ANDA TELAH KEHILANGAN PASUKAN ANDA, JENDERAL !!!

ANDA TELAH KEHILANGAN PASUKAN ANDA, JENDERAL !!!
by Yogie W. Abarri


Seorang komandan yang suka menggeser tanggung jawab dan tega mengorbankan bawahannya untuk kepentingan pribadinya (misalnya untuk menjilat atau cari muka ke majikannya), itu adalah komandan yang paling dibenci oleh prajuritnya.

Kelakuan pengecut dan tak ksatria yang seperti itu sebenarnya bukan hanya dibenci oleh para prajurit.
Bukan hanya dianggap najis oleh kalangan militer. Melainkan juga dinilai menjijikkan oleh seluruh umat manusia.

Hanya satu kaum yang sangat identik dengan sifat tak jantan seperti itu. Yaitu kaum Yahudi.
Kaum yang saking hinanya, dulu sebagian dari mereka pernah sampai Allah SWT jadikan babi dan kera.

Bedanya, bagi kalangan militer, terutama bagi prajurit yang berada di bawah komando tempur, hal tersebut adalah perkara yang sangat sangat sangat diperhatikan.

Prajurit dituntut untuk siap mengorbankan apapun bahkan jiwa dan raganya sekalipun, demi sesuatu yang lebih penting.
Yang tingkat kepentingannya jauh lebih besar daripada kepentingan dirinya sendiri.
Kepentingan negara dan rakyat, misalnya.

Kehilangan nyawa saja mereka siap, apalagi hanya sekedar kehilangan muka.
Mereka takkan keberatan dipersalahkan walaupun aslinya mereka tak salah, bila itu adalah demi menyelamatkan kehormatan yang lebih agung daripada kehormatan dirinya sendiri. Kehormatan negara, misalnya.

Itulah yang mereka sebut sebagai... sikap ksatria.

Mereka adalah manusia² ksatria, yang mencintai perilaku ksatria, dan menghormati para ksatria.

Sehingga, cara untuk mengambil hati kelompok yang seperti ini sebenarnya mudah saja.
Bersikaplah Anda sebagaimana layaknya para ksatria, maka mereka pun akan mencintai Anda.
Tunjukkanlah bahwa Anda juga rela mempertaruhkan kehormatan Anda demi menjunjung tinggi kehormatan negara, maka mereka pun akan menyerahkan hati mereka kepada Anda.


👉 Dalamnya Hati Siapa Tahu

Coretan saya ini tak ada kaitannya dengan Dandim Kendari yang kabarnya dipecat oleh atasannya itu.
Ini hanyalah nasihat lepas kepada para komandan, agar bersikap baik kepada prajurit mereka.

Karena kalau sampai ada komandan yang nekat mengorbankan prajuritnya demi kepentingan pribadinya, ataupun demi kepentingan mertuanya yang jadi terganggu upayanya untuk memasukkan TKA China ke wilayah itu... maka bersiaplah.

Sekali Anda melakukan itu, maka akibatnya Anda akan kehilangan pasukan Anda.

Bawahan yang Anda persalahkan itu memang takkan menolak. Karena mereka sudah terlatih untuk tunduk, baik suka maupun tidak.

Bibir mereka pasti akan mengatakan ikhlas dan rela. Tapi hati takkan bisa membohongi dirinya sendiri. Hatinya sudah bukan milik Anda lagi.

Apalagi bila penghinaan yang Anda berikan itu Anda lakukan secara terbuka. Prajurit lain akan mencatat perilaku Anda itu.

Bila bisa memilih, jelas takkan ada lagi prajurit yang sudi bertempur di bawah komando Anda, manusia hina yang tega menumbalkan anak buahnya.
Bila tak bisa memilih, yakinlah mereka akan bertempur tanpa hati. Hati mereka semua sudah bukan milik Anda lagi.

Anda telah kehilangan pasukan Anda, Jenderal.


👉 Kalah Sebelum Bertanding

Suka atau tidak suka, setuju atau tidak setuju, saat ini kita jelas sudah berada di penghujung fase keempat.
Berpindahnya Ummat Islam kepada fase kelima, yaitu tegaknya kembali Khilafah yang berjalan di atas manhaj nubuwwah, sudah di depan mata.

