Menyelamatkan Rakyat atau Investasi???
MENYELAMATKAN RAKYAT ATAU INVESTASI ?
"Dan yang paling tragis adalah sikap menuduh seseorang yang menyebarkan info tentang corona sebagai menyebar berita hoaks,"
- Din Syamsudin -
Beredar video berdurasi 58 detik dan menyebar ke mana-mana pada Minggu malam (15/3). Video itu menyorot pintu kedatangan di Bandara Haluoleo, Sulawesi Tenggara yang dilewati puluhan orang berwajah China, bermasker dan menggeret tas atau koper.
Ada suara dalam video itu, diduga si perekam. "Satu pesawat, corona semua dateng, luar biasa, Bandara Haluoleo," kata si perekam. Terdengar juga suara lain, diduga rekan si perekam, "Corona lagi, corona, wuah satu pesawat corona semua...".
Polisi bergerak sangat cepat mengusut siapa di balik viralnya video itu. Menurut polisi, video itu "meresahkan" masyarakat. Tidak makan waktu lama, polisi meringkus Harjono (39 tahun), warga Desa Onewila, Kecamatan Ranomeeto, Kabupaten Konawe Selatan, Sultra. Dia ditangkap pada hari Minggu itu juga.
Di kantor Direktorat Reserse Kriminal Khusus Kepolisian Daerah Sultra, diapit dua polisi, Harjono menyatakan permintaan maaf sambil terisak. Dia membuat pengakuan salah.
"Saya pembuat rekaman video viral terkait kedatangan warga China di Kendari di mana saya mengomentari 'satu pesawat corona semua'. Hal itu saya ucapkan secara spontan, hanya untuk main-main dan tanpa sengaja atau tanpa mengetahui dampaknya," kata Harjono.
Kapolda Sultra Brigjen Merdisyam langsung turun lapangan mengklarifikasi. Dia mengatakan, yang datang memang Tenaga Kerja Asing (TKA) dari China. Para TKA tersebut berangkat dari Jakarta, dan merupakan TKA lama yang belum pulang ke negara asalnya, China.
"Bahwa benar, mereka adalah TKA yang bekerja di salah satu perusahaan smelter yang ada di Sultra, yang kembali dari memperpanjang visa di Jakarta. Jadi bukan mereka baru datang dari China," kata Merdisyam, Minggu malamnya. Merdisyam juga menjelaskan, sejak kedatangan mereka di Morosi, para TKA itu tidak pernah kembali ke China.
"Selama ini mereka memang tidak kembali ke China. Jadi para TKA tersebut dari Jakarta, mengurus izin kerja dan memperpanjang kontrak di Jakarta, akan kembali ke tempat smelter melalui Bandara Haluoleo Kendari," katanya. Berdasarkan itu, bisa diasumsikan mereka tidak terpapar Corona karena sudah di Indonesia sebelum wabah itu muncul.
Yang mempekerjakan para TKA asal China itu adalah PT Virtue Dragon Nickel Industry (PT VDNI), yang beroperasi di Morosi. External Affairs Manager PT VDNI, Indrayanto, mengatakan terdapat 49 TKA yang bekerja di perusahaannya. Senada dengan Kapolda, Indrayanto menegaskan, para TKA itu baru tiba dari Jakarta setelah mengurus perpanjangan visa kerja.
Sebelum tiba di Kendari, menurut Indrayanto, para TKA itu juga memiliki kondisi sehat dan bebas dari Virus Corona atau Covid-19 setelah menjalani serangkaian pemeriksaan kesehatan di Jakarta sesuai standar WHO. Clear. Mereka dianggap tidak bermasalah. Yang bermasalah, yang menyebar berita kedatangan mereka!
Kapolda sendiri mengeluarkan peringatan keras. "Saya ingatkan jangan membuat hal-hal yang dapat meresahkan masyarakat tanpa ada dasar, karena bisa dikenakan dengan tindak pidana, khususnya UU ITE. Jadi peringatan keras bagi masyarakat, jangan sembarangan meng-upload dan membuat resah masyarakat," tegas Merdisyam.
Anehnya, Kepala Kantor Perwakilan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Sulawesi Tenggara (Sultra), Sofyan, mengeluarkan pernyataan yang BERBEDA dengan apa yang dikatakan Kapolda dan pihak perusahaan. Dia menyatakan, 49 TKA itu bukan TKA lama, tapi TKA yang BARU datang dari China!
Para TKA itu, menurut Sofyan, berangkat dari China, lantas transit di Thailand, sebelum akhirnya tiba di Indonesia. Sofyan menjelaskan kronologinya seperti dikutip Kumparan.
1. Para TKA itu menggunakan visa kunjungan yang diterbitkan pada 14 Januari 2020 di KBRI Beijing untuk kegiatan calon TKA dalam rangka uji coba kemampuan bekerja.
2. Mereka tiba di Thailand pada 29 Februari 2020. Ini diketahui berdasarkan cap tanda masuk Imigrasi Thailand yang tertera pada paspor.
3. Para TKA itu telah dikarantina di Thailand, berdasarkan surat sertifikat kesehatan pemerintah Thailand, sejak 29 Februari-15 Maret 2020. Surat tersebut sudah diverifikasi oleh Perwakilan RI di Bangkok pada 15 Maret 2020.
4. Para TKA keluar dari Thailand pada 15 Maret 2020, dan masuk ke Indonesia via Bandara Soekarno-Hatta.
5. Ada pemeriksaan kesehatan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Bandara Soekarno-Hatta. KKP menerbitkan surat rekomendasi berupa kartu kewaspadaan kesehatan untuk para TKA.
