Tentang menteri Susi

DIA PULANG KE PANGANDARAN

Sejatinya penulis sudah bisa menduga bila Susi Pudjiastuti tidak akan melanjutkan perjuangan menyelamatkan laut Indonesia yang memiliki potensi luar biasa. Bukan hanya persoalan ikan, akan tetapi masalah rumput laut, serta keamanan dan pencurian ikan dari kapal-kapal asing yang telah merugikan Indonesia hingga ratusan trilliun rupiah.

Tapi penulis terus berharap adanya kejutan yang tiba-tiba di hari pengumuman ia datang berbaju batik. Mata ini terus tak hentinya mengamati tamu undangan yang datang ke istana. Namun hingga detik-detik diumumkan tetap tak nampak juga. Ada rasa kehilangan yang teramat sangat yang mungkin dirasakan pula oleh banyak sahabat FB.

Sebenarnya saat di periode pertama pun si Ratu Pantai Selatan ini sempat akan mengundurkan diri, namun karena rasa hormatnya kepada sang presiden, hal itu ia urungkan, dan tetap melakukan pembenahan dengan cara yang tak biasa. Karena Jokowi memang membutuhkan orang gila yang bisa melakukan perubahan besar.

Tapi tidak untuk kali ini, karena sejak sosok menteri paling hangat ini menggambarkan seolah ingin fokus pada keluarga dan usahanya, itu isarat penolakan secara halus yang lalu dipahami oleh sang presiden untuk tidak menelepon malam hari agar ke istana mengenakan kemeja warna putih. Terlebih kinerja Susi selama ini merasa direcokin oleh institusi atau pihak-pihak tertentu, utamanya di dua tahun terakhir ini.

Mungkin penulis dan masih banyak diluaran sana yang kecewa dan sedih harus ditinggal sosok luar biasa yang tidak pernah neka neko, berjiwa merdeka, dan sama sekali tidak sok pejabat. Tapi setidaknya ia telah meletakan landasan kuat akan cara mengurus laut yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia ini.

Bila di era menteri nyentrik ini bisa terus meningkatkan pendapatan nelayan kecil, lalu meningkat export ikan hingga tahun ini mencapai 8,9 ribu ton, dan menjadi pengexport tuna terbesar di dunia, maka sang penerus diharapkan mampu membuktikan bisa lebih baik, atau minimal sama. Sehingga apa yang menjadi serangan selama kontestasi, bukan sekedar retorika atau omdo. Karena Susi sudah membuktikan banyak hal, terlepas adanya kekurangan di sektor lainnya yang justru kini harus bisa ia tutupi.

Masalah regulasi atau perijinan harus menjadi prioritas utama. Kemudian kesenjangan dengan para pengusaha di bidang kelautan yang terkesan terputus atau menjadi jauh, utamanya peningkatan sinergitas pengusaha kecil, karena semua komponen bangsa memiliki tugas dan kewajiban yang sama.

"Terima kasih Srikandi Laut-ku atas semua perubahan ini, InsyaAllah sekali waktu kami akan berkunjung ke Pangandaran untuk mencicipi Lobster, agar kami pun bisa seperti anggota dewan yang hobby makan Lobster."

Oleh: Wahyu Sutono

Salam Bahari untuk NKRI Gemilang 🇲🇨🇲🇨

Comments

Popular posts from this blog

jenis-jenis Sistem Transmisi mobil

Kudeta Jokowi Mulai Tercium Oleh Prabowo Subianto

Jumlah rakaat shalat tarawih sesuai tuntunan