Tahukah Anda Jenderal, situasi apa yang akan menyertai tegaknya Khilafah tersebut?
Ummat (melalui simpul² mereka) akan duduk bersama untuk menentukan siapa yang akan mereka bai'at untuk menjadi Khalifah.

Pasca itu, yang terjadi adalah massifnya seruan pengalihan ketaatan kepada Khalifah dan sekaligus mengabaikan yang selain Khalifah.

Anda membenci Khilafah, Jenderal?
Silakan.
Tapi jangan Anda kira di dalam tubuh militer tak ada jenderal² lain yang justru merindukan Khilafah.
Yang netral dan siap membela apapun yang rakyat inginkan, itu bahkan pasti buuuanyak sekali.

Anda membenci Khilafah, Jenderal?
Silakan.
Dan ketika Khilafah tegak kelak, Anda ingin memeranginya, Jenderal?
Silakan. Bila memang masih ada prajurit yang mau bertempur di bawah perintah Anda.


👉 Allah-lah Sebaik² Pembuat Rencana

Tegaknya Khilafah itu murni adalah pertolongan Allah SWT.
Itu adalah urusan Allah, dan kita sebatas hanya menjalankan bagian kita saja, yaitu menjalani apa yang Allah perintahkan dan telah dicontohkan oleh RasuluLLah SAW.

Namun adalah menakjubkan melihat bagaimana cara Allah merealisasikan urusanNya.

Lihatlah apa yang dilakukan oleh HTI dalam rangka ingin mensosialisasikan al-Liwa dan ar-Rayah (bendera tauhid) kepada Ummat.
Rangkaian kegiatan bertajuk Mapara (Masirah Panji RasuluLLah) pun direncanakan di seluruh daerah.

Tapi rupanya Allah punya rencana lain.

Yang terjadi, persekusi kegiatan pun berlangsung disana sini. Bahkan badan hukum HTI pun dicabut.
Ajaibnya, ternyata itu membuat diskursus bendera HTI vs bendera tauhid menjadi membumbung tinggi.

Tanpa disadari, itu membuat Ummat jadi paham tentang bendera tauhid.
Sehingga ketika kemudian disempurnakan dengan terjadinya insiden pembakaran bendera tauhid di Garut, maka menjadi pecahlah urusannya.

Ummat pun bangkit berdiri melakukan pembelaan terhadap bendera tauhid. Dengan skala pembelaan yang sangat massif. Yang bahkan bisa jadi belum tentu bisa dicapai oleh HTI, sekalipun misalnya kegiatan Mapara-nya sukses semua.

Allah SWT tahu cara menyelesaikan urusanNya, dengan cara yang mungkin sedikitpun tak terbayang oleh kita sebelumnya.

Selangkah lagi menuju tegaknya Khilafah, bukan hanya opini umum terkait Khilafah saja yang dibutuhkan.
Putusnya loyalitas para prajurit kepada jenderal² pembenci Khilafah itu juga perlu mulai terjadi.

Bagaimana cara Allah merealisasikan urusan ini? Entahlah.
Tapi kita tak perlu heran bila ke depan kita akan saksikan munculnya jenderal² pembenci Khilafah yang melakukan blunder².

Dengan secara zhalim memecat kolonel atau sersan, misalnya.
Atau blunder² lain yang membuat jenderal pembenci Khilafah itu akan kehilangan loyalitas dari prajuritnya.

Maka ketika tiba saatnya pertolongan Allah tiba kelak, kita akan saksikan pula jenderal² pembenci Khilafah itu telah kehilangan pasukannya sehingga bahkan telah kalah sebelum bertanding.
Kemudian dibarengi dengan munculnya "Jenderal" Sa'ad bin Muadz jaman now.

Serahkan saja urusan itu pada Allah, dan kita jalankan saja apa yang menjadi bagian kita. []


CEK CORETAN LAINNYA DI
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=148111479098347&id=100016984876409

TELEGRAM BACKUP @bukangoresanpena

Comments

Popular posts from this blog

jenis-jenis Sistem Transmisi mobil

Kudeta Jokowi Mulai Tercium Oleh Prabowo Subianto

Jumlah rakaat shalat tarawih sesuai tuntunan