Dalil ket mbiyen
KET MBIYEN (SEJAK DULU)
by Yogie W. Abarri
Dalam Bahasa Jawa... "Jadi kalo ada yang njaga gereja, atau mbawa tumpeng ke gereja, tak perlu dipermasalahkan."
"Karena di Indonesia ini, ket mbiyen (sejak dulu) intinya adalah kerukunan beragama."
Dalil "ket mbiyen" ini tampaknya kini semakin sering dipakai sebagai dalil oleh kaum liberal dan kalangan munafiq yang mengikutinya, setelah tak ada lagi dalil lain yang bisa mereka ajukan.
Ini adalah dalil yang sangat absurd (konyol) karena sangat mudah sekali mematahkannya.
Karena bila dalil "ket mbiyen" itu memang benar layak dipakai, tak akan ada Islam disini. Karena saat walisongo datang ke Tanah Jawa, lebih "ket mbiyen" nya lagi, penduduk sudah biasa menyembah berhala dan berpakaian semi telanjang.
Bahkan Islam pun juga tak akan ada dimanapun di dunia ini. Karena saat dulu Muhammad SAW diutus sebagai Rasul, penduduk Jazirah Arab juga "ket mbiyen" sudah punya keyakinannya sendiri.
Lagian, apa pula hubungannya urusan muslim bawa tumpeng ke gereja kok dikaitkan dengan kerukunan beragama?
Si Munafiq itu tampaknya sengaja ingin menggiring opini bahwa kerukunan beragama itu ya seperti itu.
Padahal yang dia contohkan itu bukanlah kerukunan beragama. Melainkan sinkretisme alias mencampuradukkan agama.
Karena yang namanya kerukunan beragama itu adalah sikap saling membiarkan (tak mengganggu) pemeluk agama lain yang sedang melaksanakan keyakinan agamanya.
"Lakum dïnukum wa liyadïn (bagimu agamamu, bagiku agamaku)."
Begitulah kerukunan beragama yang RasuluLLah SAW ajarkan. Yaitu saling membiarkan (alias tidak saling mengusik).
Jadi, siapakah yang akan Anda ikuti?
Allah dan RasulNya?
Atau Si Munafiq itu? []
CEK CORETAN LAINNYA DI
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=148111479098347&id=100016984876409
TELEGRAM BACKUP @bukangoresanpena
Comments
Post a Comment