksa jadi ketua ahli ekonomi Islam. Kan aneh bingit ? Hidup bergelimang riba, tapi menjadi ketua ahli ekonomi Islam. Yo po Ra ?
Walah Sri Sri, Ndang Baliyo Nok. Urip kok Wirang temen yo ? Kalau tidak pulang, ayo ngaji ekonomi Islam Sri. Kalau benar kamu mau, kata pembinamu kamu mau, ayo ngaji ekonomi Islam ? [].
Comments
Post a Comment