Bersatunya elite, akhir radikalisme?

Bersatunya Elite
(Politik)

By Babo EJB

Minggu lalu SBY dan Prabowo datang ke Istana. Entah apa yang dibicarakan sesungguhnya. Namun sekeras apapun sikap PS terhadap kelompok Jokowi. Sekaku apapun sikap SBY terhadap Jokowi, pada akhirnya kedua tokoh penentu stabilitas politik negeri ini bisa bersikap sama “Akan mendukung Jokowi dan menyerahkan apapun langkah terbaik yang dilakukan Jokowi. Hak prerogatif presiden dalam memilih anggota Kabinet harus dihormati” kira kira begitu sikap mereka dan diaminkan oleh semua elite partai.

Waktu bertemu dengan teman yang berprofesi sebagai konsultan Global strategi, ada yang menarik dengan apa yang dia ungkapkan “reorientasi politik untuk menjustifikasi kebijakan nasional dalam menghadapi ancaman krisis ekonomi”.

Sejak awal tahun, saya sudah mendengar dari teman teman pengusaha, termasuk direksi BUMN bahwa likuiditas semakin sulit. Walau Dana Pihak Ketiga di bank sangat besar, itu tidak lagi jadi mesin yang likuid untuk melakukan ekspansi dunia usaha. Bisa jadi sebagian besar kredit yang sudah disalurkan tidak menciptakan arus kas balik ke bank. Karena pasar menyusut akibat pengaruh perang dagang China - AS. Banyak perusahaan yang punya value tinggi, gagal melakukan penggalangan dana melalui bursa. Banyak skema debt to equity SWAP, dinilai sangat rendah oleh investor, bahkan tidak dilirik.

Hantu yang paling ditakuti dunia usaha dan negara adalah ancaman likuiditas. Maklum, pertumbuhan kebutuhan ekonomi dan sosial lebih cepat daripada pertumbuhan laba. Mau tidak mau, untuk menciptakan keseimbangan ekonomi maka jalan berhutang adalah keniscayaan.

Ini adalah paradox dari sistem kapitalisme yang bertumpu kepada growth, yang sampai kapanpun tidak akan tercapai keseimbangan, dan karenanya semua negara dan dunia usaha terjebak dalam putaran hutang yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Sementara 90% uang yang ada di dunia sekarang berada di brankas private investor, bukan negara dan bukan institusi.

Ketika krisis terjadi maka investor tidak lagi tertarik dengan prospektif laba. Tidak lagi tertarik dengan future value. Tidak lagi tertarik dengan yield yang tinggi. Mereka lebih mengutamakan keamanan investasi. Keamanan investasi adalah soal country risk. Negara yang tidak stabil politiknya akan dijauhi oleh investor. Maka surat utang negara maupun surat utang korporat akan semakin tinggi CDS nya. Semakin kehilangan minat dari pasar uang. Hanya masalah waktu lonceng kematian akan berdentang. Itu sebabnya serangan Turki ke Suriah terhadap Pasukan kurdi, di cuekin oleh AS. Amerika lebih memilih keamanan dalam negeri, dengan mengurangi anggaran perang dan focus menjaga kenyamanan pasar uang. Itu sebabnya para elite Turki mendukung kebijakan Erdogan menjalin aliansi permanen dengan Rusia dan China.

Keberadaan radikalisme dan separatisme tidak bisa di lepaskan dari peran elite politik dalam seni mengelola komplik untuk mendapatkan posisi tawar.  Apabila deal terjadi, radikalisme dan separatisme akan hilang dengan mudah. Apa deal itu? soal kekuasaan dan sharing power. Keadaan itu akan selalu terjadi tarik menarik dan politik terkesan gaduh. Namun kalau sudah menyangkut ancaman krisis ekonomi, semua bersatu. Melepaskan kepentingan golongan untuk bersatu mencari solusi agar ekonomi stabil dan politik jadi sebuah pesta makan malam.

Radikalisme dan separatisme akan di removed dengan cepat. Semua focus kepada ekonomi. Economy does not consist in saving the coal, but in using the time while it burns. Economy is the art of making the most of life. The love of economy is the root of all virtue. Economy is half the battle of life; it is not so hard to earn money as to spend it well.

Comments

Popular posts from this blog

jenis-jenis Sistem Transmisi mobil

Kudeta Jokowi Mulai Tercium Oleh Prabowo Subianto

Jumlah rakaat shalat tarawih sesuai tuntunan