Hentikan kedunguan penguasa
_*DIPAKSA MENELAN MENTAH LOGIKA DUNGU*_
Oleh : _Nasrudin Joha_
Kita dipaksa memamah dan menelan mentah-mentah logika dungu yang sama sekali tak mampu dicerna oleh akal. Kita diminta percaya pada narasi, tapi diminta meninggalkan fakta kongkrit.
Kekuasaan sedang terus memproduksi kedustaan untuk menutupi kegagalannya. Kekuasan, terus menyihir rakyat agar lebih percaya pada narasi opini ketimbang rasa sesak dan tertindas yang nyata dialami.
Kita, dipaksa percaya bahwa enam orang bersenjata ketapel akan mampu menggagalkan pesta pelantikan Presiden yang dijaga 31 ribu aparat, komplit dengan peralatan dan persenjataan. Kita diminta taklid dan percaya 1000 %, bahwa bendera tauhid ada hubungannya dengan upaya menggagalkan pelantikan Presiden.
Kita, dipaksa tunduk pada narasi jari kelingking yang cidera dengan ancaman radikalisme. Sementara, kita diminta mengabaikan korban Wamena, mereka yang mati terbakar, mati setelah diperkosa, sebagai kejadian biasa.
31 ribu Tentara dan polisi dipamerkan untuk menjaga kekuasan Jokowi, tapi tak seorang pun diminta untuk memuntahkan peluru untuk melindungi Wamena. Tentara di Papua hanya dijadikan tumbal, diminta mengamankan tanpa dipersenjatai.
Kita diminta percaya 'sihir 2045' tentang pendapatan rakyat yang besarnya 27 juta per bulan. Melupakan realitas gaji rakyat saat ini yang tak sampai 3 juta, padahal beban hidup nyata beratnya.
Kita diminta percaya pada janji 'tidak akan ingkar janji lagi' padahal selama ini parade kedustaan begitu nyata. Hingga septic tank pun protes, untuk menunjukan aib dan bau busuk rezim.
Sementara partai mengeluh, tidak ada yang mau beroposisi karena khawatir mengambil jatah menteri. Mereka, berikrar menjadi oposisi jika tak kebagian kursi.
Sudahlah ! Tak perlu khawatir, kami rakyat yang akan menjadi oposisi. Kami, yang akan mengontrol jalannya kekuasan. Sementara kalian, silahkan cakar-cakaran rebutan jatah kekuasaan.
Kedunguan ini harus segera diobati, diakhiri. Entah apa yang merasukimu, wahai penguasa. Kalian tak pernah mikir, bahwa jabatan kedudukan harta dan semua yang kalian banggakan itu berasal dari keringat rakyat.
Entah apa yang merasukimu wahai penguasa, sehingga kalian tega berpesta pora diatas bangkai penderitaan rakyat. Diatas tumpukan tulang belulang dan bau amis darah rakyat. Dasar dungu ! [].
Comments
Post a Comment