Warning, Warung Serba Ada di Bali

Ini ts dapat copy dari group wa. Benarkah seperti itu?.. bagaimana tanggapan semeton  Bali. Ini ty copas :

WASPADAI!!!!!! WARUNG SERBA ADA YANG MIRIP WARUNG KELONTONG  BEROPERASI 24 JAM DI SEKITAR SAMETON, INI BUKAN DILAKUKAN OLEH SAMETON.

Jika suatu saat Sameton bertemu warung lengkap (serba ada), beroperasi 24 jam di lingkungan sekitar Sameton, cobalah tanyakan siapa yang mengelola, siapa yang punya? Banyak dari kita  cuek dan acuh tak acuh dengan keadaan sekitar ini. Banyak alasan: uang, toleransi, ekonomi, kemudahan, serba ada, harga murah, persaingan wajar, dsb. Jangan salah! Kalau seperti itu sikap Sameton, berarti Sameton sudah tak peduli dengan Bali lagi. Kenapa? Warung seperti itu sejatinya bukan sekadar warung, tapi telah menyerang kita dari sisi ekonomi dan pertumbuhan penduduk pendatang yang punya agenda "menguasai dengan jumlah".

Sudah ada ribuan tempat seperti ini di seluruh Bali. Mulai dari Denpasar, Badung dan Gianyar. Didanani oleh Bank Syariah melalui Koperasi Syariah. Menjual kebutuhan lengkap sampai ke pembayaran online dan pulsa, BBM, sembako, gas, dsb. Beroperasi 24 jam, dijaga oleh 2 orang suami istri. Anak-anak mereka dititip di Panti Asuhan yang didanai oleh CSR usaha syariah di Bali.

Modal suntikan mereka dari Rp 100-150 juta. Menyasar sebanyak mungkin wilayah Bali. Dan memanfaatkan ruko-ruko kecil yang kontraknya di bawah Rp 15 juta per tahun.

Tak ada satu desa adat pun yang "ngeh* dengan serangan "berkedok usaha kecil" ini. Satu himbauan kami: "Matikan usaha ini", hindari dan tolak berbelanja di sini. Sebarluaskan.

Dan jangan beri tempat mereka di mana pun. Berapa pun mereka akan mau kontrak tempat kita: TOLAK, karena dana besar dan skenario proyek penghancuran besar Bali ada di belakang mereka. Sekarang, 1 kursi Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI telah direbut akibat kita sesama Sameton Bali lengah dan lengeh, belog ajum, ajum-ajuman, dan demen ajum. Nanti, kalau jumlah mereka sudah semakin banyak di Bali, kursi-kursi DPR bahkan Kepala Daerah pun direbut. Sumber-sumber ekonomi dikuasai. Dan, kita Sameton Bali, hanya jadi pecundang di kandang. Ndak takut kapongor Leluhur akibat bersikap cuek, "tusing pati rungu" dengan masa depan tanah, adat, budaya Bali dan agama Hindu?

Waspada!!!! Infokan ke Sameton terdekat kita masing-masing. Mulai dari sekarang juga: BERHENTI BELANJA DI BUKAN MILIK SAMETON BALI-HINDU.

https://m.facebook.com/groups/1965645696859144?view=permalink&id=2362037493886627

Comments

Popular posts from this blog

jenis-jenis Sistem Transmisi mobil

Kudeta Jokowi Mulai Tercium Oleh Prabowo Subianto

Jumlah rakaat shalat tarawih sesuai tuntunan