6. Berdasarkan surat rekomendasi KKP itu, maka petugas Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta mengizinkan para TKA itu masuk pada tanggal 15 Maret 2020.
7. Para TKA tersebut langsung terbang ke Kendari, dan tiba di Bandara Haluoleo pada pukul 20.00 WITA, Minggu (15/3). Mereka menggunakan maskapai penerbangan Garuda Indonesia dengan kode penerbangan GA696.
Dokumen para TKA itu sah dan masih berlaku.
8. Sofyan menyebut 49 TKA asal China itu belum menjalani karantina sejak tiba di Indonesia, dan hanya mendapatkan kartu kewaspadaan kesehatan dari KKP Bandara Soekarno Hatta.
Padahal, Sofyan menjelaskan ada Peraturan Menkumham Nomor 7 tahun 2020, pada Pasal 3 Ayat 2, yang mewajibkan seluruh TKA yang tiba di Indonesia harus menjalani karantina selama 14 hari. Jadi, mereka baru masuk hari Minggu saat rekaman dibuat dan ada aturan yang dilanggar!
https://kumparan.com/kendarinesia/fakta-fakta-kedatangan-tka-china-di-kendari-yang-berujung-copot-kapolda-sultra-1t2RQRd6QjS
Masalah ini bisa dilihat secara mikro dan makro. Secara mikro, dipertanyakan, darimana Kapolda mendapatkan info bahwa mereka adalah TKA lama yang datang Jakarta setelah mengurus perpanjangan visa?
Apakah Kapolda mendapatkan info dari pihak perusahaan? Kalau iya, berarti pihak perusahaan memanipulasi informasi sehingga Kapolda tidak mendapat info yang akurat. Ada fakta yang ditutup-tutupi terkait 49 TKA itu karena khawatir dikaitkan dengan isu Corona!
Kalau begitu, bagaimana status Harjono yang merekam dan memviralkan video para TKA? Pemberi peringatan kah? Atau penyebar info palsu? Nyatanya, polisi tidak menahannya. Namun perbuatannya akan "didalami". Namun publik sudah menilai dia tidak bersalah. Tudingan malah diarahkan ke Kapolda di twitter sehingga muncul tagar agar dia mundur.
Secara mikro, ada kebiasaan pihak pemerintah untuk buru2 menilai apa yang disebar masyarakat terkait TKA sebagai hoax. Soal TKA, apalagi asal China, sejak sebelum Corona, adalah isu sensitif bagi pemerintah! Banyak dibantah, tapi lantas muncul "fakta" yang "membantah" bantahan pemerintah itu. Misalnya, soal jumlah TKA China di Indonesia.
Karena itu, kasus Kapolda Sultra ini bisa dilihat secara makro, terkait kebijakan pemerintah soal TKA China. Anda tentu masih ingat pernyataan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan di awal-awal wabah Corona ini merebak.
Dalam sebuah beritanya terkait sikap pemerintaj soal TKA China dan wabah Corona, Tirto membuat berita berjudul "Corona Mereda, Luhut Mau TKA Cina Segera Masuk Lagi ke Indonesia". Bayangkan dengan perspektif saat ini saat wabah Corona makin menggila. Saat itu, pemerintah masih menganggap Indonesia bebas Corona!
Berita itu berisi pernyataan Luhut yang ingin agar tenaga kerja asing (TKA) asal Cina bisa segera kembali ke Indonesia. Luhut bilang, terhambatnya arus balik TKA Cina di Indonesia yang pulang saat imlek memberi dampak negatif ke perekonomian.
“Karena itu sedang kita excercise sekarang ini, apakah nanti pegawai pegawai Tiongkok yang manajer level yang bisa datang, masih dibolehkan datang ke Indonesia setelah mereka dikarantina dua minggu di Tiongkok," kata Luhut pada Kamis, 20 Februari.
Menurut Luhut, selama TKA asal Cina sudah melalui masa karantina 2 minggu, seharusnya mereka diperbolehkan kembali ke Indonesia.
Luhut berdalih tidak ada larangan WHO bagi orang dari Cina yang ingin datang ke Indonesia kecuali Wuhan provinsi Hubei yang menjadi pusat wabah itu.
Luhut juga bilang, saat ini ada sejumlah PROYEK di Indonesia yang sangat bergantung pada TKA asal Cina. Dia menyebut contoh, proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, aktivitas produksi di Morowali, Sulawesi Tengah atau proyek PT Vale Indonesia yang seharusnya sudah bisa jalan beberapa bulan ini tetapi terpaksa tertunda.
https://tirto.id/corona-mereda-luhut-mau-tka-cina-segera-masuk-lagi-ke-indonesia-eAoR
Bagi saya, logika pemerintah seperti Luhut yang sibuk memikirkan investasi dan proyek di tengah kecemasan warga pada penyebaran virus Corona tidak masuk akal.
Bukankah konstitusi menyebut, di Alinea Keempat Pembukaan, tujuan dibentuknya Pemerintah Negata Indonesia adalah untuk "...melindungi segenap bangsa Indonesia..."?
Itu artinya, melindungi warga negara adalah tujuan pemerintah tertinggi. Bukan investasi, apalagi di tengah ancaman wabah seperti ini.
Di saat-saat seperti ini, kedatangan TKA baru di Sultra, wajib dikritisi dan dipertanyakan: pemerintahan ini masih peduli rakyat atau tidak? Patut direnungkan.
- AD -
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=237370287433277&id=100034809227051
Comments
Post a Comment