Saatnya bebersih BUMN
BUMN Dalam Cengkraman Elite.
(Politik dan Bisnis)
By Babo EJB
Tahukah anda bahwa total Asset BUMN mencapai Rp 8.092 Triliun. Bayangkanlah sumber daya aset sebesar itu, kalaulah 2% saja mengalir setiap tahunnya ke elite politik melalui suap, bisnis rente yang memeras, konspirasi, atau apalah, maka jumlahnya bisa mencapai Rp. 16 triliun. Apa mungkin hanya 2%?. Tentu angkanya akan lebih besar lagi.
Itu sebabnya menyentuh BUMN itu sama saja menyentuh pundi pundi elite Politik. Butuh kekuatan besar dan nyali besar untuk membenahi BUMN. Mengapa? karena yang terlibat itu elite politik dari lingkaran Partai, TNI, Ormas, dan masih banyak lagi termasuk broker dan pengusaha rente. Mereka jadi jaringan yang smart dan licin untuk membuat BUMN sebagai sumber daya keuangan bagi kepentingan kelompok dan pribadinya.
Bukan rahasia umum bila banyak karyawan BUMN yang terpapar politik identitas. Mereka tidak memilih Jokowi dan secara diam diam mendukung 02. Secara politik , itu hak mereka menentukan pilihan politiknya. Dalam sistem demokrasi itu syah syah saja. Tapi kalau mereka tidak memilih Jokowi dan akhirnya Jokowi menang, mereka seharusnya menunjukan kapasitas dirinya sebagai orang beragama yang sudah terlanjur cinta dengan politisasi agama.
Apa itu? Anti korupsi dan bekerja sebagai dasar ibadah sebagai ujud akhlak. Yang jadi masalah adalah belakangan ini satu demi satu kebobrokan BUMN mulai tersingkap. Bahkan Serikat pekerja pertamina yang katanya pendukung 212 menjatuhkan Ahok ternyata bukan orang bersih seperti nilai agama yang dia perjuangkan.
Sebetulnya indikasi pembersihan BUMN itu sudah ada dan akan dilakukan Jokowi sebelum Pilpres. Hampir semua pejabat BUMN dan karyawan BUMN tahu itu. Karenanya tidak salah bila pilihan politik kebanyakan karyawan BUMN bukan kepada Jokowi tetapi kepada PS. Kalau mereka merasa nyaman dengan PS, bukan karena PS hebat tetapi karena di belakang PS ada ormas islam tempat mereka bernaung.
Keyakinan memilih 02 adalah cara menyelamatkan diri dari reformasi BUMN yang bisa membuat priok nasi mereka terbalik. Sementara para elite pendukung status quo juga sadar bahwa akses politik mereka kepada BUMN akan dibonsai di periode kedua Jokowi. Makanya mereka membangun koalisi dengan PKS untuk menjadi pressure group yang efektif atas nama agama.
Proses pembangunan tidak bisa berhenti. Kita tidak bisa menanti BUMN bersih, baru kemudian pembangunan dilaksanakan. BUMN tetap harus di garis depan dalam pembangunan nasional. Apalagi Asset BUMN itu 80% dari GNP kita. Besar sekali sumber dayanya. Karenanya proses pembersihan harus sama focusnya dengan penugasannya.
Semakin besar peran BUMN dalam ekonomi nasional semakin besar pengawasannya secara hukum dan moral. Jokowi engga perlu terkesima dengan kehebatan direksi BUMN. Itu bukan hal yang luar biasa. Karena sudah sepatutnya mereka hebat. Mereka dibayar engga murah. Kalau mereka melanggar dan rendah kinerja, sikat aja. Masih banyak anak bangsa yang mampu dan siap menerima tugas.
Kini Tuhan membuka jalan Jokowi untuk melakukan perubahan BUMN. Kita harus mengawal proses reformasi BUMN ini. Karena 2/3 GNP kita ada di sini. Focus kemari sama dengan menyelamatkan 2/3 sumber daya nasional untuk anak cucu kita.
Yang salah, kita kritik dengan memberikan masukan positip, yang benar kita apresiasi. Jadi pak Jokowi, do it now ! What are you waiting for?. Mengapa? waktu berjalan terus dan tikus terus mengerat tiada henti, pagi siang dan sore.
Sehari terlambat, tidak sedikit sumberdaya hilang sementara resesi didepan mata. Semoga Tuhan memberikan kekuatan kepada bapak mengemban amanah. Amin.
Comments
Post a Comment