Hikmah ditutupnya masjidil haram, peduli orang kecil

Setelah berhari2 tak keluar rumah karena lockdown, terpaksa tadi harus ke apotik, saat menunggu obat, tiba2 seorang kakek datang dan mengeluhkan badannya yang pegal2 juga pusing. Lalu petugas apotik menyodorkan vitamin.

Di kakek bertanya, "harganya berapa?"

Setelah dijawab lalu kakek berkata, "yang lainnya saja yg lebih murah nak..."

Makdek hati ini rasanya teriris2 perih sekali (tapi saya tak berani menoleh takut dia malu atau hati saya yang malah malu pd diri ini).

Lalu petugas apotik memberi syirup. Tanpa menanyakan harga lagi kakek itu menjawab: 
"Nopo mboten wonten yang ukurannya lebih kecil? atau yang boleh nebus separuh nak..?"

Ya Allah, ini adalah cambukan terpedih bagi saya yang di sampingnya.

Lalu saya katakan.."Mbah, Njenengan pinarak sj di kursi nanti sama masnya diberi obat yang banyak dan yang paling bagus." 

Setelah sy slesaikan kebutuhannya saya pergi dg hati yang tetap saja terbakar.

Sepanjang perjalanan pulang, mata ini tak lepas dari pemandangan orang2 yang pasrah tanpa senyuman, menunggu rejeki mereka di pinggir jalan yang nyaris sepi tanpa orang, tukang becak, penjual mainan dan kakek2 penjual pisau, saya tahu mereka terpaksa harus keluar walau tahu di luar sudah susah mendapat uang karena tha'un.

Suasana di mobil pun terasa tak enak, kulirik suami yang sedang mengemudi tampaknya dia juga merasakan keprihatinan yang kurasakan. 

Tiba2 dia berkata, "Dik, Ulama2 salaf sering menganjurkan kita membantu dalam masa Taun atau Wabah seperti ini. Malah Ibnu Hajar al Asqolani menulis kitab berjudul:
بذل الماعون في فضل الطاعون 
Badzlul Maa'un  pentingnya mengerahkan segala bantuan utk meringankan orang di kala Thaun/wabah melanda. 
Wes, sekarang turunlah dan hampiri mereka satu2", dia menghentikan mobilnya.

Tapi setelah menghampiri mereka, semakin terbayang kesusahan hidup yang mereka jalani.

kapan covid ini berahir gusti? Mereka yang mengandalkan hidup dari kerja harian tak bisa mencukupi kebutuhan bahkan sakitpun mereka abaikan.

Ah.. andai semua ummat Islam sadar..
pintu Masjidil Haram dan Roudloh Baginda Nabi tertutup, agar manusia mengalihkan uangnya untuk memperhatikan saudaranya yang miskin.

Bandara tertutup tak menerima kita jalan2 agar uang itu untuk membantu sesama.
Mall2 dibatasi waktu dan pengunjung agar kita berhenti berbelanja dan menghambur2kan uang, padahal di samping kita banyak anak2 yatim menangis karena kekurangan.

Memang selama ini kita menyantuni mereka, membantu mereka tapi tak sebesar biaya jalan-jalan kita keluar negeri.
Kita memang memberi uang orang miskin, tapi tak sebesar biaya kita bolak balik umroh.

Saat semua itu tertutup inilah saatnya kita menjalani yang masih terbuka yaitu peduli pada sesama.

Saat peduli pada sesama tertutup berarti kita sudah Mati.

😢😢😢

Repost  Laily Nafis Sufyan

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=2693471730876717&id=100006417481698

#copas (dng bbrp perbaikan penulisan)

Comments

Popular posts from this blog

Tingkatkan Pengetahuan Anda! TAHUKAH ANDA?

Menyambut Ramadhan

Mencampuradukkan ajaran agama lain ke dalam Islam